Share

Part 23 : Keanehan

Saat itu jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul dua pagi. Malam yang begitu gelap di luar sana beberapa jam yang lalu itu kini perlahan-lahan mulai berubah menjadi terang bercahaya. Awan hitam yang menutupi langit kini sepertinya telah berhasil diusir pergi oleh Buyung dan teman-teman penyihir nya yang lain. Malam itu adalah malam bulan purnama yang ke empat belas.

Meri dan Sindi masih tampak gelisah di dalam kamar mereka, sementara itu teman mereka Irma malah tertidur pulas tanpa mengetahui apapun. Acara ritual berdarah itu kini telah berakhir, para pria yang kejam itu sudah bubar dari dari jalanan di depan rumah. Syukurlah di malam itu Buyung dan Ole tidak tidur di rumah tersebut, mereka berdua ikut pergi bersama dengan rombongan teman-teman mereka yang misterius itu ke suatu tempat. Entahlah, Meri dan Sindi tidak mengetahuinya secara pasti kemanakah mereka semua pergi.

“Meri, apa kau ingat dengan ucapan Nenek tua di ladang manggis siang tadi?” Tanya Sindi pada Meri dengan nada yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status