Bus ini cukup baru dengan AC yang sejuk, tentu saja beda dengan bus metro mini yang tak pakai AC, selain itu rata-rata penumpangnya pun mahasiswa atau pekerja, karena harganya lumayan mahal bagi kantong orang biasa, walaupun bagi Ryan, harga 300 ribu rupiah tak ada arti apa-apa.
Begitu duduk di samping gadis ini, tercium bau parfum mahal, Ryan sendiri juga pake parfum, tapi baunya tak begitu kentara, hanya sekedar semprot biasa.
Seperti biasa, Ryan tak memperhatikan siapapun, begitu duduk di jok, diapun memundurkan sedikit sandaran, lalu memejamkan mata. Kepalanya yang masih berambut pendek agak plontos di tutupi dengan topi.
30 menitan di dalam perjalanan, gadis ini melirik wajah Ryan, dia merasa aneh sendiri, melihat cueknya pemuda di sampingnya ini.
Padahal dengan penampilannya yang walaupun casual dan jeans ketat, namun tetap tak menutupi ke sintalan tubuhnya, kulitnya putih bersih dengan bulu-bulu halus di lengan, matanya lentik, bibirnya merah pink,
Di pos polisi, para penumpang memanfaatkan kesempatan itu untuk beristirahat dan duduk santai di sebuah kantin yang terletak di samping kantor korps baju coklat ini.Selesai memberi keterangan dan dilanjutkan giliran sopir serta kernet, kini Ryan bermaksud ikut santai juga di kantin itu.Matanya celingak celinguk mencari tempat duduk yang kosong di kantin yang kecil itu, beberapa penumpang yang melihat ‘sang pahlwan’ ini sudah kelar dimintai keterangan polisi dan ikut bergabung di kantin ini, berebutan menawarkan kursi pada Ryan.Namun, Ryan kaget karena gadis yang tadi duduk sebaris dengannya melambaikan tangan padanya, dan meminta Ryan duduk di sampingnya dan pemuda ini memutuskan mendatangi si gadis cantik ini, karena memang ada kursi yang kosong di sampingnya.“Terima kasih!” sahut Ryan pendek, lalu dia memesan minuman serta mengambil kue yang di depannya setelah duduk di samping gadis cantik ini.“Saya Tiara…!” gadis ini menyodorkan tangan kanannya yang putih mulus dan lentik.“R
Setelah mandi dan berpakaian, kemudian mengantar Vanya dan Jaka ke kamarnya untuk diminta berpakaian di bantu 2 babysitter, Ryan pun turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan. Di sana sudah menunggu papanya dan Celine yang makin cantik saja.Ryan langsung memeluk Celine dan mencium dahi adik perempuannya yang memakai seragam sekolah yang makin hari makin jelita ini. Ryan dan Celine saudara se ayah dan ibu, sedangkan Vanya dan Jaka beda ibu.“Wangi banget kamu Cel, masa anak SMP pake parfum segitunya!” kata Ryan tersenyum, Salman hanya diam memperhatikan ulah dua anaknya ini.“Kepo amat kamu bang, biarin…eh badan Abang kok makin hitam gitu, kurus lagi, kurang gizi ya di sana!” sahut Celine keheranan.“Bukan…kalau gembrot mana bisa ikut latihan-latihan berat, makanya wajib kurus agar lincah!” jawab Ryan asal saja.“Ryan…duduk dulu…papi mau bicara!” tak lama kemudian bergabung Brigitta dan Deasy, keduanya menatap wajah Ryan yang terlihat cool dan santai saja.“Berapa lama lagi pendidi
Pemakaman nenek Priscilla berlangsung khidmad di samping kuburan madunya nenek Cynthia, seluruh keluarga besar Radin Durangga mengantar kepergian Priscilla.Radin Durangga cukup tegar di usia rentanya kembali di tinggal istri keduanya. Setelah sempat tak sadarkan diri dan di bawa ke rumah sakit, Om Priscilla pun meninggal dunia di samping suami, madunya dan anak-anak cucunya.Dia sempat menitip pesan khusus pada Salman, agar jangan terlalu keras dengan Ryan. Salman hanya mengangguk. Ryan adalah cucu kesayangan Nenek Priscilla, sehingga Ryan sempat terpukul kehilangan neneknya ini.Tapi karena dia sudah jadi pemuda, rasa terpukul itu cepat di atasi, beda dulu saat kehilangan ibundanya, Vanya, semingguan Ryan susah makan, hingga neneknya Priscilla sampai khawatir sekali.Kini Radin hanya berdua dengan nenek Sherin, di usianya yang sudah hampir 70 tahunan, namun fisik Radin Durangga tetap baik, karena dia masih sering olahraga yang sesuai dengan kondisi umur
