Bab97"Aakkkhh, gelap! Ibu, Ayah, gelap ...." Deslim terus berteriak.Desert White menangis, sedangkan Jose White membeku, melihat anaknya meraung.Ketiga perawat langsung datang memegangi Deslim yang nyaris mengamuk. Seorang dokter laki- laki, masuk ke ruang perawatan Deslim, dan memberikan suntik penenang.Kemudian, ketika Deslim sudah tenang dan sudah bisa di lakukan pemeriksaan. Dokter laki- laki tersebut menghela napas dan meminta kedua orang tua Deslim, untuk datang menemuinya di ruangannya."Apa? Buta Dok?" pekik Desert syok, begitu juga dengan Jose White."Ya, karena air keras tersebut telah mengenai lapisan bening pada sisi terluar, kornea mengelupas, menyebabkan peradangan. Di tambah dengan kondisi trauma pasien, sehingga mengakibatkan kebutaan tidak bisa terhindari."Desert menangis keras dalam pelukan sang suami. Sungguh bencana di hari bahagia Deslim, keluarga besar White tidak menyangka, bahwa semua akan menjadi sekacau ini.Khan Wilson datang menjenguk Deslim ke rumah
Bab98"Oh Tuhan, Deslim. Nak, jangan katakan itu pada kami.""Lepas! Aku mau Khan Wilson, bagaimana mungkin dia tidak ada di sini? Aku butuh dia," teriak Deslim histeris. Wanita itu terus meronta."Yah, tolong!" lirih Desert, dengan sorot mata penuh pengharapan."Baiklah, aku mengerti," kata Jose White. "Deslim tenanglah, Ayah akan menjemput Khan Wilson.""Menjemput? Jadi benar dia tidak ada di sini? Apakah Khan Wilson tidak perduli dengan kondisiku?""Dia di luar! Tadi Ayah minta dia membeli makanan.""Sungguh? Ayah jangan coba- coba membohongiku," kecam Deslim."Tentu saja, untuk apa Ayah kamu berbohong. Khan Wilson selalu ada untukmu, hanya saja kamu selalu mengamuk, membuatnya merasa bersalah, karena tidak bisa melindungimu," dusta Desert menghibur anaknya."Ibu, aku syok dengan kejadian ini. Apakah pelaku penyerangan ini telah tertangkap?""Sudah, Nak. Katanya, dia dendam sama kamu.""Siapa dia? Apakah dia Case Welas?""Case Welas? Bukankah wanita itu telah mati.""Semoga saja me
Bab99"Si-- siapa kamu? ...." Hanya perkataan terbata itu, yang bisa Alung Chan katakan, sebelum tubuhnya terkulai tidak berdaya dan membiru.Case tersenyum menyeringai. "Bagaimana rasanya mati? Seharusnya kamu menjadi targetku lebih dulu. Sebelum Deslim merasakan hidup dalam penderitaan, aku tidak akan mengizinkan dia untuk mati," desis Case sembari beranjak dari kasur.Sembari menendang pelan tubuh kaku Alun Chan, Case menuruni kasur dan berjalan ke arah jendela hotel."Lumayan tinggi," lirihnya. Kemudian Case kembali ke kasur itu, dan membenarkan posisi tidur Alung Chan yang sudah terbujur kaku. Case menutup tubuh itu dengan selimut dan memasangkannya penutup mata. Kemudian membuka pintu hotel.Kedua pengawal Alung Chan hanya terdiam, ketika Case berjalan ke arah mereka."Aku akan keluar untuk mengambil sesuatu. Jangan masuk ke dalam sesuai perintah Tuan Chan, oke."Kedua orang itu pun mengangguk dengan patuh. Setelah yakin dia berjalan sudah jauh, dengan langkah lebar, Case sege
Bab100"Aku mohon!" Jose White kini berlutut, berharap bisa mengetuk pintu hati Khan Wilson.Melihat perbuatan Jose White, Khan Wilson tersentak mundur."Tuan White, apa yang anda lakukan? Jangan seperti ini," pinta Khan Wilson, sembari meraih kedua bahu lelaki paru baya itu.Jose White terisak. Sungguh ini hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya, berlutut pada orang yang dari dahulu tidak dia sukai.Orang yang dulunya dia maki dan dia anggap sebagai pecundang. Tapi kini, demi anaknya. Jose White rela berlutut, dan membiarkan harga dirinya pecah seperti cermin yang jatuh ke lantai keramik."Kumohon! Kasihanilah orang tua yang bodoh ini," ucap Jose White mengiba.Ditatapnya kedua mata nanar lelaki paru baya itu. Ada perasaan tidak tega menelusup di hati Khan Wilson."Baiklah, saya mau menemui Deslim. Hanya menemui, tidak lebih.""Baiklah, asalkan kamu mau menemuinya saja, aku sudah sangat berterimakasih," sahut Jose White dengan tatapan berbinar.Keduanya pun berjalan, menuju ke rua
