Share

44. Merajut Kenangan

Inez menyerahkan pesanan Rian pada temannya di dapur. Tahu-tahu Leni—pegawai perempuan yang usianya paling muda—langsung menyerbu.

"Mbak Inez, Mbak, itu tadi Mas Rian kan?" tanya dia dengan penuh semangat.

Cewek yang saat ini sedang mengeringkan piring-piring sambil menunggu pesanan selesai dimasak, mengangguk kecil sambil tersenyum.

"Ganteng banget, ya, Mbak," tambah Leni, masih seantusias tadi. Ia jingkrak-jingkrak sembari kedua tangannya bertumpu pada meja dapur. "Itu teman dekatnya bos kita. Sering makan di sini. Biasanya sih gue yang layanin," lanjutnya, tetapi kali ini sambil manyun.

Inez menoleh sejenak dan mendapati wajah Leni berubah kecewa. "Kenapa? Ya, kan, bagus. Jadi sekarang kalian udah saling kenal, dong."

"Kenal sih kenal, Mbak, tapi cuma sampai batas antar pesanan makanan dan beberapa kali ngobrol dikit, kayaknya Mas Rian gitu cuma buat basa-basi doang, deh."

Inez hanya menanggapinya dengan senyuman sambil tangannya masih sibuk bekerja.

Beberapa saat kemudian, Leni me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status