Share

Bab 63. Asyiknya Berbincang

“Hebat sekali. Tebar pesona sana-sini dan laku lagi,” ujar Alex.

“Laki-laki seperti itu justru kenikmatannya dicabut oleh yang di Atas. Dia tidak bisa berhenti di satu wanita, tapi mempunyai kepuasan saat dia seperti layang-layang putus. ”

“Laki-laki seperti itu punya apa, sih, sampai sepercaya diri itu? Aku yang tidak mempunyai nyali sebesar itu. Apa para korbannya itu buta?”

Kedua tangannya terkait sebagai tumpuan dagu. Sorot matanya menunjukkan rasa penasaran. Mungkin yang aku ungkapkan terdengar aneh di pikiran lelaki yang selalu disibukkan dengan urusan CEO.

Akupun sebenarnya tidak tahu pasti kenapa kasus serupa terjadi di kelompok penulis akhir-akhir ini. Mereka tidak pernah bertatap muka, hanya sekadar berteman melalui tulisan. Namun, kenapa justru cinta bersemi subur? Bahkan kecemburuan pun menyeruak dan berakhir dengan pertikaian.

“Kemungkinan yang lelaki itu punya adalah harapan. Jujur, wanita mana yang tidak menginginkan laki-laki yang dewasa, sabar, mengayomi, terlebih dik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status