Share

18. Kepedihan Elya

Bariqi mengurut keningnya dengan lemas, pria itu menyandarkan tubuhnya di tembok karena kakinya seolah tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri. Bariqi mendengar pembicaraan kakak beradik di dalam sana karena jendela kamar Elya yang terbuka membuatnya mendengar jelas apa yang mereka bicarakan. Bariqi merasa dirinya sangat keterlaluan pada Elya. Selama ini ia mengaku paling dekat dengan Elya, tapi ia tidak tahu masalah apa-apa yang sedang ditanggung gadis itu.

"Eh mbak, aku sudah dichat sama temen disuruh balik," ucap Rafa saat ada notifikasi dari hpnya.

"Kamu gak makan dulu?" tanya Elya.

"Tidak usah. Aku pergi dulu ya, Mbak."

"Tunggu." Elya menuju laci kecil di samping ranjangnya, perempuan itu mengambil beberapa uang dan memberikannya pada sang adik.

"Buat jajan di perjalanan," kata Elya.

"Mbak aku masih ada uang, gak usah kasih lagi," ujar Rafa menolak uang kakaknya.

"Ambil saja. Saat perjalanan pulang belum tentu kamu langsung pulang, siapa tahu teman-teman kamu masih ngajak nongkrong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status