“Hayooo…masih dingin ga dengan Tiara!” olok gadis ini tertawa.
Dia kemudian malah bangkit dan setengah berlari menuju kamar dan menutupnya dari dalam, Ryan langsung menepuk jidatnya.
“Kurang ajar…sengaja menggodaku ternyata!” pikir Ryan.
Tak lama kemudian Tiara keluar lagi, kali ini dia berpakaian sopan, baju tidur lengan pendek dengan celana lengan panjang, otomatis body cantiknya tidak lagi terlihat seperti tadi.
Tapi Ryan masih pusing sendiri saat tadi di goda Tiara.
“Hmm bengongg aja dari tadi, makan malam kita gimana ini?” tanya Tiara dan duduk di tempat tadi.
“Kiss…ehh maksudnya terserah kamu aja Tiara!” Ryan ternyata masih nervous.
“Apa…makan malamnya kiss doankkk…ehh kenapa nih orang, ga nyambung banget kalau bicara!” Tiara langsung tertawa.
“Gini dehh, aku bikin nasi goreng aja yaa...selama pendidikan aku suka bikin nas
Besoknya mereka sempat mengulang hingga jelang siang dan setelah makan siang, Ryan pun mengantar Tiara ke desa tempatnya KKN, yang berjarak sekitar 5 kiloan dari kota kecamatan.Hubungan mereka pun bukan lagi sebagai sahabat, tapi sudah melangkah lebih jauh, yakni sepasang kekasih.Lilis mengetahui hal tersebut saat seminggu kemudian, Ryan bilang dia kini tak bisa lagi menyalurkan hasrat biologisnya pada Lilis seperti dulu karena sudah memiliki seorang kekasih.Inilah Ryan, dia jantan sekali mengakui hal itu pada Lilis yang dia tahu diam-diam memang menyukainya. Walaupun agak kecewa, Lilis memaklumi dan dia sudah paham, suatu saat hal seperti ini pasti terjadi.Satu bulan kemudian, Lilis pamit pada Ryan dan bilang dia akan menikah dengan seorang pria. Ryan kaget saat mengetahui guru bercintanya ini bilang begitu, namun Ryan mengucapkan selamat pada Lilis.“Walaupun dia ga se ganteng dan setampan bapak, tapi dia mau nerima Lilis apa adanya!” sahut Lilis sambil memperlihatkan foto calon
“Hadeuhh pusing pala birbie kalau gini, mending aku kuliah ke luar negeri ajah, daripada dipusingin soal perjodohan ini,” kata Reni dalam hati.Dan Reni pun tanpa menunggu wisuda, diam-diam pergi ke London, Inggris dan dia melanjutkan kuliahnya di sana.Bahkan dia juga tak pamit langsung dengan Tiara, kecuali hanya memberi tahu lewat WA ke sahabatnya itu, kalau dia ingin melanjutkan kuliahnya ke Eropa.Reni tentu saja tak mau menyinggung soal rencana pertunangan keluarganya antara dia dan Ryan.Di Surabaya, Iptu Ryan langsung menempati jabatan yang cukup menyita konsentrasinya, yakni sebagai Kanitreskrim di Polsekta Surabaya.Sudah bisa di duga, dengan tingkat kriminalitas yang sangat tinggi, hampir saban minggu Iptu Ryan menangkapi gembong-gembong penjahat.Dan seperti yang sudah-sudah, nama Iptu Ryan menjadi petugas yang sangat ditakuti, Ryan sangat enteng sekali mengeluarkan pelor dari pistolnya.Sehingga ia pun di juluki polisi berdarah dingin, karena selalu bikin laporan ke atasa
“Ngeri dehh ortu-ortu kamu Ryan, terutama dua mami kamu itu, apes banget dehh hari ini malah bisa ketemuan mereka!” sungut Tiara. Ryan hanya tertawa kecil dan bilang tak usah dipikirkan.“Lama-lama juga mereka akan baik kok, jangan takut, kedua mamiku aslinya ramah-ramah kok, hanya orang yang tak kenal saja akan berpikirin lain seperti kamu ini, karena belum bergaul akrab dengan mereka!” Ryan mencoba menenangkan Tiara yang masih kurang puas dengan pertemuan barusan tadi dengan orang tuanya.Tak lama kemudian, terlihat Julian melakukan vidcall dengan Ryan, Julian bilang tak bisa datang ke Surabaya, karena sedang sibuk syuting dan tentu saja sibuk kuliah.“Tapi kamu sehat aja kan bang…eh itu siapa di samping, kayak kenal!” kata Julian tertawa.“Dia Tiara…sahabatnya Reni, masih ingat kan?” sahut Ryan, Tiara langsung melambai pada Julian sambil kissbye.“Ohhh yang itu…ingat donk
“Oma…lihat deh wajah Ryan, mirip siapa dia!” Oma Sherin baru sadar, dan dia langsung berdiri dan mencubit wajah Ryan.“Mirip siapa lagi kalau bukan mirip Opa waktu muda, gileee kamu Ryan, kok bisa banget sihh mirip sama Opa kamu. Eh tau ga kelakuan Opa kamu waktu muda, ga kalah dengan kelakuan Om kamu si Rey itu, lebih parah malah, selalu ninggalkan keturunan,” sindir Oma Sherin tertawa terbahak, bagi Sherin sudah tak ada kamus cemburu dalam hatinya, masa muda mereka selalu dijadikan bahan candaan bahkan semenjak dua madunya itu masih hidup.Setelah sholat Magrib, Radin kemudian memberikan sebuah ilmu khusus buat Ryan, entah mengapa semua anak-anaknya tak ada yang di beri ilmu ini, hanya kepada Ryan saja Radin memberikannya, tentu saja ilmu peninggalan orang tuanya, Durangga Jan Terling.“Kakek tahu, kamu punya banyak musuh saat kini, bukan sembarangan musuh, tapi berniat menghabisi kamu, gunakan ilmu itu. Soal hidup ma
