Share

Perjalanan Pulang

Ardhan bingung hars menjawab apa ketika kedua orang tuanya menatap penuh harap kepadanya. Kakek yang sudah muncul lagi ikut memojokkannya. Lelaki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Jawab saja, Dha, mereka membutuhkan jawabanmu. Katakan saja apa yang ada di hatimu,” saran si Kakek.

“Seperti yang aku bilang tadi, terlalu dini untuk mengatakan suka pada perempuan lain,” jawabnya.

“Tetapi kamu suka perempuan pekerja keras seperti mbak Kinanthi, bukan?” desak ibunya.

“I –iya, aku suka perempuan pekerja keras. Tetapi bukan berarti aku suka dengan mbak Kinanthi,” jawabnya. “Ayah, Ibu aku baru saja melepas hubunganku dengan calon istriku. Tolong, jangan desak aku,” pinta Ardhan, ia meminta belas kasihan orang tuanya.

“Iya Nak, Ibu tahu kamu masih sedih. Ibu hanya sekadar bertanya saja, jawabanmu itu membuat hatiku lega. Cukup puas.”

“Sudah ... sudah, ayo kita pulang. Kasihan Ardhan capek, bicara mbak Kianthinya dilanjut besok lagi,” tegas sang ayah. Ia meminta kunci pada Ardhan karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status