"Loh, mereka ikut gabung dengan kita?" Ayu menunjuk ke arah Rayhan dan teman-teman Rayhan lainnya bersama dengan teman-temannya yang masuk ke dalam mobil Rayhan."Iya, dong. Biar seru, biar kita juga nambah kenalan, nambah teman." Ajak salah satu teman Ayu yang langsung menyuruh Ayu masuk ke dalam mobilnya.Ayu seketika itu juga langsung murung karena membayangkan akan bagaimana bersikap pada Rayhan di hadapan teman-teman mereka. Rayhan pasti akan membuat masalah dengannya. Lalu, kalau Aldo tahu soal ini, Aldo pasti akan marah. "Yu, kamu telepon dulu pacar kamu. Kasih tau kita akan nongkrong sebentar. Dia gak perlu jemput kamu, biar aku yang antar kamu pulang. Sekalian aku ingin melihat rumahmu, aku penasaran," ujar teman Ayu yang lain."Hmm, maaf ya guys. Kayaknya aku harus pulang bareng dia deh. Tadi aku uda ngabarin dia soalnya. Aku juga uda bilang kok sama dia kalau kita mau nongkrong dulu." Ayu beralasan karena Ayu ingin pulang lebih awal nanti."Oh, yaudah deh. Semuanya uda mas
Rayhan benar-benar sudah terobesi dengan Ayu dan teman-temannya baru sadar akan hal itu setelah mendengar ucapan Rayhan yang mereka sadari kalau Rayhan sengaja membuat mereka merasa kasihan pada Rayhan dan membenci pacar Ayu, Aldo.Mereka lebih memilih diam kali ini karena rasanya percuma saja mereka menasehati orang seperti Rayhan yang sudah seperti orang sakit mental.Di sisi lain, tepatnya di dalam mobil Aldo."Kamu kenapa uda tau mantan kamu itu ikut dengan teman-teman kuliah kamu, kamu juga ikut? Kamu kan tau gimana kelakuan dia," ujar Aldo menegur Ayu dengan suara datar."Aku gak enak sama teman-temanku, Mas. Lagi pula awalnya aku gak tau kalau dia juga bakal ikut, Mas." Ayu membela diri."Kalau aja aku terlambat datang atau aku sama sekali gak datang, aku gak tau kalau pria itu berada di sana. Dan kamu? Kenapa kamu malah mau masuk ke dalam mobilnya? Kamu gak pikiri perasaan aku? Atau kamu sengaja?" Aldo memperlihatkan kekesalannya pada Ayu."Sayang, bukan begitu...." Bujuk Ayu
Waktu menunjukkan pukul 12 malam dan Ayu baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Mata Ayu tentu merasa panas dan mengantuk karena sudah menatap layar laptop cukup lama. Namun perut Ayu terasa keroncongan dan minta untuk segera diisi. Mau tak mau, dengan langkah malas Ayu berjalan ke arah dapur seraya membawa nampan yang berisi piring dan gelas yang sudah kosong itu ke dapur. Para pelayan sudah tidur, jadi Ayu harus menyiapkan sendiri makanannya dan harus langsung membersihkannya. Makanan andalan Ayu di saat jam seperti ini adalah sudah pasti mie instan. Ayu mulai merebus air bersih dan setelah mendidih barulah Ayu memasukkan mie instannya ke dalam wadah seperti mangkuk lalu langsung saja Ayu memasukkan bumbu mie instan tersebut secara bersamaan setelah mie-nya mulai lembek.Begitu selesai, Ayu langsung saja mematikan kompor listrik berbentuk tablet tersebut dan menikmati mie-nya tanpa memindahkan wadahnya.Setelah puas dan kenyang, Ayu membersihkan dapur dan kembali ke kamarnya un
"Tolonggggg!!!" Ayu berlari ke arah pintu dan menggedor pintu seraya berusaha mencari cara untuk membuka kunci pintu toilet tersebut yang mendadak macat.Tangan Ayu tampak mengeluarkan darah segar dan masih memegang pisau yang sama. Sedang Rayhan yang marah kembali bangun dan bersiap menyerang Ayu dan Ayu yang waspada, seraya masih tetap menangis, Ayu menodongkan pisau yang telah terkena darahnya ke arah Rayhan."Jangan mendekat! Tolonggggg! Tolongggggg!" Ayu menggedor pintu toilet."Da ... Dadadada ... Tidak ada orang di sini, Sayang." Rayhan tersenyum seraya bersenandung hingga membuat Ayu benar-benar jijik."Aku bilang jangan mendekat, kalau kamu mendekat, aku akan menusukmu." Ancam Ayu lagi sedang Rayhan berjalan santai ke arahnya.Ayu berjalan menyamping dan menghindari Rayhan seraya tetap terus menodongkan pisau ke arahnya. Tapi kaki Ayu sudah sangat lemas saat ini. Ayu tak sengaja terpeleset dan terjatuh, yang lebih menyeramkan lagi, Rayhan berjongkok tepat di hadapan Ayu."Aaa
