Share

Episode 3

Risa semakin takut dengan pemandangan yang iya lihat, kedua matanya terbelalak kaget melihat seutas tali yang masi terpasang di langit-langit kamar bekas gantung diri Lisa.iya merasa heran mengapa kamar serta gantungan tali bekas Lisa tidak dibersihkan mamanya.

Seketika tubuhnya merinding, iya melangkah mundur melihat semua itu. Tanpa sengaja tangannya menyenggol sepucuk surat yang ada di atas nakas. Iya meraih surat itu dan memperhatikan nya secara saksama.

"Apa surat ini yang mamanya lisa maksud,"ujarnya. Iya kemudian membuka surat itu lalu membacanya. Surat itu bertuliskan"kau akan menyusulku," Risa terlonjak kaget setelah membaca surat yang ditujukan padanya. Iya merasa heran,mengapa Lisa menulis surat seperti itu untuknya. Tiba-tiba semua benda yang ada di dalam kamar itu bergerak dan melayang di udara. Risa tertegun melihat semua itu. Dengan panik, Iya memutar diri hendak keluar dari kamar tersebut. Tiba-tiba Iya dikejutkan dengan sosok wanita yang sangat menyeramkan berdiri tepat di hadapannya. Dengan tali yang masih terikat di leher, sosok hantu wanita itu terlihat sangat menanamkan kebencian kepada dirinya.

"Kyaaaaaaa!!"teriak Risa yang terguncang ketakutan. Iya dengan panik segera berlari keluar dari kamar. Dengan langkah yang pontang-panting, iya dengan cepat menyusuri anak tangga untuk memberitahukan semua kejadian yang barusan ia alami kepada pacar serta teman-temannya.

Sesampainya di bawah, Risa dikejutkan lagi dengan ekspresi semua orang yang diam membisu dan malah menatap aneh dirinya. Iya tidak terlalu mempedulikan hal itu, Iya segera menghampiri Radit dan teman-teman lainnya.

"Adiittt, Ditt tadi di atas ada hantu"kata Risa ngos-ngosan. Adit hanya menatap tajam dirinya, bukan hanya pacarnya, tetapi teman dan semua orang yang ada di situ malah melemparkan tatapan mematikan kepadanya.

"Ka_kalian ke_kenapa?"lirihnya terputus-putus.

"Kau akan menyusulnya"ujar Radit menghadapkan tubuhnya ke arah Risa.

"Dittttt, Raditt, kamu ke_kenapa."

"Kau akan menyusulnya,"teriak Radit yang diikuti semua orang 

"Kau akan menyusulnya," teriak semua orang dengan lantang dan nyaring. Semua orang itu juga dengan aneh berjalan mengelilingi nya sembari meneriakkan kata kata yang sama.

Risa kembali diguncang ketakutan, iya tidak tahu harus berbuat apa. Semua orang telah mengepungnya bahkan pacar serta teman-temannya.

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaa ... " Teriak Risa sembari menutup kedua telinganya.

"Bruuuuuuuuukkkkk."iya kemudian ambruk dan tak sadarkan diri.

**

Keesokan harinya, Pak Darwin sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit. Iya dan istriya langsung bergegas ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari Radit kemarin sore. 

"In Pah makanan dan minumnya," ujar Bu Delia sembari memberikan sebuah rantang berisikan bekal dari bi maya.

"Makasih mah"

Tak lama kemudian, Radit pun datang untuk menjenguk pacarannya yang masih terbaring di rumah sakit. Iya langsung menghampiri kedua orangtua Risa yang hendak melahap sarapan paginya.

"Pagi Tante, om,"Sapa Radit dengan sekeranjang buah di tangannya.

"Pagi Dit,"balas Bu Delia.

"Siapa mah?" Tanya pak Darwin.

"Ini Radit temannya Risa, dia yang kemarin nelpon papa waktu Risa pingsan."jelas Bu Delia.

"Oh kamu yah. Om mau tanya, Risa kok bisa sampai pingsan kemarin. Apa yang terjadi?"

"Saya juga kurang paham Om. kemarin sewaktu risa keluar dari kamar almarhum lisa, dia itu sudah terlihat aneh. dia terus berteriak dan merontah-rontah untuk tidak di dekati. Kami semua bingung mengapa hal ini bisa terjadi"jelas Radit.

"Kok bisa begitu ya pah?"kata Bu Delia cemas.

