"Ya, bawa ke ruangan saya." Pinta Doni yang hendak dan bersiap-siap untuk pamer pada Aldo. Tak lama setelah Doni menutup telepon, seseorang datang ke ruangan Doni dengan mengetuk pintu ruangan Doni.Tokk ... Tokk ... Tokk ..."Masuk!" Pinta Doni bersemangat."Permisi, Pak. Ini dari Bu Hana," ujar petugas receptionis tersebut. "Ya, kamu boleh pergi. Terima kasih," ujar Doni yang kemudian segera membongkar isi plastik tersebut setelah petugas receptionis tersebut pergi. "Kak Aldo, lihat kan? Sudah aku katakan tadi, aku pasti dapat." Doni mengeluarkan isi dari platik tersebut ke atas mejanya."Iya, baiklah." Aldo menjawab malas."Ya, tapi aku gak suka makanan seperti ini. Lebih baik, aku akan berikan makanan ini pada dokter Kania. Kak Aldo, aku pergi sebentar ya." Doni memasukkan kembali cemilannya ke dalam kantung plastik dan pergi menuju rumah sakit untuk menemui Kania yang sudah beberapa hari ini tidak sempat Doni hampiri.Aldo menghela nafas kesal namun tetap diam melihat kelakuan
"Sayang, kamu cantik banget sih malam ini?" Puji Aldo seraya tetap fokus menyetir dan tidak henti-hentinya tetap terus tersenyum seakan Aldo puas dan merasa bangga serta bersyukur karena telah memiliki Ayu."Yang benar, Mas?" Ayu merona malu."Diantara semua wanita yang pernah aku temui, kamu adalah wanita tercantik kedua setelah ibuku." Aldo merayu Ayu lagi dan kali ini Ayu benar-benar meleleh."Terima kasih, Mas. Kamu juga ganteng," balas Ayu."Oh, itu pasti. Tak perlu diragukan lagi. Kalau aku jelek, pasti kamu gak mau sama aku (pacaran) kan?" Aldo tertawa."Kamu bisa aja, Om. Aku tuh mau pacaran sama kamu karena kamu baik, dewasa dan pengertian. Bukan cuman karena ganteng. Lagi pula kalau karena masalah ganteng, teman-teman kampusku banyak tuh ganteng-ganteng." Ayu berkomentar.Sesampainya di halaman rumah Aldo, Aldo membuka pintu mobilnya lalu berlari memutari mobilnya untuk membukakan Ayu pintu.Tangan Ayu terasa dingin akibat gugup yang saat ini Ayu alami. Dengan senyum canggun
Berawal dari sebuah kecupan kecil tapi sekarang Aldo dan Ayu malah tenggelam dalam tautan bibir mereka yang saling menyesap manisnya rasa cinta dan hangatnya perasaan mereka."Cukup, Mas. Jangan sampai terlewat batas. Aku turun ya, kamu juga harus bantu mama kamu beresin rumah lalu istirahat. Oke?" Ayu turun buru-buru dan berlari masuk ke dalam rumah karena Ayu tidak sanggup menatap Aldo karena malu.Aldo tersenyum seraya memegang bibirnya yang sudah tidak perawan akibat kelakuan Ayu yang usianya jauh di bawah Aldo tapi malah berani berbuat hal seperti ini padanya. Hampir aja Aldo kehilangan kewarasannya akibat perbuatan Ayu."Kamu lihat saja, Yu. Kalau kita sudah menikah nanti, kamu akan menyesali hari ini." Aldo bermonolog seraya melihat ke arah pintu masuk rumah Michel dan segera melajukan mobilnya ke arah rumahnya.Baru kali ini rasanya Aldo benar-benar jatuh cinta pada seorang wanita hingga hampir gila dan kehilangan kewarasannya. Bahkan saat di jalan pun, Aldo terus memegang bib
Ayu sangat marah hingga Ayu memutuskan untuk mengabaikan Aldo hari ini. Baik telepon atau juga pesan singkat. Sebelum menutup telepon untuk Aldo, Ayu yang saat ini dalam keadaan emosi mengirim pesan pada Aldo bahwa besok Ayu akan pergi ke kampus sendirian."Besok aku akan pergi sendirian ke kampus, tidak perlu menjemputku." Pesan Ayu singkat tanpa menyertakan nama panggilan seperti biasa yang pastinya nanti akan membuat Aldo paham jika Ayu sedang marah padanya walau Aldo tidak tahu kenapa Ayu marah padanya.Ayu penasaran dengan foto yang ia lihat itu. Siapa wanita itu? Apa yang mereka lakukan? Siapa orang yang mengirim foto ini? Apa tujuannya? Kira-kira seperti itulah pikir Ayu bertanya-tanya.Tidak ingin pusing di pagi hari, Ayu memutuskan untuk mandi lalu keluar dari kamarnya untuk mengerjakan tugas dari Diana menjaga baby Oesama. Di tempat lain, Aldo yang memang kebetulan sedang menunggu pesan dan telepon dari Ayu merasa bingung dan heran setelah menerima dan membaca pesan singkat
