Diana dan Ayu tidak lupa membeli oleh-oleh untuk diberikan pada Nyonya Kelly sebagai hadiah karena Nyonya Kelly sudah membantu Diana menjaga baby Oesama.
Di dalam jet.Karena sudah lelah dan juga kenyang, tak butuh waktu lama untuk Diana, Ayu, Nathan dan Talia tidur. Seperti biasa Michel tetap siaga menjaga seluruh penumpang yang berada di dalam jetnya.Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Michel membangunkan Diana, dan kemudian Diana membangunkan Ayu dan kedua anaknya.Di luar bandara, Jake sudah menunggu Michel dan rombongannya keluar untuk diantar pulang karena barang bawaan Michel dan Diana cukup banyak, jadi harus ada 2 mobil yang menjemput Michel dan Diana."Jake, jemput kami di dalam. Barang saya banyak, tidak ada yang bisa membantu membawanya." Pinta Michel pada Jake melalui sambungan telepon."Baik, Tuan." Jake menjawab dari dalam mobilnya lalu menutup telepon.Jake berjalan keluar dari dalam mobilnHari ini hanya Ayu saja yang kuliah karena Nathan dan Talia libur dan akan pergi berjalan-jalan dengan Diana dan Michel ke taman hewan menggantikan waktu liburan weekend lalu.Seperti biasa, Ayu berdiri di depan pintu masuk rumah Michel untuk menunggu Aldo menjemputnya tapi kali ini Ayu ditemani oleh Nathan dan Talia yang begitu penasaran dengan sosok pria yang memacari pengasuh mereka.Tinn... Tinn...Aldo menyalakan klakson mobilnya seperti biasa sebagai kode jika Aldo menyuruh Ayu masuk ke dalam mobil."Nathan, Talia, selamat bersenang-senang. Maaf ya Kak Ayu gak bisa ikut kalian. Daaaa," ujar Ayu berpamitan seraya melambaikan tangan ke arah Nathan dan Talia yang juga melambaikan tangan ke arah Ayu."Daaaa...."Nathan dan Talia baru masuk ke dalam rumah setelah mobil yang Ayu tumpangi menghilang dari balik gerbang masuk halaman rumah mereka. Nathan dan Talia berjalan menghampiri Diana yang saat ini terlihat sedang menyusui baby Oesama. "Kak Ayu sudah pergi?" Tanya Diana pada Nath
"Ma, ini oleh-oleh dari Ayu, calon mantu Mama. Semalam dia ke Singapura, jadi beliin kita oleh-oleh. Coba deh buka, Ma. Aldo penasaran," ujar Aldo cengengesan setelah dimarahi oleh mamanya."Dari Ayu? Wah, pasti bagus nih." Mama Aldo tersenyum girang seraya membuka kantung tas dari Ayu.Sebenarnya mamanya Aldo tidak begitu suka atau tertarik pada isi dari kantung tas tersebut, tapi karena yang memberikan barang-barang itu adalah Ayu, makanya buah tangan ini spesial. "Bagaimana, Ma? Mama suka?" Tanya Aldo ikut mengambil barang dari dalam tas namun tangan Aldo ditepis mamanya."Jangan pegang-pegang, biar Mama aja." Ketus Mama Aldo."Ini juga buat Aldo, Ma. Bukan cuman buat Mama aja. Coba lihat, di dalam sini ada 2 baju. Itu artinya Ayu memang mau kasih kita satu-satu, Ma." Jelas Aldo tak mau kalah."Yasudah, kalau begitu ambil saja barangmu. Sisanya biar Mama simpan," sahut Mama Aldo lagi dan kali ini Aldo tak menjawab namun hanya menghela nafas pasrah.Karena Doni menelpon Aldo lagi,
"Ya, bawa ke ruangan saya." Pinta Doni yang hendak dan bersiap-siap untuk pamer pada Aldo. Tak lama setelah Doni menutup telepon, seseorang datang ke ruangan Doni dengan mengetuk pintu ruangan Doni.Tokk ... Tokk ... Tokk ..."Masuk!" Pinta Doni bersemangat."Permisi, Pak. Ini dari Bu Hana," ujar petugas receptionis tersebut. "Ya, kamu boleh pergi. Terima kasih," ujar Doni yang kemudian segera membongkar isi plastik tersebut setelah petugas receptionis tersebut pergi. "Kak Aldo, lihat kan? Sudah aku katakan tadi, aku pasti dapat." Doni mengeluarkan isi dari platik tersebut ke atas mejanya."Iya, baiklah." Aldo menjawab malas."Ya, tapi aku gak suka makanan seperti ini. Lebih baik, aku akan berikan makanan ini pada dokter Kania. Kak Aldo, aku pergi sebentar ya." Doni memasukkan kembali cemilannya ke dalam kantung plastik dan pergi menuju rumah sakit untuk menemui Kania yang sudah beberapa hari ini tidak sempat Doni hampiri.Aldo menghela nafas kesal namun tetap diam melihat kelakuan
"Sayang, kamu cantik banget sih malam ini?" Puji Aldo seraya tetap fokus menyetir dan tidak henti-hentinya tetap terus tersenyum seakan Aldo puas dan merasa bangga serta bersyukur karena telah memiliki Ayu."Yang benar, Mas?" Ayu merona malu."Diantara semua wanita yang pernah aku temui, kamu adalah wanita tercantik kedua setelah ibuku." Aldo merayu Ayu lagi dan kali ini Ayu benar-benar meleleh."Terima kasih, Mas. Kamu juga ganteng," balas Ayu."Oh, itu pasti. Tak perlu diragukan lagi. Kalau aku jelek, pasti kamu gak mau sama aku (pacaran) kan?" Aldo tertawa."Kamu bisa aja, Om. Aku tuh mau pacaran sama kamu karena kamu baik, dewasa dan pengertian. Bukan cuman karena ganteng. Lagi pula kalau karena masalah ganteng, teman-teman kampusku banyak tuh ganteng-ganteng." Ayu berkomentar.Sesampainya di halaman rumah Aldo, Aldo membuka pintu mobilnya lalu berlari memutari mobilnya untuk membukakan Ayu pintu.Tangan Ayu terasa dingin akibat gugup yang saat ini Ayu alami. Dengan senyum canggun
