Share

Tante Muthi

“Tante rasa, lebih baik kamu tinggal di sini saja bersama Tante,” ujar Tante Muthi sambil mengarahkan selang ke perdu-perdu rimbun yang memagari pelataran rumahnya.

Nun tidak berkata apa-apa.

“Kamu takut sama bapakmu?” cecar tante Muthi.

“Bukan begitu, Tante ....”

“Lantas nopo to, Nduk (lantas kenapa, Nak)?”

“Bapak enggak punya siapa-siapa lagi selain Nun. Mana mungkin Nun meninggalkan bapak begitu saja ... dia yang merawat dan membesarkan Nun selama ini, Tante,” tutur Nun.

“Salah ibumu juga sih ... menikah lagi sama orang lain ndak ngabari kami. Lah, kalau Tante sama almarhum kakek-nenekmu tahu, yo pasti kamu ndak akan terlantar seperti sekarang ini, tho,” celoteh tante Muthi.

Entah kenapa, Nun merasa sikap wanita itu berbeda jika mereka sedang berdua. Padahal, jika sedang bersama Kafka dan yang lainnya, sikap dan kata-katanya sangat manis.

“Harusnya bapakmu tahu diri. Dia kan cuma bapak tiri. Lagipula ibumu sudah meni

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status