Share

Chapter 94

"Sial. Aku malah membuat lebih banyak lagi orang kehilangan nyawanya, padahal aku sudah bertekad untuk tidak membunuh lagi," gumamku sambil menutup mataku dengan telapak tanganku.

Air mataku bercucuran menuruni telapak tanganku ke lenganku lalu jatuh ke permukaan tanah yang kering. Itu bukan air mata kesedihan, tetapi rasa bersalah dan kekecewaan terhadap diri sendiri.

"Apa bedanya aku dengan mereka? Mencabut nyawa orang lain semudah membalikkan telapak tangan. Setelah itu, hidup tanpa beban di atas tumpukan mayat," lanjutku sambil tersenyum miris.

Telingaku menangkap bunyi langkah kaki yang mendekat ke arahku. Kuangkat kepalaku yang ditundukkan lalu menolehkannya ke arah darimana bunyi itu terdengar.

Bunyi langkah kaki itu berasal dari supir taksi yang keluar dari persembunyiannya dan menghampiriku.

"Terima kasih," ucapnya. Aku terdiam karena tidak tahu harus berkata apa. 'Kenapa dia berterima kasih kepadaku? Apa yang sudah kulakukan sehingga memb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status