Share

28. Bagaikan Singa Kelaparan

Selang beberapa menit, pelupuk mata Gabriella hampir tertutup rapat. Malam itu terasa sangat tenang baginya. Tidak ada Max, tidak ada paksaan. Hanya ada Snowy dan kasur empuk di bawahnya.

Tanpa terduga, pintu tiba-tiba terbuka lebar lalu dibanting dengan keras. Gabriella pun tersentak dan langsung terbelalak.

“Max?” desahnya sebelum menelan ludah. Bola matanya bergetar hebat mengimbangi degup jantung yang mendadak cepat.

“Kau sengaja tidak membukakan pintu untukku, hm?” tanya sang pria sambil melucuti kemejanya dengan ceroboh. Sorot mata tajam dan gemuruh napasnya membuat sang istri semakin ciut.

“Aku sama sekali tidak tahu kau datang,” jawab Gabriella dengan alis berkerut dan kepala tertunduk. Tangannya telah mendekap Snowy lebih erat.

“Jadi, kau tertidur nyenyak di saat suamimu menunggu di depan pintu?”

Bibir Gabriella bergetar tanpa kata. Keberanian yang tadi ia pupuk telah layu, apalagi, ketika Max membanting celana panjangnya di l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status