"Entahlah Mah, papa juga tidak mengerti."

"Ya sudah, masuklah. Barangkali dengan kedatanganmu bisa membuat Risa sadar dari pingsannya sedari kemarin.

"Oh baiklah, Om, Tante." Punkas Radit lalu masuk ke dalam kamar pasien Risa.

Di dalam kamar, Risa masih terbaring lemah dengan jarum infus yang menempel di tangan kirinya.Radit segera menghampirinya, iya meletakkan buah di atas nakas lalu duduk di kursi samping pacarnya.

Dengan penuh perhatian, iya mengelus pucuk kepala wanita yang masi tak sadarkan diri sendari kemarin itu. Tiba-tiba Risa membelalakkan kedua matanya, Radit yang melihat hal itu langsung terkejut hingga tersungkur ke lantai. 

"Riss ... Risa, ka_kau sudah sadar?"tanyanya gugup. Risa yang tadi menatap tajam lurus langit-langit kamar, tiba-tiba memalingkan pandangannya menatap Radit yang sudah bangkit dari jatuhnya. Risa menyengir dengan anehnya hingga memperlihatkan semua gigi depannya.

Radit menelan paksa salivanya lalu berkata dengan sedikit ragu."Riss_Risa ada aa_pa denganmu?"

"Hihihihihihihihi,"balas Risa tertawa histeris. Dari kedua sorot matanya, iya seakan berbeda dari sebelumnya. Radit sedikit takut untuk mendekatinya.

Iya segera keluar untuk memanggil kedua orangtua Risa.

"Om,Risa Om,"ujarnya dengan nada sedikit tinggi. Kedua orang tua yang sedang menyantap perbekalannya langsung berlari menghampiri teriakan itu.

"Kenapa Risa?"tanya pak Darwin sedikit panik.

Radit tidak menggubris pertanyaan itu, iya langsung masuk kembali dengan kedua orang yang tadi di panggilnya. Sementara Risa masi dengan tawanya yang menyeramkan layaknya kuntilanak itu. Kedua orangtuanya panik melihat kondisi anaknya yang baru sadar tetapi kondisinya malah seperti ini.

"Dit panggil dokter!"

"Baik Om." Radit segera berlari keluar untuk meminta pertolongan dari dokter yang merawat Risa. Selang beberapa menit kemudian, Radit datang dengan dokter dan satu orang suster yang mengekor di belakangnya.

"Dok anak saya kenapa?" Tanya pak Darwin antusias.

"Tenang pak, suster berikan obat penenang pada pasien."titah sang dokter. Sementara dirinya melakukan pemeriksaan terhadap Risa.

Bu Delia hanya bisa menangis melihat kondisi anaknya yang seperti itu. Kemarin pagi semuanya masi terlihat normal dan baik-baik saja, namun sekarang anak semata wayangnya itu malah terbaring di ranjang pasien seperti ini. 

"Dok apa sebenarnya yang terjadi kepada putri saya Dok?"tanya pak Darwin.

"Kondisinya baik. Hanya saja, dia mengalami tekanan yang besar sehingga mengalami kejadian yang itu tadi. "Jelas Dokter.

"Saya pamit dulu, masi ada pasien lain yang harus saya periksa",pungkas sang Dokter lalu beranjak pergi.

"Om,Tante, saya pamit dulu. Saya harus segera kembali ke kampus. Besok saya datang lagi."pamit Radit.

"Iya pergilah nak," kata Bu Delia. 

Malam harinya, Bu Delia yang tertidur di kursi sofa samping anaknya,  di bangunkan oleh suara gaduh dari balik pintu kamar. 

"Siapa sih, malam-malam begini. Apa jangan-jangan perawat yah, tapi kok gak langsung masuk aja,"ujarnya penasaran dengan suara ketukan yang sedari tadi hingga membangunkan nya. Bu Delia berjalan ke dekat pintu untuk melihat siapa dibalik semua ini.

Sontak iya membuat pintu kamar dan melihat ternyata tidak ada orang di balik pintu itu.

"Ih siapa sih yang jahil malam-malam begini,"keselnya. Iya melihat suasana di luar kamar terlihat sepi dan tidak ada tanda-tanda pergerakan dari seseorang di sana. Iya hendak melangkahkan kakinya untuk kembali masuk namun tiba-tiba iya merasa ada yang memegang kakinya. Delia memberanikan diri untuk menundukkan kepalanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status