Share

21. Tidak Ada Tempat

Setelah selesai makan, Elya kembali melayani pelanggan yang kembali berdatangan. Bima mencuri-curi pandang ke arah Elya, menurut Bima, Elya sangat hiperaktif dan tidak ada capek-capeknya. Dari awal datang sampai sudah menjelang malam, gadis itu tidak mengeluh lelah sedikit pun dan tetap ramah pada pelanggannya. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan bakso sudah habis. Bima segera memberesi peralatannya sembari menunggu orang-orang selesai makan.

“Elya, kalau boleh tahu, kamu asli orang mana?” tanya Bima sembari membereskan mangkuk-mangkuknya. Elya yang turut membantu Bima pun menolehkan kepalanya.

“Asli Tulungagung, Mas. Tahu kan kota itu? Kota yang khas dengan kopinya. Kalau aku pulang kampung, aku bawain deh kopi khas Tulungagung, biar Mas bima lebih semangat buat baksonya,” ujar Elya.

“Aku sering ke kota itu untuk mengirim brokoli. Kapan-kapan kalau aku ke Tulungagung dan kamu ada di sana, aku akan mampir ke rumahmu.”

“Boleh, nanti aku ajak jalan-jalan. Ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status