Share

Bab 87 (Muniroh)

"Pak Arman?" gumam Rizki terdengar jelas di telinga Muniroh.

"Pak Rizki kenal?" ucap Muniroh dengan suara sangat tercekat nyaris tak terdengar.

Rizki berbalik menatap Muniroh dengan mengerutkan dahi seolah mengembalikan pertanyaannya. Perlahan, 'lelaki itu' datang mendekati meja mereka. Degup jantung Muniroh semakin kencang tak terkendali, Ia tak kuasa menyembunyikan badannya yang gemetar.

"Pak Rizki, umur panjang ya kita bertemu di sini. Kebetulan saya juga mau makan siang," ujar Pak Arman dengan santai, menunjukkan pada Muniroh bahwa mereka sudah saling kenal dekat.

"Oh, ini kami juga sedang makan siang. Tumben sekali Pak Arman sendirian, mari duduk sini saja, Pak." Rizki menarik satu kursi untuk duduk lelaki itu.

"Terima kasih, Pak. Kebetulan saja saya lewat sini, jadi sekalian makan siang. Review di internet sih katanya bagus, saya jadi penasaran." Pak Arman duduk kemudian memanggil waitress dengan isyarat tangan.

"Habis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status