Share

Bab 32. Ciuman di Pipi

Perjalanan menuju panti asuhan berlalu cukup lama. Kemacetan melanda di saat orang-orang pulang dari rutinitasnya bekerja. Perjalanan itu semakin membosankan karena keheningan yang memisahkan Hanan dan Rumi di dalam mobil.

“Kamu lapar?” tanya Hanan memecah kesunyian yang telah berlangsung beberapa waktu.

“Hm?” Rumi berpaling, tidak fokus pada pertanyaan Hanan.

Lelaki itu pun mengulang pertanyaanya dengan sabar, “Kamu lapar?”

“Ehm, enggak, Mas,” jawab Rumi. Sayangnya, perut gadis itu tidak bisa diajak kerjasama. Selesai dia menjawab, perutnya mengeluarkan bunyi yang seketika membuat Rumi menyembunyikan wajahnya karena malu.

Hanan berpaling ke jendela sambil melipat bibir, menahan senyum. Sejenak kemudian, dia berdehem dan menoleh lagi pada Rumi.

“Kamu mau makan apa?” tanya lelaki itu kemudian.

Tak ada lagi gunanya menolak. Yang ada Rumi hanya akan semakin malu karenanya.

“Terserah Mas Hanan saja,” jawab gadis itu.

Hanan menilik kaca spion kanan dan melihat antrean kemacetan yang mengul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status