Arka duduk di sebelah Ara yang masih belum sadarkan diri. Jemarinya menggenggam tangan Ara yang terasa dingin. Ia sepenuhnya belum yakin bahwa Ara tengah mengandung anaknya.
“Bangunlah, bukankah ada banyak hal yang harus kamu jelaskan padaku,” kata Arka lirih, suaranya terdengar parau karena menahan banyak hal yang serasa ingin meledak di hatinya.
“Kenapa kamu menyembunyikan tentang kehamilan ini?” tanya Arka putus asa. Tanpa di sadari oleh Arka gadis itu mulai sadar, hanya saja matanya begitu berat untuk di buka.
Ara mulai menggerakkan jarinya perlahan, ia ingin merespons pertanyaan yang Arka lontarkan tapi efek obat bius membuat ia begitu lemah.
“Kau sudah siuman?” tanya Arka begitu merasakan gerakan pada jemari Ara.
“A-anakku?” tanya Ara lirih. Ia mengumpulkan sekuat tenaga tapi hanya satu kata itu yang bisa ia ucap, tapi tanpa harus menjelaskan dengan kalimat yang utuh, Arka sudah tahu bahwa yang
Ada dendam yang dari kemarin sudah Arka tahan, pagi-pagi sekali ia pergi saat Ara masih tertidur lelap. Arka mengendarai motor trilnya menuju salah satu perumahan elite di Jakarta. Ia mengamati dari jauh rumah itu, seseorang harusnya sedang bersiap joging seperti yang biasa ia lakukan di pagi hari. Informasi itulah yang sudah Arka dapat tentang kegiatan setiap weekend pagi seorang Keanu. Tak berapa lama lelaki itu mulai muncul dan berlari kecil sepanjang jalan kompleks. Jemari Arka mencengkeram erat gas di tangan kanannya, amarah begitu mendidih di kepala dengan hanya melihat punggung Keanu yang tengah berlari kecil setelah membuat seorang wanita hamil bertaruh nyawa. Lelaki itu berolahraga seperti tidak ada apa pun yang perlu ia sesali. Tatapan Arka menjadi sangat dingin, ia segera mengemudi motor trail menuju tubuh Keanu yang berjarak 500 meter dengan kecepatan tinggi. Saat motor trail itu semakin dekat ke arah Keanu, lelaki itu sempat menoleh ke bel
Ara tidak bisa pulang ke rumah sementara masih ada banyak perban luka di lengan dan juga keningnya. Jika Gavin melihatnya seperti ini, lelaki itu pasti akan sangat dramatis mengetahui Ara baru saja kecelakaan. Ia kini lebih memilih tinggal di hotel untuk sementara waktu. Ara masih belum mengetahui bahwa kecelakaan yang menimpanya adalah perbuatan Keanu. Arka merahasiakan kebenaran itu agar Ara tidak merasa khawatir.“Apa kamu yakin tidak perlu dirawat di rumah sakit lagi?” tanya Tante Geby mendekati Ara yang tengah terbaring di ranjang dengan tatapan kosong.“Aku sudah jauh lebih baik Aunty, ini hanya luka ringan.”“Kamu belum menceritakan siapa yang membawamu ke rumah sakit?”“Aku tidak tahu, mungkin saja warga sekitar yang menelepon ambulans,” jawab Ara singkat, ia terlalu lelah jika harus mengatakan bahwa Arka yang telah membawanya ke rumah sakit. Tante Geby pasti akan mencecar banyak pertanyaan lai
Mivi mencengkeram erat pena tajam yang semakin ia tekankan ke leher hingga membentuk cekungan. Rasa pedih mulai menyeruak tapi tak Mivi hiraukan, bahkan ketika tetes darah keluar dari goresan ujung pena itu, ia tetap tak bergetar sedikit pun.“Letakkan itu? Kamu bisa terluka!” titah Ayah Mivi yang mulai khawatir melihat darah keluar dari leher putih putrinya.Kaki Dava terasa lemas, bukan karena rasa khawatir pada Mivi yang hendak bunuh diri, tapi tindakan konyol itu sudah membuat rencana putus yang selama ini ia harapkan kini mulai terlihat sia-sia. Dava tersungkur lemas di lantai setelah tak mampu lagi menopang kenyataan yang ada di depan matanya sendiri.‘Oh Shit! Sepertinya kisahku dan Mivi akan lebih lama daripada yang kuperkirakan,’ batin Dava.Ayah Mivi menatap Dava yang terkulai lemah di lantai. Ia mengartikan itu sebagai bentuk cinta mendalam Dava pada putrinya yang begitu terluka melihat usaha bunuh d
