Share

Bab 50. Isi Hati

“Ka-kamu kenapa di sini?” Aku beringsut ke belakang, tapi terbentur sandaran sofa. Ternyata berbaring di sofa dan aku tertidur.

Dia tersenyum dengan satu sudut bibir. “Kamu ini kalau tidur kayak kerbau. Aku sudah membangunkan kamu dari tadi. Makanya aku cek apakah kamu masih bernapas.”

Aku mendengus dan bergegas beranjak duduk. Merapikan pakaian dan rambutku. “Kenapa kamu belum pulang.”

“Ini aku akan pamit. Kasihan Daniel sendirian.”

Kepalaku menoleh ke arahnya, kemudian melongok ke arah kamar anakku. “Daniel mana?”

“Dia sakit perut. Ke toilet,” ucapnya, kemudian duduk mensejajariku.

“Kok malah duduk? Katanya mau pulang?”

“Sebentar. Capek.” Nada suaranya lebih rendah dari biasanya. Dia meluruskan kaki. Matanya terpejam dengan kepala mendongak ke atas. Ingin mencecarnya supaya cepat pergi, tapi tidak tega. Dia memang terlihat lelah.

Dengan menyamakan nada suara, aku berkata, “Pulang saja sana. Langsung istirahat. Kamu kan belum pulang ke rumah dari tadi siang, kan?”

Lelaki ini
Astika Buana

Selamat berhari minggu.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status