Share

Bab 51. Harapan

Rasa kesal yang sempat mencuat, ternyata dikalahkan desiran yang menyerbu di dada ini. Aku tidak mampu membencinya, dengan alasan yang mungkin tidak seperti ada di pikiranku. Dua pendapat yang saling berkecamuk di kepala ini.

“Alex melihatmu sebagai wanita materialistis. Buktinya, dia membayar kesediaanmu selama bersamanya. Dia membayar!”

Namun, sudut hati di sisi lain berkata lain. “Bukan. Yang dilakukan sekarang wujud kasih sayang. Dia ingin berbuat lebih kepadamu, walaupun dia sudah berkalang tanah.”

Apapun alasannya, aku tetap menolak apa yang dia rencanakan dengan membuat wasiat itu.

Aku berdiri di luar ruangan. Dari kaca pembatas, aku menatap tubuh Alex terbujur tidak bergerak. Peralatan medis menempel di beberapa tempat untuk menunjang dia tetap bernapas. Tangan ini bergerak pelan, mengusap kaca yang memburam karena embusan napasku.

Dari sini, jari telunjukku seakan membelai rambutnya yang di sana. Ingatan matanya yang mengerjap, dan senyuman yang menunjukkan kemanjaan, s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status