Share

Bab 40. Pandang Aku

Ashera berjalan ke luar setelah memastikan ibunya telah tidur dan tidak akan bangun untuk beberapa saat ketika ditinggalkannya. Rasa sesak yang ditekan dalam hati selama ngobrol bersama ibunya, dihempaskan begitu saja lewat hembusan napas setelah menutup pintu.

Ashera menyandarkan punggung dan kepala lemah pada daun pintu. Dengan mata terpejam menahan rasa sesak dan perih dalam hati, Ashera masih menahan agar air matanya tidak jatuh hanya karena perkataan ibunya tentang Alesya.

"Kenapa tidak bisa memandang aku sebagai aku?" gumamnya lirih menyesalkan sikap ibunya.

Zanna memang sering kali mengunggulkan Alesya dibanding dirinya dan seolah-olah putri yang paling sempurna dan penting adalah Aleysa, bukan dirinya yang setiap saat, setiap waktu dan telah mengorbankan diri untuk mendapatkan uang pengobatannya. Semua itu selalu saja melukai hatinya.

Sebelum Aleysa memintanya menggantikan malam pertunangan bersama Arion, Ashera menganggap apa yang dikatakan dan dirasakan ibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status