Sisa tiga mingguan di manfaatkan Ryan untuk mengunjungi sahabat-sahabat SMU nya, hingga tak terasa waktu cuti satu bulan habis dan Ryan kembali pulang ke Lembang, Bandung.Kali ini orangtuanya lah yang melepas langsung kepergiannya ke Bandung yang di antar mobil berikut sopir keluarga.“Ku tunggu selesai kami pendidikan…papi yakin apa yang kamu ucapkan, akan kamu pegang kuat-kuat!” kata Salman sambil memeluk anak sulungnya yang tingginya kini mengalahkannya, kecuali badan, karena badan Salman lebih kekar dan berotot.Ryan memeluk kembali papinya, lalu memeluk satu persatu kedua ibu sambung dan menggendong kedua adik terkecilnya, Vanya dan Jaka, begitu giliran Celine, Ryan memandang kagum pada adiknya ini, selain makin cantik, wajah Celine bak kaka adik dengan Deasy.“Ingat…masih SMP ga boleh pacaran yaaa, awas kalau kaka tau kecil-kecil udah bisa pacaran!” kata Ryan sambil memeluk adik kesayangannya ini.&ldquo
Semenjak Ryan kembali tinggal bersama orang tuanya, lima mobil sport mewahnya, tiga SUV, tiga Jeep, dan 3 mobil yang biasa dia gunakan untuk offroad sudah kembali dia miliki dan pelihara.Dulu saat masih bersama kakek dan nenek sambungnya, Ryan hanya memiliki 3 mobil dan 1 motor, itupun milik ibu sambungnya, Brigitta yang sangat sayang dengannya.Sedangkan motor mogenya hadiah dari kakeknya Komjen Andre. Ayahnya sengaja bersikap begitu, karena jengkel dengan sikap keras kepala Ryan yang memilih tinggal dengan kakek neneknya.Sehingga fasilitas semuanya di tahan, Ryan juga memiliki rekening sendiri yang nilainya sangat fantastis, ayahnya Salman memang sangat memanjakan anak sulungnya ini.Di rekeningnya, tak kurang tersimpan duit dengan nominal hampir 250 milyar dan bebas Ryan gunakan kapanpun.“Ingat…papi sengaja memberi kamu duit besar itu, dengan harapan kamu bijak menggunakannya, kalau sampai papi dengar kamu foya-foyakan tu duit, p
Ipda Ryan juga berhasil membongkar kejahatan yang cukup meresahkan warga selama ini, yakni pencurian sapi yang dilakukan para penjahat.Para pencuri ini suka sekali menteror warga, sehingga warga makin ketakutan, tapi tak lama kemudian sapi-sapi mereka lenyap di kandang.Ipda Ryan tak tanggung-tanggung bertindak, dia akhirnya bersama anak buahnya harus berhari-hari menjebak para pencuri ini, setelah hari ke 7, mereka menangkap basah para pencuri sapi yang berjumlah 6 orang ini.Dua orang bersikap menakut-nakuti warga, 3 orang menarik sapi-sapi masuk ke dalam mobil pick up yang sudah mereka siapkan dan 1 orang bertindak sebagai sopir. Saat itulah Ipda Ryan dan anak buahnya membekuk ke enam pencuri ini.“Jangan kasih ampun, tembak saja di tempat, saya yang tanggung jawab!” tegas Ipda Ryan yang jengkel dengan kelakuan para pencuri ini.Ke 6 pencuri sapi tersungkur ke tanah, setelah masing-masing menerima pelor di kakinya. Lalu di angkut ke
Tiara tertawa melihat pakaian Ryan yang kotor dan cuek saja masuk kembali ke mobilnya yang dia tahu berharga milyaran ini.“Ga ada sayang-sayangnya ama mobil mehonggggg…tuh juga seragam kamu kotor, ehh cuek aja masuk!” kata Tiara.Ryan tertawa saja dan bilang mobil model gini memang buat offroad, kotor bisa di cuci lagi.“Ngapain di taruh di garasi, malah rugi kan?” Tiara mengangguk sambil tersenyum mengiyakan ucapan Ryan.Ryan kemudian tancap gas dan dia jalan menyisi melewati mobil Bantun, mobil mahal inipun meraung-raung saat melewati lumpur yang dalam, untung ban nya sudah di ganti radial semuanya oleh Ryan, sehingga tanpa kesulitan mampu melewati jalan berlumpur tersebut.Ryan pun kembali turun dan di bantu Bantun memasang tali tambang, setelah semua siap, Ryan pun balik kembali ke mobil dan menginjak kuat-kuat pedal gas, karena mobil Bantun penuh sembako yang lumayan berat, mobil Ryan sampai berputar-putar menar
“Siapa lagi yang maju akan ku tembak tanpa ampun!” ancam Ryan sambil mengacungkan pistol.Ipda Ryan melirik ke samping dan dilihat ada lagi seseorang yang agaknya tak takut dan berniat ingin membacoknya, Ryan yang aslinya mahir menembak ini langsung berpaling dan duarrrr…pistol kembali menyalak orang ini langsung tersungkur dan mengaduh-aduh lagi, pahanya tertembus peluru.Tak berhenti sampai di situ, Ryan juga menembak lagi, kali ini dia arahkan pada ketua komplotan yang sengaja mencegatnya.Tak pelak pria yang biasa di panggil Bang Sajo ini langsung berteriak kesakitan, karena kakinya kena tembakan pistol Ryan. Bidikan Ryan sangat tepat, terlebih jaraknya hanya 5 meteran.Melihat Bang Sajo kepala komplotannya KO, ke 4 sisa para penjahat ini langsung hilang nyali, mereka awalnya kagum dengan kepala komplotannya yang kabarnya kebal senjata tajam dan peluru, tapi kini tersungkur dan berteriak-teriak ke sakitan setelah kakinya tertembus p