Share

S2| 159. Puncak Rasa Cintaku Padamu

“Tidak apa-apa. Kau masih dalam proses belajar. Suatu saat nanti, kau pasti akan menjadi sangat tegar,” bisik sang wanita, menanamkan sugesti.

Sembari mengangguk, Julian memejamkan mata dan menghirup napas dalam. Aroma rambut Mia selalu berhasil menenangkan kegundahan hati. Namun, belum sempat pasangan itu mengendurkan dekapan, ponsel dalam saku sang pria tiba-tiba berdering. Merasa terusik, Julian sontak meringis.

“Siapa yang menelepon di saat yang tidak tepat seperti ini?” gerutu sang CEO, membuat Mia mengulum tawa.

Namun, begitu mata sang wanita menangkap nama yang muncul pada layar, keheranan sontak membebani alisnya. Keceriaan tidak lagi terukir di wajahnya. “Kenapa Alice menelepon di akhir pekan begini?” bisiknya tanpa berkedip.

Setelah menggeleng samar, Julian menerima panggilan. “Ada apa, Alice?” tanya CEO itu di bawah kerutan alis.

“Selamat pagi, Tuan. Maaf mengganggu waktu santai Anda,” sapa si sekretaris kedua dengan nada cemas. “Ad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status