Share

Si Pembuat Huru-hara

“Menjadi gila dan aneh seperti dia,” jawab Kakek. “Kamu siap meladeni orang seperti dia?”

“Siap Kek, aku ingin tahu sejauh mana dia akan menggangguku,” kata Ardhan berusaha setenang mungkin padahal hatinya bergemuruh dan perasaan takut juga menghampirinya.

Ia keluar kamar untuk sarapan, Ardhan perlu mengisi tenaganya. Barangkali nanti ia diminta atasannya untuk mengurus Prama. Lelaki itu menyicipi semua makanan yang ada di atas meja, ia memuji masakan ibunya.

“Terima kasih Ardhan, anak ibu yang paling tampan,” respon ibunya. Percakapan manis di meja makan itu mampu membuat Ardhan tersenyum, tentu saja itu menjadi awal yang baik baginya sebelum menghadapi kekacauan akibat perbuatan seseorang.

Usai sarapan dan membawa bekalnya keluar, Ardhan segera menyiapkan motornya. Tak lupa ia memakai helm dan jaket kulit hitamnya. “Aku pergi dulu ya, Bu.”

“Hati-hati di jalan ya Nak,” sahut ibunya. Tak lama kemudian motornya bergerak menjauh dari rumahnya, Kakek sudah mendampinginya sejak tadi. Moto
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status