Saat acara sarapan di ruang makan, Michel sengaja menunggu Nathan dan Talia agar bisa berbicara dengan mereka soal kehamilan Diana."Nathan dan Talia nanti pergi sekolah bareng daddy ya." Michel mengajak Nathan dan Talia agar pergi sekolah bersama dengan Michel."Oke, daddy." Serentak Nathan dan Talia yang sedang menikmati sarapan mereka berupa roti selai rasa favorit mereka.Di dalam mobil."Nathan, Talia, daddy ingin tahu perasaan dan pendapat kalian soal ini. Kalian senang gak kalau mommy lahirin adik buat kalian?" Michel bertanya sedikit waspada lalu melihat wajah berpikir kedua anak tersebut."Kalau laki-laki, Nathan senang daddy." Nathan menjawab lebih dulu sedang Talia masih terlihat sedang berpikir."Baiklah, bagaimana dengan kamu, Cantik?" Michel menunggu jawaban Talia."Kenapa mommy harus melahirkan adik lagi, daddy? Kan anak mommy sudah ada 2." Talia tidak langsung menjawab."Kalau Tuhan yang titipin adik bayi ke dalam perut mommy gimana? Talia pasti akan terima kan? Akan s
Semua penumpang bus dari sekolah Ayu mulai turun satu-persatu dan langsung membentuk barisan agar mudah diabsen. Setelahnya, penanggung jawab dan juga penjaga tempat wisata air terjun memberi arahan pada siswa sekolah Ayu.Dari area parkir suara derasnya hantaman air terjun terdengar keras dan membuat siapapun mendengar suara air terjun tersebut merasa nyaman dan segar. Udara dan cuaca di tempat tersebut juga sejuk karena area air terjun banyak ditumbuhi pohon yang memang sengaja tidak ditebang oleh pengelola tempat wisata tersebut."Jangan sampai terpisah ya anak-anak. Pakai kaus ini agar kalian mudah dicari. Jalan berjalan sendirian terlalu jauh tanpa melapor dengan guru atau teman-teman kalian." Pinta Sang Guru yang juga mengambil posisi sebagai penanggung jawab."Siap, Pak." Teriak serentak para siswa.Ayu berjalan mengikuti langkah kaki teman-temannya kemanapun teman-temannya membawanya walau hati dan perasaan Ayu ragu. "Kita mau kemana? Di sini aja yuk, aku takut." Ayu menghent
Bela yang baru saja keluar dari toilet mulai memanggil-manggil nama Ayu sambil berjalan perlahan melewati beberapa pintu toilet yang tertutup namun Ayu tidak menyahut sama sekali."Apa Ayu uda pergi duluan ya? Tapi kayaknya gak mungkin. Aku cari dulu deh, bisa gawat kalau Ayu sampek hilang." Pikir Bela keluar dari ruang toilet dan pergi mencari Ayu ke area yang terlihat ramai.Bela menghampiri dan mengadukan Ayu pada Cici dan Karin yang seketika itu juga membuat mereka panik. Mereka tidak langsung melapor pada guru mereka namun mereka bergerak mencari Ayu seraya menelpon Ayu.Mereka berkeliling secara berpasangan dan berpencar. Setelah cukup lama mereka mencari Ayu akhirnya mereka berhasil menemukan Ayu yang terlihat baru saja keluar dari toilet sudah dengan pakaian baru."Ayu! Kamu dari mana aja sih? Kita nyariin kamu tau gak? Mana ponsel kamu gak bisa dihubungi!" Cici menarik tangan Ayu dan memarahi Ayu."Maaf, ponselku jatuh terus masuk air jadi mati deh." Ayu memasang wajah merasa
Saat Diana dan Ayu sedang memandikan Nathan dan Talia pagi ini, Tatang mendapat telepon dari Michel yang mengatakan dengan sangat gembira jika Diana sudah melahirkan. Dan anak mereka adalah seorang bayi laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan Michel."Tatang, suruh Nyonya Kelly dan Ayu ke klinik. Bawa semua perlengkapan bayi. Ajak Nathan dan Talia juga." Pinta Michel dengan suara yang terdengar girang."Baik, Tuan. Selamat untuk anda dan juga Nyonya." Tatang menutup telepon dan segera mengabarkan berita bahagia ini pada Nyonya Kelly dan Ayu.Setelah memandikan Nathan dan Talia, Nyonya Kelly dan Ayu bergegas menyiapkan barang-barang bayi yang sudah 3 bulan lalu Michel dan Diana siapkan dengan sengaja untuk menyambut hari ini.Nyonya Kelly dan Ayu serta Nathan dan Talia pergi dengan diantar oleh sopir menuju klinik dan begitu sampai, sopir turut membantu Nyonya Kelly dan Ayu membawakan peralatan bayi untuk anak laki-laki yang baru lahir tersebut."Michel, Hana, selamat ya." Nyonya K