"Yu, kamu kenapa sih sama aku? Kamu marah sama aku? Aku ada salah sama kamu? Aku minta maaf kalau aku ada salah sama kamu. Tapi jangan diem gini lah, Yu. Kan aku jadi gak tau apa yang harus aku lakukan." Aldo berusaha membujuk Ayu yang sejak tadi diam dan menatap ke arah luar jendela mobil."Yu...." Aldo menyentuh tangan Ayu karena Ayu tidak meresponnya sedang Ayu segera menarik kasar tangannya dari tangan Aldo. "Apa sih? Jangan pegang-pegang deh!" Ketus Ayu mendengus kesal."Kamu jawab aku, Yu. Kalau gak, aku gak mau antar kamu ke kampus. Aku salah apa, Yu?" Aldo mulai kehilangan kesabaran dan meninggikan suaranya.Ayu yang kaget pun langsung menatap wajah Aldo dengan tatapan takut dan juga terkejut. "Kamu bentak aku?" Netra Ayu mulai berembun."Maaf, Yu. Maksudnya bukan gitu. Aku gak bentak kamu, aku cuman nanyak sama kamu tapi kamu malah diemin aku. Cuekin aku. Jadi aku harus bagaimana? Aku tidak tau aku salah apa kalau kamu gak bilang." Aldo menghentikan mobilnya di pinggir jalan
"Loh, mereka ikut gabung dengan kita?" Ayu menunjuk ke arah Rayhan dan teman-teman Rayhan lainnya bersama dengan teman-temannya yang masuk ke dalam mobil Rayhan."Iya, dong. Biar seru, biar kita juga nambah kenalan, nambah teman." Ajak salah satu teman Ayu yang langsung menyuruh Ayu masuk ke dalam mobilnya.Ayu seketika itu juga langsung murung karena membayangkan akan bagaimana bersikap pada Rayhan di hadapan teman-teman mereka. Rayhan pasti akan membuat masalah dengannya. Lalu, kalau Aldo tahu soal ini, Aldo pasti akan marah. "Yu, kamu telepon dulu pacar kamu. Kasih tau kita akan nongkrong sebentar. Dia gak perlu jemput kamu, biar aku yang antar kamu pulang. Sekalian aku ingin melihat rumahmu, aku penasaran," ujar teman Ayu yang lain."Hmm, maaf ya guys. Kayaknya aku harus pulang bareng dia deh. Tadi aku uda ngabarin dia soalnya. Aku juga uda bilang kok sama dia kalau kita mau nongkrong dulu." Ayu beralasan karena Ayu ingin pulang lebih awal nanti."Oh, yaudah deh. Semuanya uda mas
Rayhan benar-benar sudah terobesi dengan Ayu dan teman-temannya baru sadar akan hal itu setelah mendengar ucapan Rayhan yang mereka sadari kalau Rayhan sengaja membuat mereka merasa kasihan pada Rayhan dan membenci pacar Ayu, Aldo.Mereka lebih memilih diam kali ini karena rasanya percuma saja mereka menasehati orang seperti Rayhan yang sudah seperti orang sakit mental.Di sisi lain, tepatnya di dalam mobil Aldo."Kamu kenapa uda tau mantan kamu itu ikut dengan teman-teman kuliah kamu, kamu juga ikut? Kamu kan tau gimana kelakuan dia," ujar Aldo menegur Ayu dengan suara datar."Aku gak enak sama teman-temanku, Mas. Lagi pula awalnya aku gak tau kalau dia juga bakal ikut, Mas." Ayu membela diri."Kalau aja aku terlambat datang atau aku sama sekali gak datang, aku gak tau kalau pria itu berada di sana. Dan kamu? Kenapa kamu malah mau masuk ke dalam mobilnya? Kamu gak pikiri perasaan aku? Atau kamu sengaja?" Aldo memperlihatkan kekesalannya pada Ayu."Sayang, bukan begitu...." Bujuk Ayu
Waktu menunjukkan pukul 12 malam dan Ayu baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Mata Ayu tentu merasa panas dan mengantuk karena sudah menatap layar laptop cukup lama. Namun perut Ayu terasa keroncongan dan minta untuk segera diisi. Mau tak mau, dengan langkah malas Ayu berjalan ke arah dapur seraya membawa nampan yang berisi piring dan gelas yang sudah kosong itu ke dapur. Para pelayan sudah tidur, jadi Ayu harus menyiapkan sendiri makanannya dan harus langsung membersihkannya. Makanan andalan Ayu di saat jam seperti ini adalah sudah pasti mie instan. Ayu mulai merebus air bersih dan setelah mendidih barulah Ayu memasukkan mie instannya ke dalam wadah seperti mangkuk lalu langsung saja Ayu memasukkan bumbu mie instan tersebut secara bersamaan setelah mie-nya mulai lembek.Begitu selesai, Ayu langsung saja mematikan kompor listrik berbentuk tablet tersebut dan menikmati mie-nya tanpa memindahkan wadahnya.Setelah puas dan kenyang, Ayu membersihkan dapur dan kembali ke kamarnya un