Berawal dari sebuah kecupan kecil tapi sekarang Aldo dan Ayu malah tenggelam dalam tautan bibir mereka yang saling menyesap manisnya rasa cinta dan hangatnya perasaan mereka."Cukup, Mas. Jangan sampai terlewat batas. Aku turun ya, kamu juga harus bantu mama kamu beresin rumah lalu istirahat. Oke?" Ayu turun buru-buru dan berlari masuk ke dalam rumah karena Ayu tidak sanggup menatap Aldo karena malu.Aldo tersenyum seraya memegang bibirnya yang sudah tidak perawan akibat kelakuan Ayu yang usianya jauh di bawah Aldo tapi malah berani berbuat hal seperti ini padanya. Hampir aja Aldo kehilangan kewarasannya akibat perbuatan Ayu."Kamu lihat saja, Yu. Kalau kita sudah menikah nanti, kamu akan menyesali hari ini." Aldo bermonolog seraya melihat ke arah pintu masuk rumah Michel dan segera melajukan mobilnya ke arah rumahnya.Baru kali ini rasanya Aldo benar-benar jatuh cinta pada seorang wanita hingga hampir gila dan kehilangan kewarasannya. Bahkan saat di jalan pun, Aldo terus memegang bib
Ayu sangat marah hingga Ayu memutuskan untuk mengabaikan Aldo hari ini. Baik telepon atau juga pesan singkat. Sebelum menutup telepon untuk Aldo, Ayu yang saat ini dalam keadaan emosi mengirim pesan pada Aldo bahwa besok Ayu akan pergi ke kampus sendirian."Besok aku akan pergi sendirian ke kampus, tidak perlu menjemputku." Pesan Ayu singkat tanpa menyertakan nama panggilan seperti biasa yang pastinya nanti akan membuat Aldo paham jika Ayu sedang marah padanya walau Aldo tidak tahu kenapa Ayu marah padanya.Ayu penasaran dengan foto yang ia lihat itu. Siapa wanita itu? Apa yang mereka lakukan? Siapa orang yang mengirim foto ini? Apa tujuannya? Kira-kira seperti itulah pikir Ayu bertanya-tanya.Tidak ingin pusing di pagi hari, Ayu memutuskan untuk mandi lalu keluar dari kamarnya untuk mengerjakan tugas dari Diana menjaga baby Oesama. Di tempat lain, Aldo yang memang kebetulan sedang menunggu pesan dan telepon dari Ayu merasa bingung dan heran setelah menerima dan membaca pesan singkat
"Yu, kamu kenapa sih sama aku? Kamu marah sama aku? Aku ada salah sama kamu? Aku minta maaf kalau aku ada salah sama kamu. Tapi jangan diem gini lah, Yu. Kan aku jadi gak tau apa yang harus aku lakukan." Aldo berusaha membujuk Ayu yang sejak tadi diam dan menatap ke arah luar jendela mobil."Yu...." Aldo menyentuh tangan Ayu karena Ayu tidak meresponnya sedang Ayu segera menarik kasar tangannya dari tangan Aldo. "Apa sih? Jangan pegang-pegang deh!" Ketus Ayu mendengus kesal."Kamu jawab aku, Yu. Kalau gak, aku gak mau antar kamu ke kampus. Aku salah apa, Yu?" Aldo mulai kehilangan kesabaran dan meninggikan suaranya.Ayu yang kaget pun langsung menatap wajah Aldo dengan tatapan takut dan juga terkejut. "Kamu bentak aku?" Netra Ayu mulai berembun."Maaf, Yu. Maksudnya bukan gitu. Aku gak bentak kamu, aku cuman nanyak sama kamu tapi kamu malah diemin aku. Cuekin aku. Jadi aku harus bagaimana? Aku tidak tau aku salah apa kalau kamu gak bilang." Aldo menghentikan mobilnya di pinggir jalan
"Loh, mereka ikut gabung dengan kita?" Ayu menunjuk ke arah Rayhan dan teman-teman Rayhan lainnya bersama dengan teman-temannya yang masuk ke dalam mobil Rayhan."Iya, dong. Biar seru, biar kita juga nambah kenalan, nambah teman." Ajak salah satu teman Ayu yang langsung menyuruh Ayu masuk ke dalam mobilnya.Ayu seketika itu juga langsung murung karena membayangkan akan bagaimana bersikap pada Rayhan di hadapan teman-teman mereka. Rayhan pasti akan membuat masalah dengannya. Lalu, kalau Aldo tahu soal ini, Aldo pasti akan marah. "Yu, kamu telepon dulu pacar kamu. Kasih tau kita akan nongkrong sebentar. Dia gak perlu jemput kamu, biar aku yang antar kamu pulang. Sekalian aku ingin melihat rumahmu, aku penasaran," ujar teman Ayu yang lain."Hmm, maaf ya guys. Kayaknya aku harus pulang bareng dia deh. Tadi aku uda ngabarin dia soalnya. Aku juga uda bilang kok sama dia kalau kita mau nongkrong dulu." Ayu beralasan karena Ayu ingin pulang lebih awal nanti."Oh, yaudah deh. Semuanya uda mas