"Ayu!" Panggil Diana tak sabaran.
"Iya, Nyonya. Ada apa? Kenapa berteriak?" Ayu berlari panik ke arah Diana dan Michel yang sudah berada di depan pintu kamarnya."Kamu pergi jemput Nathan dan Talia, saya mau bawa kalian ke Singapura." Pinta Diana terdengar marah dan dari raut wajah Diana juga terlihat jelas bahwa Diana sedang marah."Sekarang, Nyonya? Tapi ini baru hari...." Ucapan Ayu tersekat."Sekarang, Ayu! Kamu gak dengar?" Sela Diana yang membuat Ayu kaget dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi."Sayang, nanti aja ya tunggu weekend. Aku akan pergi dengan kalian." Michel membujuk Diana."Bukankah Jake sudah bekerja? Biarkan Jake dan Evellyn yang bekerja. Kamu kan bos! Kamu selalu begitu ya, kamu selalu mengekang dan mengatur aku. Aku sesak, aku rasanya muak lama-lama hidup seperti ini!"Nyonya Kelly yang takut mendengar suara pertengkaran Michel dan Diana memilih membawa baby Oesama masuk ke dalam kamarnya seDiana, Ayu, Nathan dan Talia sudah bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara dan diantar oleh Michel. Michel tidak bisa ikut Diana hari ini dan baru bisa menyusul Diana besok karena ada hal penting yang harus Michel lakukan."Hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Ingat pesanku tadi, Sayang." Mameluk hangat Diana lalu mencium seluruh wajah Diana saat Diana dan yang lain sudah harus masuk ke dalam pesawat."Iya, Sayang." Diana menjawab singkat."Kalian jaga mommy sampai daddy datang. Oke?" Michel juga memeluk dan mencium kepala Nathan dan Talia."Iya, daddy." Serentak Nathan dan Talia."Yu, tolong jaga mereka ya. Saya titip mereka dengan kamu." "Baik, Tuan." Ayu mengangguk setuju."Kami pergi ya, Sayang. Sampai ketemu besok." Diana membawa rombongannya masuk ke dalam area penerbangan seraya melambaikan tangan ke arah Michel yang juga melambaikan tangan ke arah mereka dengan memaksa senyum dan menahan air ma
Drrttt ... Drrrttt ...Ponsel Diana berdering dari dalam tas dan Diana yang mendengar suara ponselnya berdering segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menjawabnya."Halo, Sayang." Sapa Diana setelah melihat nama Michel di layar ponselnya."Sedang apa kalian? Kalian sudah makan?" Michel bertanya karena saat ini Michel juga sedang makan."Kami sedang makan di restauran hotel, Sayang. Nanti aku akan telepon kamu lagi setelah kami sampai di dalam kamar. Oke?" Diana menutup telepon dan beberapa detik kemudian ponsel Ayu berdering dan sudah dapat dipastikan jika itu berasal dari Aldo.Ayu ragu haruskah dirinya menjawab telepon tersebut atau tidak karena Ayu lupa memberitahu Aldo sebelumnya jika Ayu berangkat ke Singapura. "Jawab aja, Yu." Pinta Diana yang risih mendengar suara deringan ponsel Ayu."Iya, Nyonya." Ayu segera menekan tombol hijau yang berada di layar ponselnya dan kemudian menempelkan layar ponselnya k
Karena terlalu menikmati setiap sentuhan dan hujaman Michel, Diana sampai lupa bahwa dirinya harus segera bersiap-siap untuk dirias oleh perias.Jam 6 pagi, Ayu yang sudah bangun lebih dulu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Ayu harus memanggil Diana tapi Ayu takut pada Michel. Sejak tadi ponsel Diana berdering dan nama Mrs.Zeera berada di layar ponsel Diana. Karena suara deringan ponsel Diana cukup berisik, akhirnya Nathan dan Talia terbangun lalu mencari Diana."Kak Ayu, dimana mommy?" Talia seperti hendak menangis saat bangun dan menyadari jika Diana tidak ada di kamar.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benak Ayu."Sayang, mommy ada di kamar sebelah. Kamu bisa memanggilnya kan?" Ayu membawa Nathan dan Talia ke depan pintu kamar Michel dan Diana lalu menyuruh Talia memanggil mereka."Nanti Kak Ayu hitung 1 sampai 3 kita bareng-bareng panggil mommy, oke?" Ayu memberi aba-aba."Iya, Kak Ayu." Nathan dan Talia mengangguk setuju."Oke, bagus. 1 ... 2 ... 3 ...""Mommy!" Teria
Mood Diana sedang buruk dan Diana sedang tidak ingin bicara apapun pada siapapun saat ini. Michel juga sudah berusaha berulang kali untuk minta maaf pada Diana tetapi Diana tetap diam.Jika sudah begini, tidak ada satu pun orang yang berani berbicara pada Diana atau menyinggunya. Tapi, tiba-tiba Michel ingat satu hal yang kali ini pasti akan merubah mood Diana walau sedikit."Sayang, sebelum pulang, kamu mau ziarah dulu?" Tawar Michel yakin sedang Diana memiringkan tatapan tajam."Kamu tau dimana makamnya?" Ketus Diana yang saat itu juga membungkam Michel."Kalau kamu mau, kita pasti akan menemukannya." Michel menjawab lagi karena tidak ingin dipandang lemah oleh anak-anaknya dan Ayu."Mommy, kita mau ke tempat daddy Dave?" Tiba-tiba Talia menyahut dari arah belakang yang membuat Ayu dan Nathan tentu bingung."Mommy tidak tau dimana makam daddy Dave kamu dipindahkan, Talia. Mommy harus bagaimana. Walaupun kita ingin ke sana kita juga tidak tau tempatnya." Diana menjawab Talia tapi sua
