Share

Part 17

"Tapi Umi, kantukku teramat sangat. Terlalu lemah tubuhku," jawabku.

"Itulah yang mereka harapkan!" Dengan nada keras dan tatapan tajam Umi bicara.

"Baik, Umi. Saya coba terus berzikir," ucapku lirih, sulit sekali menahan kantuk.

Pintu terdengar diketuk-ketuk seperti ada orang yang sedang ketakutan dan membutuhkan pertolongan. Setelah itu terdengar kikikan panjang,. Semua terhenti sejenak dari membaca Al-Quran namun tidak dengan Abah. Umi menatap tajam kearah pintu dan membuatku bergidik. Begitu banyak makhluk astral mengelilingi rumah ini.

"Umi biarkan saya keluar," pintaku.

"Bodoh kamu!" Sopyan menghardikku. Tapi tidak membuat Umi memalingkan pandangannya. Tangannya sedikit bergetar dan keringat dingin muncul di sekitar dahinya.

"Sabar sebentar, Nak Nita. Sopyan taruh bidaranya di sana dan bacakan doa-doa." Umi memberi perintah.

Sopyan dengan cekatan mematuhi perintah Umi. Dari atap terdengar langkah kaki orang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status