Share

S2| 138. Meresapi Kedamaian

Melihat kesedihan di wajah Tuan Hunt, mata Mia ikut berkaca-kaca. Wanita itu mampu merasakan apa yang mengaduk-aduk hati sang kakek. Menyadari hal itu, Julian spontan mengelus punggung istrinya. Dengan senyum minim, ia menyatakan dukungan untuk menyimak perbincangan.

“Aku sungguh menyesal atas apa yang sudah dilakukan oleh putraku,” tutur Tuan Hunt dengan suara serak yang tidak lagi ceria. Penyesalan telah mempersempit kerongkongannya. “James tidak seharusnya merebut istrimu. Aku sangat-sangat malu atas kelakuannya itu.”

Tak menduga akan mendapat pengakuan semacam itu, Herbert pun mematung. Selang satu kedipan lambat, ia mencoba memecah ketegangan lewat lengkung bibir yang kaku.

“Anda tidak perlu merasa bersalah, Tuan Hunt. Hal itu telah berlalu. Saya sudah melupakan sakitnya dan bahkan, memaafkan mereka.”

Tanpa terduga, pria berambut putih mengibaskan tangan dan menggelengkan kepala. “Tidak mungkin ada manusia yang mampu melupakan pengkhianatan sebes

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status