Diana dan Ayu tidak lupa membeli oleh-oleh untuk diberikan pada Nyonya Kelly sebagai hadiah karena Nyonya Kelly sudah membantu Diana menjaga baby Oesama. Di dalam jet.Karena sudah lelah dan juga kenyang, tak butuh waktu lama untuk Diana, Ayu, Nathan dan Talia tidur. Seperti biasa Michel tetap siaga menjaga seluruh penumpang yang berada di dalam jetnya.Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Michel membangunkan Diana, dan kemudian Diana membangunkan Ayu dan kedua anaknya.Di luar bandara, Jake sudah menunggu Michel dan rombongannya keluar untuk diantar pulang karena barang bawaan Michel dan Diana cukup banyak, jadi harus ada 2 mobil yang menjemput Michel dan Diana."Jake, jemput kami di dalam. Barang saya banyak, tidak ada yang bisa membantu membawanya." Pinta Michel pada Jake melalui sambungan telepon. "Baik, Tuan." Jake menjawab dari dalam mobilnya lalu menutup telepon.Jake berjalan keluar dari dalam mobiln
Hari ini hanya Ayu saja yang kuliah karena Nathan dan Talia libur dan akan pergi berjalan-jalan dengan Diana dan Michel ke taman hewan menggantikan waktu liburan weekend lalu.Seperti biasa, Ayu berdiri di depan pintu masuk rumah Michel untuk menunggu Aldo menjemputnya tapi kali ini Ayu ditemani oleh Nathan dan Talia yang begitu penasaran dengan sosok pria yang memacari pengasuh mereka.Tinn... Tinn...Aldo menyalakan klakson mobilnya seperti biasa sebagai kode jika Aldo menyuruh Ayu masuk ke dalam mobil."Nathan, Talia, selamat bersenang-senang. Maaf ya Kak Ayu gak bisa ikut kalian. Daaaa," ujar Ayu berpamitan seraya melambaikan tangan ke arah Nathan dan Talia yang juga melambaikan tangan ke arah Ayu."Daaaa...."Nathan dan Talia baru masuk ke dalam rumah setelah mobil yang Ayu tumpangi menghilang dari balik gerbang masuk halaman rumah mereka. Nathan dan Talia berjalan menghampiri Diana yang saat ini terlihat sedang menyusui baby Oesama. "Kak Ayu sudah pergi?" Tanya Diana pada Nath
"Ma, ini oleh-oleh dari Ayu, calon mantu Mama. Semalam dia ke Singapura, jadi beliin kita oleh-oleh. Coba deh buka, Ma. Aldo penasaran," ujar Aldo cengengesan setelah dimarahi oleh mamanya."Dari Ayu? Wah, pasti bagus nih." Mama Aldo tersenyum girang seraya membuka kantung tas dari Ayu.Sebenarnya mamanya Aldo tidak begitu suka atau tertarik pada isi dari kantung tas tersebut, tapi karena yang memberikan barang-barang itu adalah Ayu, makanya buah tangan ini spesial. "Bagaimana, Ma? Mama suka?" Tanya Aldo ikut mengambil barang dari dalam tas namun tangan Aldo ditepis mamanya."Jangan pegang-pegang, biar Mama aja." Ketus Mama Aldo."Ini juga buat Aldo, Ma. Bukan cuman buat Mama aja. Coba lihat, di dalam sini ada 2 baju. Itu artinya Ayu memang mau kasih kita satu-satu, Ma." Jelas Aldo tak mau kalah."Yasudah, kalau begitu ambil saja barangmu. Sisanya biar Mama simpan," sahut Mama Aldo lagi dan kali ini Aldo tak menjawab namun hanya menghela nafas pasrah.Karena Doni menelpon Aldo lagi,
"Ya, bawa ke ruangan saya." Pinta Doni yang hendak dan bersiap-siap untuk pamer pada Aldo. Tak lama setelah Doni menutup telepon, seseorang datang ke ruangan Doni dengan mengetuk pintu ruangan Doni.Tokk ... Tokk ... Tokk ..."Masuk!" Pinta Doni bersemangat."Permisi, Pak. Ini dari Bu Hana," ujar petugas receptionis tersebut. "Ya, kamu boleh pergi. Terima kasih," ujar Doni yang kemudian segera membongkar isi plastik tersebut setelah petugas receptionis tersebut pergi. "Kak Aldo, lihat kan? Sudah aku katakan tadi, aku pasti dapat." Doni mengeluarkan isi dari platik tersebut ke atas mejanya."Iya, baiklah." Aldo menjawab malas."Ya, tapi aku gak suka makanan seperti ini. Lebih baik, aku akan berikan makanan ini pada dokter Kania. Kak Aldo, aku pergi sebentar ya." Doni memasukkan kembali cemilannya ke dalam kantung plastik dan pergi menuju rumah sakit untuk menemui Kania yang sudah beberapa hari ini tidak sempat Doni hampiri.Aldo menghela nafas kesal namun tetap diam melihat kelakuan