Bab101Pagi itu, Deslim kembali dikejutkan panggilan telepon, dari orang kepercayaannya."Apa?" Deslim terkejut, ketika mengetahui kematian rekan kepercayaannya dalam dunia hitam."Seorang wanita mengaku sebagai wanita pesanan bos Chan. Ternyata, wanita itu pembunuh berdarah dingin.""Ah, kurasa ini bukan masalah besar! Mungkin sudah takdirnya dia mati," sahut Deslim, kemudian wanita itu menutup panggilan telepon sepihak. Saat ini, dia enggan berpikir banyak. Lagi- lagi, ini memang terasa janggal di benak Deslim. Namun wanita itu terus menepis pemikiran semacam itu."Deslim, fokuslah untuk sembuh terlebih dahulu, sisanya biarkan Ayah dan Ibu yang atasi," ucap Desert sembari mengelus punggung anaknya."Aku mau segera pulang, Bu. Mau sampai kapan, aku tetap di rumah sakit ini? Mereka juga mengatakan, tidak ada pencangkokan mata untukku dalam waktu dekat ini. Aku harus menelan pahit kenyataan ini. Mungkin ini juga bagian dari karmaku, yang dulu menyakiti Jeremy, saat dia sedang buta. Da
Bab102Malam mencekam itu pun berlalu, suara ketukan di pintu kamar mengejutkan Deslim dan Desert. "Diam," bisik Desert pada Deslim. "Kamu di sini saja, biar Ibu lihat dulu siapa yang mengetuk kamar."Entah berapa lama mereka terjaga, hingga tanpa sadar tertidur. Dan dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamar dari luar.Desert melihat cctv dan mendengkus, ketika melihat sosok suaminya yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya.Kemudian wanita paru baya itu melirik jam dinding, sudah jam 5 pagi, dan lelaki itu baru pulang.Deslim tidak bersuara apapun, hanya terdiam dan menerima takdir apapun, jika seandainya nyawa mereka terancam. Kebutaan yang dia alami, membuatnya kini semakin pasrah, jika harus mati di istananya hari ini juga.Deret pintu terbuka, Desert memandang marah pada suaminya."Kemana saja kamu pergi? Kamu tidak tahu kami nyaris mati konyol di istana ini.""Maaf," lirih Jose. "Sekarang sudah aman," lanjut Jose. "Kemana kamu tadi malam? Sehingga kamu tidak jawab panggila
Bab103"Aku akan segera kesana!" ucap Desert, kemudian sambungan telepon dia matikan."Ada apa? Apa yang terjadi?" Beruntun pertanyaan Jose White."Mary, Yah." Desert terisak."Kenapa dengan Mary?""Seseorang mengaku kerabat kita, datang berkunjung ke ruang perawatan Mary.""Terus?""Entah bagaimana kejadiannya, para suster dan penjaga yang bodoh itu, mendapati Mary dalam keadaan tubuh bugil dengan kepala gundul. Rambut anak kita, Yah. Rambut Mary dibabat habis.""Apa?" Jose White terkejut dan merasa syok mendapati kabar na'as ini. Deslim tiba- tiba menangis meraung."Gila, ini benar- benar gila dan kejam ...." Wanita itu berteriak histeris."Semua pasti karena perbuatanku! Sehingga Mary dan kalian semua menjadi korbannya," lirih wanita itu.Desert berlari ke atas kasur, dan memeluk anaknya itu. "Ini bukan salah kamu, Nak. Penjahat itu yang musti kita tangkap! Ibu akan menuntut pihak pengadilan, merubah sistem pemerintahan kota Monarki ini, agar memiliki kekuatan hukum. Jika keadaan t
Bab104"Pelan- pelan sayang," pinta Desert pada Deslim. Kemudian dia menoleh ke arah Jose White."Ayah melaporkan kejadian ini ke kepolisian Negeri Fantasy?" tanya Desert penasaran."Tidak, mengapa mereka ke sini?" ucap Jose White juga bingung."Ayah," lirih Deslim. "Jangan- jangan, aku sudah ketahuan," ucap wanita itu dengan suara bergetar."Tidak mungkin, kejadian itu sudah sangat lama, bagaimana mereka bisa tahu? Ini tahunan sayang, bukan sebulan dua bulan," sahut Desert mencoba membuat anaknya tenang."Lalu mengapa mereka datang kemari? Mereka itu pihak keamanan Negeri Fantasy, tempat aku membantai habis pelayan dan juga Case beserta anaknya.""Itulah kebodohan kamu, Deslim! Hanya gara- gara lelaki bodoh seperti Khan Wilson, kamu bertindak sekeji itu. Kalau sudah begini bagaimana?" bentak Jose White pusing, memikirkan kejadian demi kejadian mengerikan pada keluarganya."Ayah," tegur Desert."Apa?" bentak Jose White, menatap nyalang kepada istrinya. "Inilah hasil didikan kamu, seba