Share

Bab 51. Merunduk

Kalau benci sesuatu jangan keterlaluan. Begitu juga dengan rasa suka kepada seseorang.

Rasa cinta dan sayangku kepada Mas Ammar dulu begitu bulat. Tidak ada celah untuk apapun, seakan mata ini hanya tertuju padanya. Apa yang dia ucapkan menjadi kebenaran untukku.

Memang benar saat seseorang berjalan dengan hati, dia akan memberikan semuanya dengan bahagia dan tanpa bertanya. Namun, saat yang diharapkan berbanding terbalik, hati juga yang tergores dalam. Semua keindahan berubah seketika menjadi kelam.

Akan tetapi, semua pasti ada masanya. Kesedihan dan kebahagiaan itu seperti musim, yang akan datang silih berganti. Sekarang aku menunggu menyambut kebahagiaan.

***

“Aida. Ini semua laporan proyek Anton,” ucap Laila seraya duduk di seberang meja kerjaku. Dia menyodorkan map berwarna hijau yang sudah dibuka. Progres dan deretan angka-angka menunjukkan pencapaian.

Jariku merunut dari atas sampai bawah. Semua berjalan seperti rencana dan disetujui Anton. Bangunan ini belum jadi seratus pers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status