Share

Keputusan

“Papa bilang apa, Bu? Pak?” Air mata Adelia meleleh tanpa ada isak yang menderanya. Kini ia mulai dikuasai emosi. Orang tuanya pasti sudah menorehkan luka dalam di hati dua insan rendah hati ini.

“Sudah, nggak perlu kami katakan rinci apa yang Pak Ruslan katakan.” Bu Maryam menyeka air matanya.

David bangkit dari duduknya. Ia tinggalkan istri yang tengah tak menentu perasaannya. Ibunya lebih butuh untuk dikuatkan. Entah apa yang telah dikatakan mertuanya. Kedua orang tuanya ini memang sering mendapat pendangan miring, tapi tak pernah sekali pun dimasukkan ke dalam hati. Namun beda cerita bila mertuanya sendiri pelakunya.

Bu Maryam terisak dalam pelukan putra sulungnya. Ia bersyukur memiliki tempat bersandar selain suaminya. Ada rasa rikuh saat ia bertemu pandang dengan menantunya. Ia melihat titik kecemburuan di sudut mata Adelia. Biarlah, hanya sebentar. Dugaannya, putra pertamanya ini sering mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status