Share

Bab 43. Keamanan

“Harus masuk kerja?”

Aku menoleh ke belakang. Alex yang sudah berpakaian rapi, berdiri bersandar di pintu dengan tangan berlipat di dada. Kedua kakinya bersilang, dengan mata mengamatiku yang sedang melipat baju bekas aku pakai itu.

“Haruslah. Mbak Leni masih belum masuk. Kalau aku tidak datang, bisa jadi pos di atas kosong.”

“Gitu, ya?” sahutnya sambil mengangguk-angguk. Namun, dahinya berkerut seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Bajunya ini aku cuci dulu nanti aku kembalikan.”

“Untuk apa. Pakai saja sebagai pengingat. Kalau kamu kangen, bisa peluk baju itu,” sahutnya sambil menaik-naikkan alis mata. “Itu sebelum kamu bisa memelukku semalaman.”

“Ck! Pagi-pagi sudah gombal. Ayo berangkat sekarang. Kita kan mampir ke rumahku dulu.” Aku menyambar tas dan melewatinya. Seperti anak kecil, dia mempercepat jalan mengekoriku.

Hari masih pagi. Jalanan masih dipenuhi anak-anak yang berangkat sekolah. Beberapa memenuhi angkutan umum, dan banyak juga yang diantar dengan kendaraan pribadi. Tering
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status