Share

15. Pembelaan yang Salah

Bab 15

*

Aku ingat penuturan Kalila saat pengambilan rapor akhir kelas lima.

“Lihat aja nanti kelas enam, aku yang akan di posisi itu. Kamu jangan pernah bermimpi.” Dengan wajah merah padam ia berkata padaku hari itu di atas sepedanya.

Ternyata itu sama sekali tak terbukti. Aku berturut-turut mendapat rangking satu di kelas. Mereka berdua mendapatkan rangking dua dan tiga. Kulihat Kalila dan Karina makin kesal padaku. Ia menatapku tak pernah bersahabat, makin judes dan makin sering ia membuli. Kadang saat ada kesempatan, ia menolak punggungku dengan sengaja, menahan kaki agar aku tersandung saat masuk kelas. Perilakunya sungguh membuatku tak nyaman.

Dalam berbagai kesempatan ia mencoba untuk menang. Mencoba untuk mendapatkan yang terbaik dengan cara menginjakku, dengan cara membuatku sakit hati. Namun, aku tak bisa berbuat banyak, hanya mengabaikan dan menghindar darinya. Aku masih menganggap ia saudara, dan hanya seorang anak kecil yang pikirannya belum dewasa. Tidak mungkin aku bert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status