Share

Bab 3-di lamar Bos nyebelin

"Kirana, kamu dipanggil Pak Randy," ucap salah satu OB di kantor ini. 

'ada apa Si Bos nyebelin itu nyuruh aku ke ruangannya?' 

"Udah sana cepet, Ki, nanti keburu kena semprot lhoo," ucap Bu Siti.

Aku berjalan cepat menuju ruangan Pak Randy, dia sedang berdiri menatap jendela. 

"Permisi Pak," ucap Kirana. 

"Kirana, kamu harus bersedia menikah denganku," ucap Pak Randy dengan datar namun terdengar serius. 

Kirana hanya bisa melongo mendengar ucapan Pak Randy.

"Mak-sud Pak Randy apa? Tanya Kirana dengan terbata.

"Aku tak perlu mengulang untuk kedua kalinya kan?" 

"Ta-pi, Pak.. "

"Saya tidak suka penolakan." 

"Nanti malam aku akan datang ke rumah, untuk melamar kamu," lanjutnya.

Kirana masih terdiam dengan pernyataan yang sangat sulit di cerna oleh pikirannya. Kirana ingin menolak, namun seakan mulutnya terkunci dengan rapat. 

'apa yang harus aku katakan pada Ibu?' 

"Sekarang keluarlah," perintah Pak Randy.

Akhirnya Kirana keluar dari ruangan Pak Randy dengan berbagai macam pertanyaan yang muncul di benaknya. 

"Heiii.. abis ketemu Bos ko ngelamun aja," tegur Ryska. 

Kirana tidak mungkin menceritakan apa yang  terjadi sebelumnya kepada Ryska. Sebab Kirana pun belum bisa memahami maksud dari ucapan Pak Randy, serius ataukah hanya sebuah permainan. 

'Seorang Bos Besar akan melamar seorang Office Girl?' kurasa tak mungkin.

"Ga mungkin apanya? Ditanya ko malah bengong sih, Ki," tanya Ryska.

"Ah, ga ko, Rys, " jawab Kirana singkat.

"Aku duluan ya , Rys, masih banyak yang belum aku kerjain." 

Kirana berlalu meninggalkan Ryska yang masih bingung dengan sikapnya setelah bertemu dengan Pak Randy. 

...

Pikiran Kirana jadi tak menentu, dia selalu memikirkan ucapan Pak Randy yang akan melamarnya nanti malam. 

[Ki..] sebuah pesan masuk dari Pram. 

[Iya,] 

[Pulang kerja aku jemput ya.] 

[Tidak usah, aku bisa sendiri.] 

[Ayolah Ki, mau ya.. aku jemput.] 

[Terserah deh.] 

[Sip, aku tunggu kamu.]

Kirana tak membalas pesan Pram, dia masih merasa aneh dengan pernyataan Pak Randy kepadanya. 

'Apa aku harus ceritakan ini kepada Pram?'

Menunggu waktu pulang rasanya lama sekali, Kirana sudah tidak sabar ingin menceritakan ini kepada Ibunya. 

Bagaimana tanggapan Ibunya kalau dia akan dilamar oleh Bos yang menyebalkan itu. 

"Kamu kenapa, Ki?" tanya Bu Siti.

"Ngga apa-apa ko, Bu." 

"Jangan melamum, Ki."

"Iya Bu maaf, aku sedang tidak fokus." 

'Lebih baik aku pergi ke kantin untuk meminum segelas coklat hangat, agar bisa sedikit rileks.'

Kirana berjalan Gontai menuju kantin, dia ingin segera merilekskan pikirannya. Namun di loby dia bertemu dengan Pak Randy, semenit kemudian langkahnya terhenti karna tatapan tajam Pak Randy. 

Dia mencoba menghiraukannya, dia terus berjalan menuju kantin. Kirana ingin istirahat sebentar saja dengan segelas coklat hangat.

... 

Akhirnya waktu bekerja selesai, Kirana bergegas untuk pulang. 

Sudah ada Pram yang sedang menunggunya. 

"Ko mukanya kusut gitu sih?" goda Pram saat berjumpa dengan Kirana. 

"Langsung pulang ya," ucap Kirana tanpa menjawab pertanyaan dari Pram.

Tanpa banyak tanya Pram melajukan motornya. 

Pram berhenti mendadak, sehingga membuat Kirana tak sengaja memeluk Pram. 

"Kamu sengaja ya, Pram?" ucap Kirana sembari mencubit pinggul Pram. 

"Ih sakit tau, lagian kamu ngelamun aja."

"Cerita sama aku, apa yang sedang kamu pikirkan.." tutur Pram. 

"Aku mau pulang, Pram."

"Oh, jadi udah ga mau cerita lagi sama aku.. iya?" 

"Belum saatnya."

Memang belum saatnya Kirana menceritakan ini kepada Pram, Kirana belum tau maksud dari pernyataan Bosnya itu. 

Pram melajukan motornya lagi dengan kencang, tanpa banyak pertanyaan yang dia lontarkan. 

...

Di sebuah kontrakan yang sederhana, Ibu Laras sudah menunggu kedatangan putrinya. Kirana adalah putri satu-satunya yang di miliki Bu Laras. 

Putri yang dari bayi dia rawat tanpa pendamping seorang suami, baginya suami dan juga ayah bagi Kirana sudah meninggal. 

Bahkan Bu Laras enggan menceritakan sosok seorang ayah kepada Kirana. Kirana tak pernah mengenal dan tak pernah tau siapa nama ayahnya. 

"Assalamualaikum." Terdengar seorang wanita mengucapkan salam, dan ternyata Kirana. 

"Waalaikumsalam, lohh.. anak Ibu kenapa mukanya ditekuk begini?" tanya Bu Laras spontan saat melihat wajah Kirana yang muram. 

"Bu," 

"Ada apa, Nak?" 

"Pak Randy akan melamar aku nanti malam," ucap Kirana dengan ragu. 

"Hah?! Kamu ga salah, Ki? Pak Randy Si Bos kamu yang katanya nyebelin itu kan?" Tanya Bu Laras, Bu Laras tak kalah terkejutnya dengan Kirana. 

"Iya Bu, aku harus bagaimana?" 

"Ibu terserah kamu Ki, kalo kamu cinta dengan Pak Randy. Ibu akan merestuinya," 

"Buuu..bagaimana bisa aku bisa cinta dengan pria yang angkuh dan dingin sepertinya."

"Ki, cinta itu datang dengan sendirinya. Seperti apa yang Ibu ucapkan kemarin, Pak Randy selalu bisa membuat kamu untuk dekat dengannya. Dan sekarang malah mau langsung melamar." 

'Ibu bukannya ngasih solusi malah menggodaku' 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status