“Oh iyaaa….baru ingat, bukankah ini yang bulan lalu jadi berita besar, gara-gara nembak dua penjahat, aihhh kita kedatangan tamu istemewa ini. Dyehhhh maafinnn si Bobby yahhh, sini sayanggg mau apa!” sikap Bobby langsung berubah 180 derajat, dia langsung menggandeng tangan Ryan.Begitu tau siapa jati diri Ryan, kini Ryan bak Sultan saja, Bobby langsung sibuk memarahi puluhan anak buahnya yang dianggapnya tak bertanya siapa Ryan ini. Setelah duduk dan di hadapan Om Silo dan Bobby, Ryan pun menjelaskan maksudnya datang ke salon ini.“Hehehe…soal kecil itu sayanggg…pokoknya eyke jamin dahhh ye bakal berubah jadi pangeran tampan, badan ye udah bagus banget, hanya rambut dan pakaian yang belum berkelas, masih keliatan standar,” sahut Bobby sambil tertawa tergelak.Sesuai janji pria ngondek ini, Ryan pun di permak habis-habisan, wajah dan rambutnya di rubah sedemikian rupa, setelah itu Ryan di ajak ke sebuah gerai pakaian-pakaian bermerek milik pria gemulai ini.Tak tanggung-tanggung Ryan l
Setelah bercanda ria kurang lebih 30 menitan, Ryan dan Lestya kemudian keluar, saat jalan keduanya lagi-lagi sukses bikin semua polisi bahkan beberapa tamu harus ‘rela’ pegal leher menatap keduanya.“Serasi banget yaaa…yang laki-laki ganteng pake bingit, yang wanita juga kayak model, kok ada yang polisi kayak gitu!” kata seorang ibu, pegawai wanita yang terkenal suka nge-gibah di kantor ini.Ternyata ruangan kerja Lestya dan Ryan bersebelahan, saat masuk duluan ke ruangannya, Lestya terdiam sebentar, lalu dia pun tanpa sungkan minta nomor hape Ryan. Ryan dengan senang hati memberitahu dan langsung di catat Lestya.Setelah masuk ruangan kerjanya, tak lama kemudian masuk tiga anak buahnya melaporkan perkembangan penyelidikan mereka.Awalnya mereka juga kaget melihat penampilan Ryan yang berubah makin dandy, tapi Ryan hanya tersenyum dan bilang dia ingin ciptakan polisi lebih stylish dan humanis.“Nanti kalau misi kita sukses, aku akan beri kalian bonus, mau kayak saya penampilan boleh!”
Setelah sholat Asar Iptu Ryan pun bersiap pulang, namun dia sadar tugas sebagai abdi negara kadang tak kenal jam kantor.Bisa saja dia mendadak di tugaskan oleh komandannya untuk suatu operasi besar dan beresiko. Sehingga Ryan menyadari dia harus siap dengan pilihannya tersebut dan tidak ada langkah mundur lagi.“Papi akan menunggu kapan kamu nyatakan mundur…catat itu!” itulah ucapan Salman pada putranya ini, sesaat sebelum pulang ke Jakarta beberapa minggu yang lalu, setelah menjenguk dia bersama Brigitta dan Deasy di rumah sakit.Lucunya, kakeknya Komjen Purnawirawan Andre selalu beri semangat agar cucu sambungnya harus mencapai level bintang, baru mundur.“Kalau perlu sampai Kapolri yaahhh, biasa ajaa kena tembak, kan umur udah digariskan Tuhan. Jadi, mau mati kena pelor kek, kecelakaan kek atau di tempat tidur, itu namanya takdir…!” kata Andre tertawa, saat vidcal dengan cucu kesayangannya ini, kala melihat sang cucu terbaring di rumah sakit.Ketika menuju mobil Aston Martin nya,
“Jadi sudah berapa lama kamu janda Lestya, ooh ya kamu punya anak ga dengan suami kamu itu?”“Bulan ini genap 1,5 tahun…aku ga punya anak dengan dia…penyebabnya rahasia!” Lestya senyum di kulum penuh makna.“Eh aku penasaran sama elo, kenapa sih lebih milih jadi polisi ketimbang nerusin jadi pengusaha kayak bokap sama kakek elo?” keluarlah gaya asli Lestya, bahasa gaul Jakartanya.Ryan bangkit berdiri…lalu berjalan ke arah jendala dan melihat pemandangan di luar, kemudian dia menatap Lestya yang terlihat penasaran dengannya.“Awalnya…aku marah dengan papi…3 tahun setelah mami wafat, beliau malah menikah lagi?” Ryan juga mulai terbuka, latar belakang kenapa dia jadi polisi.“Oh yaaa…terus?”“Lalu kakekku meminta agar aku melampiaskan kejengkelanku itu ke arah yang positif, dia menyarankan agar aku jadi polisi. Nahh selepas SMU akupun milih jadi abdi negara dan beginilah hasilnya!” Ryan tersenyum kembali.“Wuihh singkat dan padat dehh ceritanya…ya udah ga-papa, semua orang punya masalah