Share

Marah Tapi Sayang

Kecewa, marah, benci. Itu tergambar jelas di wajah lelaki dua puluh sembilan tahun itu. Mengapa wanita itu berubah sekarang? Mengapa tidak ada kelembutan lagi untuknya? Beberapa hari lalu, Tias masih dengan lembut memperlakukannya. Mungkinkah dia berubah pikiran? Padahal, kemarin dia mengatakan sudah memaafkan. Tapi, kemyataannya perkataannya sangat pedas.

                                      

“Yas, kamu kenapa?” tanya Ilham sambil kembali duduk di kursinya.

“Tidak ada. Apa maksud Anda?” tanya Tias

“Maksud saya? Kamu tahu maksud saya. Dari tadi, kenapa kamu marah-marah terus? Apa yang terjadi?” ucap Ilham.

“Tidak ada apa-apa. Saya permisi,” pamit Tias.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status