Baru 1 hari baby Oesama berada di rumah namun baby Oesama sudah menjadi bintang dan idola seluruh penghuni rumah hingga baby Oesama menjadi bahan rebutan dan juga penculikan.2 minggu yang lalu Michel dan Diana juga sudah mendapati kabar Vanessa yang melahirkan. Diana sudah menyuruh Michel pergi ke rumah Vanessa dan memberi mereka hadiah sedang Diana tidak ikut.Anak Jake dan Vanessa adalah bayi cantik bernama Laura Gracia. Dan hari ini, Jake dan Vanessa datang ke rumah Michel dengan membawa baby Laura beserta hadiah untuk baby Oesama."Michel, bagaimana jika kita menjodohkan anak kita? Pasti akan lucu. Anak kamu laki-laki dan anakku perempuan." Vanessa bercanda pada Michel."Tidak," jawab Michel dengan wajah datar sedang Diana yang paham dengan maksud Vanessa hanya tersenyum ke arah Vanessa."Kita lihat saja, kalau mereka berjodoh pasti tidak akan kemana," sahut Diana kemudian seraya duduk menyusui baby Oesama."Hana, bisakah aku menggendongnya sebentar?" Tanya Vanessa pada Diana."H
Setengah tahun kemudian. Ayu sudah lulus sekolah dan sedang sibuk mendaftar kuliah yang sesuai dengan keinginannya yang berbasis dibidang sains.Masih ada waktu sekitar 2 bulan untuk Ayu mulai masuk kuliah dan selama 2 bulan tersebut Ayu akan sibuk dengan membantu Diana mengurus 3 buah hatinya yang saat ini sedang sangat aktif.Nathan dan Talia belum bisa masuk sekolah dasar karena usia mereka belum genap 5 tahun sedang peraturan baru mengharuskan jika anak dibawah 6 tahun tidak bisa ikut kelas sekolah dasar. Padahal Nathan dan Talia sangat pintar. Di usia mereka saat ini, mereka bukan hanya sudah bisa menulis dan membaca tapi mereka bahkan sudah dapat menguasai bahasa Inggris dan Mandarin. Mereka juga pandai berhitung.Tapi ini bukan masalah besar bagi Michel dan Diana. Mereka mendaftarkan Nathan dan Talia ke sekolah dasar internasional swasta yang pasti akan lebih mudah mereka masuki asal anak-anak mereka pintar dan orang tua mereka sanggup membayar mahal sekolah.Sayangnya sekolah
Doni baru datang ke rumah Michel sekitar jam 7 malam bertepatan saat itu Michel, Diana, Ayu dan Nyonya Kelly sedang makan malam sehingga Doni juga terpaksa ikut makan malam."Doni, kamu urus masalah ini dengan cepat. Besok bawa Ayu dan bimbing dia untuk kerja di perusahaan sebagai asisten atau sekretaris kamu. Kalau ada masalah dengan Ayu, kamu yang akan bertanggung jawab." Diana langsung saja memberi Doni perintah yang tidak dapat dibantah setelah membiarkan Doni makan malam bersama mereka. "Kak..." Sela Doni namun Doni langsung terdiam kaku setelah melihat tatapan tajam Michel ke arahnya. "Apa? Kamu berani bantah kakak?" Diana memelototi Doni dengan nada ancaman."Tidak, Kak. Baiklah, besok Ayu sudah boleh datang. Jangan terlambat. Jam 8 harus sudah di sana." Doni menatap kesal Ayu sedang Ayu yang tidak nyaman dengan tatapan Doni langsung menundukkan kepalanya."Besok kamu yang jemput Ayu ke sini. Kamu juga harus antar Ayu pulang. Kamu jangan berani macam-macam sama Ayu. Jangan ja
Suasana di dalam mobil terasa canggung untuk Ayu dan Doni. Ayu duduk di samping Doni yang sejak tadi tidak ingin berbicara atau bertanya pada Ayu yang membuat Ayu juga harus diam karena tidak berani mengajak Doni mengobrol.Sesampainya di depan perusahaan yang Doni jalankan. Doni berjalan masuk ke dalam kantor dan diikuti oleh Ayu yang berjalan di belakang Doni. Semua orang yang melihat Ayu mengira jika Ayu adalah kekasih Doni."Pagi, Pak.""Selamat pagi,"Kata sapa terdengar jelas di telinga Ayu ketika Doni dan Ayu mulai berjalan menuju ruangan Doni. Ayu menilai sikap Diana dan Doni sangat berbeda. Diana terlihat lebih sederhana dan hangat sedang Doni terkesan sombong, dingin dan juga arogan.Tapi Ayu tidak mempersalahkan hal itu karena walau bagaimanapun Ayu tetaplah pegawai yang bekerja di bawah perintah Doni untuk 2 bulan ini."Kak Aldo, sekarang dia adalah partner kamu. Dia juga akan menjadi asistenku. Jadi kamu tolong ajarkan pada Ayu apa saja tugasnya. Tolong bimbing dia, oke?