Share

Bab 56. Jera

Pertanyaanku tentang Raya yang menyobek surat wasiat, aku tangguhkan. Kata buku yang aku baca, bicara dengan wanita itu tidak boleh asal, harus mencari waktu yang tepat. Entah waktunya kapan? Tidak ada kepastian. Ini lebih sulit dibandingkan memprediksi jatuhnya meteor, atau menghitung kemungkinan kenaikan nilai saham.

“Tapi serakahnya kamu itu berlebihan. Masih sakit nekad kerja. Apa tidak ada karyawan yang mewakili kamu?” ucap Raya masih membahas istilah serakah.

Dia membereskan sisa makananku, menyodorkan obat dan vitamin yang sudah disiapkan di wadah oleh suster penjaga.

“Aku hanya kerja biasa, Ray. Cuma menunjukkan wajah dan memperlihatkan kalau aku masih sehat. Pemilik saham kangen denganku. Dan orang kantor mengidolakan aku meminta tanda tangan,” jawabku asal sambil tertawa kecil.

“Huft. Begitu, ya. Berat juga sebagai kamu, ya? Kalau pegawai sakit, cukup menyerahkan surat dokter dan orang kantor akan maklum dan tidak mengganggu. Kalau kamu__”

“Beginilah, Ray. Sebagai CEO sebena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Husna Rafliazzahra
aku kira Alex dan tomo bicara lewat hp ternyata Tomo nya datang toh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status