Gavin memilih melanggar janji yang sudah ia buat dengan Anastasya, ia kini melangkah dan hendak menghampiri Nayara.“Boleh bunga itu untukku?” Langkah Gavin tiba-tiba terhenti setelah mendengar suara wanita paruh baya dari arah sampingnya. Saat Gavin mengarahkan pandangan ke sumbur suara, mendadak kakinya lemas. Wanita yang baru saja mengajak ia bicara adalah Dokter Hana, wanita yang memergoki dirinya beberapa hari yang lalu. Ia adalah dokter senior dan juga kepala rumah sakit Jiwa di sini.Anastasya melihat dari kejauhan Dokter Hana yang sedang menghampiri Gavin. Seketika itu ia langsung berlari kecil dengan wajah pucat pasi menuju ke arah mereka.‘OH Tuhan, apakah dokter Hana memergoki penyamaran Gavin?’ guman Tasya dengan putus asa.Tangan Gavin bergetar semakin kencang saat menatap wanita berjubah putih di depannya, getaran itu membuat bunga yang sedang ia pegang ikut bergerak tremor mengikuti irama tangan Gavin. Gavin se
Ara sudah menghabiskan waktu tiga hari di hotel. Ia terus mengabaikan panggilan dan juga pesan-pesan dari Arka. Pagi ini ia memutuskan kembali bekerja di galerinya.“Sudah tiga hari ini Arka terus datang mencarimu, sehari tiga kali ia datang ke galeri,” terang Via sahabat sekaligus sekretaris dari Ara.Ara masih diam tak menjawab, ia memilih melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya. Saat membuka pintu ia melihat tiga bucket bunga sudah berjajar di meja kerjanya.“Itu semua dari Arka yang sudah rutin ia kirimkan tiga hari ini,” jelas ViaAra mendekat ke arah meja, jari lembutnya menyentuh perlahan bunga-bunga itu. Ia ingin tahu apa sebenarnya yang di inginkan Arka, bukankah sewaktu di rumah sakit ia sendiri yang mengatakan bahwa belum bisa menjadi ayah yang baik.‘Lalu ada apa dengan semua bunga-bunga ini? Apakah sebuah ketulusan atau hanya rasa bersalah?’ hati Ara di penuhi tanda tanya dengan perilak
Arka mendorong tubuh Anastasya yang semakin mendekap erat dirinya. Ada gurat wajah amarah yang coba Arka tahan.“Ini kantor Tasya, apa yang kau lakukan?” tanya Arka dengan nada suara meninggi. Wajah Arka jelas tidak senang pada perbuatan Anastasya.“Ma-maafkan aku tak mampu menahan diri,” jawab Anastasya dengan terbata-bata. Ia mulai ketakutan melihat ekspresi wajah Arka.Hatinya hancur, pria di hadapannya kini menatap dingin ke arahnya. Tak ada sikap hangat yang selama ini ia tunjukkan seperti biasanya. Dari cara Arka menolak pelukan darinya, Anastasya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa pria di hadapannya sudah berubah.“Duduklah!” pinta Arka tanpa menatap sedikit pun pada Anastasya. Mereka kini duduk berhadapan, tapi Arka tak menatap wajah Anastasya. Ia lebih memilih mengalihkan pandangan.Untuk beberapa saat mereka hanya duduk dalam senyap. Hawa dingin menyebar memenuhi ruangan, Anastasya hany
Ara tiba di kantornya, ia segera menuju lantai tiga tempat ruang kerjanya berada. Via yang sedang menyambut sepasang klien calon pengantin hanya bisa menatap pada Ara yang berjalan sambil setengah berlari. Wajah Ara carut marut, ia bahkan berlalu begitu saja tanpa menyapa para tamu di galeri seperti yang biasa ia lakukan.‘Ada apa lagi dengan dia?’ batin Via dengan menarik nafas dalam. Sedetik kemudian dia menarik senyum tipis ke arah dua klien.“Apa dia Arabella, desainer baju pengantin yang terkenal?” Mata calon pengantin wanita begitu berkilau setelah melihat Ara melewati mereka.“Bisakah baju pengantinku dibuatkan oleh dia? Aku bisa membayar lebih untuk itu,” pinta wanita yang merupakan pelanggan VIP di galeri Ara.Via tersenyum tipis, jika bukan karena dia tahu Ara sedang dalam emosi yang tidak stabil ia jelas akan mengiyakan secara langsung permintaan pelanggan VIP di hadapannya.“
Dava duduk di ujung ranjang hotel, bola matanya naik turun menatap wanita seksi yang berdiri di depan tubuhnya. Jemari lentik wanita itu segera merenggut gelas wine dan meneguknya secara nakal di hadapan Dava. Lidahnya menjilat lembut sisi cembung gelas wine, matanya menatap nakal ke arah Dava.Wanita ini adalah Claire, seorang artis berusia 30 tahunan dan janda satu orang anak. Ia adalah artis paling kontroversial di dunia hiburan saat ini, tidak ada prestasi yang berarti. Suaranya bahkan tidak merdu dan aktingnya sangat buruk, ia hanya mempertahankan popularitasnya dengan berbagai skandal.Claire adalah Friend with benefit bagi Dava, mereka sudah menjalin hubungan terlarang saat Claire masih gadis. Mereka berhenti ketika Claire menikah dengan seorang bule, tapi hubungan mereka kembali terjalin malam ini saat Claire sudah resmi bercerai.“Aku dengar kamu sedang menjalin hubungan dengan Mivi?” tanya Claire sambil melebarkan kedua kakinya dan kini duduk tep