Share

31. Gara-gara Status

Seorang pria tengah duduk di depan televisi dengan wajah yang tertekuk masam. Pria berkaus hitam itu sudah berada di level marah paling tinggi. Marah pada dirinya sendiri karena sudah membuat Elya pergi.

Televisi itu menampilkan kartun kucing dan tikus, salah satu kartun kesukaannya saat kecil. Kendati demikian, Bariqi sama sekali tidak fokus pada kartun itu.

“Anak ibu cemberut mulu, gantengnya ilang loh,” goda Putri menoel-noel pipi putra semata wayangnya. Meski Bariqi sudah dewasa, Putri memang suka menggoda anaknya itu seolah anaknya masih kecil.

“Apaan sih, Bu,” ketus Bariqi menepis tangan ibunya.

“Kenapa? Lagi marah sama siapa?” tanya Putri masih menoel-noel pipi putrnya. Lagi lagi Bariqi menepis tangan ibunya, tidak suka diperlakukan seperti bayi.

“Bariqi, ayah dengar banyak yang jadi korban kamu hari ini. Kenapa marah-marah? Kurang sajen?” tanya Prasetya yang ikut duduk di samping anaknya.

“Ya kurang sajen sama minyak kemenyan,” jawab Bariqi.

“Itu di rumah tetangga ada kembang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status