Aldo dan Diana hanya bisa melihat keadaan Ayu dari luar ruangan saja karena setiap salah satu mereka masuk, Ayu akan mulai menangis dan ketakutan. Jadi mereka memutuskan untuk membiarkan Ayu tidur dengan tenang melalui obat tidur."Sayang, aku ingin bicara sebentar. Tolong ikut aku." Michel memanggil Diana yang sedang berdiri di depan pintu ruangan Ayu bersama Aldo dan meminta Diana agar mengikutinya.Diana berbalik dan segera mengikuti langkah kaki Michel yang membawanya ke lorong lain yang lebih sepi. "Sayang, aku sudah pernah bilang kan? Ayu itu selalu saja bermasalah. Keputusan aku sudah bulat, dia harus keluar dari rumah kita." Michel membuat keputusan.Diana kaget mendengar ucapan Michel yang ingin mengusir Ayu dari rumah mereka. Tentu Diana tidak terima dan kasihan pada Ayu. Apalagi saat ini kondisi Ayu sedang sangat tidak baik. Ayu masih butuh sandaran kokoh untuk menjatuhkan kepalanya."Michel, ini bukan saat yang tepat untuk kamu bicara seperti ini. Aku gak suka. Emang kamu
"Yu, gak apa-apa kok. Biar Aldo di sini ya sama kamu. Tante mah uda biasa di rumah sendirian," balas Rianti dengan cepat."Jangan lah, Tan. Ayu gak mau Mas Aldo di sini, Ayu jadi gak bisa tidur nanti kalau ada Mas Aldo." Tolak Ayu tidak ingin dibantah.Terpaksa Aldo dan Rianti keluar dari ruangan Ayu setelah berpamitan dengan Ayu. Aldo hanya mengantar Rianti pulang dan akan kembali lagi. Sekalian Aldo ingin mengobrol pada Rianti soal Ayu dan ucapan Mahen yang sempat ia dengar tadi. Di dalam mobil."Ma, Mama harus tau bahwa sebenarnya Ayu hanyalah seorang pengasuh dalam keluarga Tuan Michel. Dan masalah ini sudah pasti membuat mereka repot. Aldo yakin, pasti Ayu berpikiran sama. Tadi sore, Aldo sempat mendengar keributan terjadi antara Tuan Michel dan istrinya. Tuan Michel ingin mengusir Ayu, namun Nyonya Hana menahannya dan memarahi Tuan Michel. Sekarang Aldo bingung, Ma. Apa yang harus kita lakukan untuk Ayu." Aldo menjelaskan panjang lebar apa yang ia dengar dan pikirkan."Jadi, ki
Klak!Suara pintu ruangan Ayu terbuka melebar perlahan. Aldo masuk ke dalam ruangan Ayu lalu menutup pintu tersebut kembali. Saat Aldo masuk, Ayu terlihat sedang tidur. Entah Ayu memang benar-benar tidur atau hanya pura-pura tidur.Aldo berjalan perlahan ke arah Ayu dan membenarkan posisi selimut Ayu. Aldo menatap lama wajah Ayu lalu menghela nafas seolah Aldo merasa cukup lelah menjalani hari ini.Di kamar VIP ini hanya ada Ayu dan Aldo saja. Selain ranjang, di ruangan itu juga ada sofa panjang yang bisa Aldo pakai tidur malam ini.Aldo berjalan ke arah sofa dan membaringkan tubuhnya kasar. Walau lelah, namun Aldo tetap siaga. Aldo hanya memejamkan matanya yang terasa lelah namun tidak bisa tidur seperti hari biasa. Setiap suara pergerakan Ayu terdengar, Aldo pasti akan bangkit dan memeriksanya. Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari, Ayu terbangun dan hendak pergi ke toilet yang ada di dalam kamarnya. Ayu bangkit perlahan dan mengambil botol infusnya. Saat berjalan ke arah toilet, Ay
Sejak pulang dari rumah sakit, Diana terlihat lebih banyak diam dan juga murung. Michel tahu, saat ini pasti Diana sedang merajuk padanya karena pertengkaran mereka siang tadi saat di rumah sakit.Michel sampai kini tidak mengerti kenapa Diana sangat membela Ayu yang bahkan tidak memiliki hubungan apapun pada mereka selain bos dan pengasuh. Michel terpaksa memberi Diana pilihan agar Diana bisa lebih fokus pada urusan keluarga mereka saja. Michel tidak ingin Diana jatuh sakit akibat kelelahan atau stres.Sebenarnya Michel juga tidak membenci Ayu, tapi Ayu membawa cukup banyak masalah ke rumah mereka yang membuat mereka menjadi repot. Setelah makan malam selesai, Diana mengatakan pada Michel dan Nyonya Kelly bahwa Aldo akan melamar Ayu dengan segera dan akan langsung menikahinya. Michel dan Nyonya Kelly tampak senang, namun tidak dengan Diana yang tahu jika Ayu terpaksa menerima lamaran Aldo karena ucapan Michel.Dan setelah selesai memberi kabar, Diana segera mengurus baby Oesama dan