Share

Chapter 45

Aku menahan tangannya agar tidak semakin memperbesar robekan pada dada kirinya. Aku juga tidah tahu kenapa aku sampai melakukan ini kepada orang yang tadi mencoba membunuhku.

Suara tawa keluar dari mulutnya dan diikuti oleh suara batuk. "Biarkan aku mati, Nak," ujarnya dengan suara serak.

Mataku terbelalak setelah mendengar suaranya yang terdengar familier di telingaku. Tangan kiriku langsung memegang topeng putihnya lalu melepaskannya dari mukanya. Tampak wajah yang familier dari balik benda yang menutupi wajahnya.

Topeng itu terlepas dari pegangan tanganku dan jatuh ke permukaan aspal. Mulutku menganga, tetapi tidak mengeluarkan suara.

"Lama tidak jumpa, Trystan," sapa orang yang duduk di hadapanku. Senyuman kecil terpasang pada wajahnya dengan cairan merah yang mengalir keluar dari mulutnya seperti air terjun.

"Kakek Fero ...," ucapku menyebut nama orang yang berada di depanku dengan suara kecil. Perasaanku bercampur aduk, haru karena akhirnya b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status