Gerbang besar berwarna hitam mulai terbuka begitu mobil Gavin tiba, mobil itu segera berhenti tepat di depan. Ada dua pengawal yang menghampiri mobil Gavin begitu datang, mereka adalah pengawal yang mulai sekarang bertugas menjaga adiknya. Sedari tadi Ara dan Gavin tidak terlibat pembicaraan sepatah kata pun. Ada kebencian di wajah Ara pada kakaknya, hingga membuat ia enggan mengeluarkan sepatah kata pun sejak ia dipaksa pulang saat di pemakaman ibu Arka.
“Turunlah! Aku harus pergi ke tempat lain,” pinta Gavin pada Ara begitu sampai di depan rumah. “Aku kembalikan ponselmu, tapi jika kamu berusaha menghubungi Arka atau bahkan menemui dirinya. Sejak saat itu aku tak akan menganggapmu sebagai adikku lagi,”Duar!Perkataan Gavin bukan lagi terdengar sebagai ancaman, tapi tembakan timah panas yang tepat mengenai jantung Ara. Perkataan itu dikatakan oleh Gavin dengan wajah yang tegas, tak ada keraguan sedikit pun dari ancamanGavin sudah sampai di depan pintu gerbang rumah mewah Keanu, ia membuat keributan karena penjaga tak mengizinkan ia untuk masuk. Kepalan tangan Gavin berkali-kali menggedor pintu dan menimbulkan keributan.“Siapa yang membuat keributan di luar?” tanya Sivana pada sambungan telepon yang tertuju dengan pos satpam.“Gavin nyonya, lelaki yang tidak di izinkan masuk oleh Tuan Keanu.”“Buka pintunya, aku yang akan menemui dirinya!”Satpam segera membuka pintu gerbang secara otomatis melalui tombol yang terhubung di pos jaga. Gavin kembali ke mobilnya dan perlahan memasuki halaman luas rumah Sivana. Ia berhenti tepat di mana Sivana tengah berdiri di depan teras rumahnya.“Kenapa kamu membuat keributan?” tanya Sivana.“Apakah Nayara berada di sini?”Sivana terkesiap, ia mengerutkan alisnya karena merasa bingung dengan pertanyaan Gavin.“Apa kamu
Jemari Gavin bergetar ketika ia memegang kemudi mobil. Pandangan matanya bahkan tidak fokus ke arah jalan. Ia segera menepikan mobilnya ke jalan dan menghubungi sopir pribadinya.“Aku akan segera sampai di depan rumah! Bersiaplah, aku membutuhkan dirimu untuk mengemudikan mobil ke Bogor!”Gavin segera mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban sopir pribadinya. Ia segera menekan nomor Damar di layar ponselnya.“Cari tahu, dua hari ini ke mana saja perjalanan Keanu. Aku perlu mengetahui ke mana ia memindahkan Nayara!” titah Gavin pada Damar.Damar dengan cepat menyuruh para staf IT di Leaf Corp untuk melacak keberadaan Keanu selama dua hari ini. Sementara Gavin melanjutkan perjalanan menuju kediaman kakeknya di Bogor. Sesampainya di rumah besar itu ia segera masuk berlari menuju halaman samping tempat kakeknya biasa memberi makan burung-burung peliharaannya.“Oh, kamu datang!” sapa Kakek Gavin
Nayara berjalan-jalan sekitar persawahan terasering di dekat Vila bersama dengan Ranum, anak dari Bik Nah seorang pelayan yang sudah lama menjaga Vila milik Keanu. Di dekat persawahan ada sebuah aliran sungai kecil yang jernih, lebarnya tak sampai dua meter dengan kedalaman air yang sekitar lutut. Nayara merendam kedua kakinya di sana.Tak jauh dari tempat ia berada, ada tiga orang anak lelaki yang tengah bermain perahu terbuat dari kulit kelapa yang di potong serupa bulan sabit. Antara kulit ijuk dan kulit bagian luar buah kelapa yang keras terselip sebuah bambu berukuran 30 cm. Kayu bambu itu bekerja seperti dayung yang terus bergerak mengikuti aliran air. Mereka mengikat perahu kecil itu dengan tali panjang yang dikaitkan pada jembatan bambu kecil di atas sungai. Wajah Nayara begitu cerah melihat pemandangan itu.“Anda cantik saat tersenyum,” puji Ranum ketika mencuri pandang pada Nayara.Pipi Nayara memerah, pujian itu mem
Tatapan tajam Ayahnya waktu itu, masih jelas di ingatannya. Nayara sangat ketakutan waktu itu hingga membuat perutnya terasa begitu tegang seolah bayi kecil yang berada di dalamnya mengalami ketakutan sama seperti yang ibunya rasakan.“Bagaimana Ayah bisa berkata seperti itu, aku adalah anak kandung Ayah dan anak ini adalah cucumu,” tubuh Nayara bergetar, ia bahkan mundur selangkah demi selangkah.“Tidak, kau bukan anak kandungku! Kamu adalah anak yang kami ambil dari panti. Hanya saja dunia terlanjur tahu bahwa kamu adalah bagian dari darah dagingku.”Hati Nayara hancur mendengar kenyataan pahit itu, setelah sekian lama akhirnya ia mengetahui alasan selama ini kedua orang tuanya memperlakukan dirinya jauh berbeda dengan Keanu.“Jika kamu cukup tahu diri dan berniat membalas budi, maka gugurkan anak itu! Aku tidak ingin berita ini keluar dan merusak hari pemilihan!”Tubuh Nayara semakin lemas,
Keanu tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar, “Tidak! Kakak pasti berbohong,” elak Keanu.“Bagaimana mungkin Kakak berbohong, sementara sebelum mobil itu menghantam tubuh kakak, mataku masih melihat dengan jelas Arman adalah orang yang mengemudikan mobil itu,” yakin Nayara.“Tidak, ini tidak mungkin,” Langkah Keanu mundur perlahan, ia memegang dadanya di mana jantungnya hampir saja meledak karena tidak bisa menerima kenyataan ini.“Ayah, datang ke panti tepat satu hari sebelum kecelakaan itu. Ia terus memaksa kakak untuk melakukan aborsi, jika aku menolaknya ia akan melakukan hal buruk. Keesokan harinya kakak baru menyadari bahwa ayah tidak bermain-main dengan ancaman itu.”Keanu ambruk dan terduduk di bangku taman, ia mencengkeram dengan erat pegangan di ujung bangku besi itu. Wajahnya kini pucat pasi, seolah darah ditubuhnya berhenti mengalir.“Bagaimana mungkin ay
Dava sedang melewati sebuah ruang latihan ketika ia mendengar suara mengganggu dari seorang yang memainkan gitar dengan cara yang asal-asalan. Ia segera membuka pintu ruangan itu dan hendak melihat siapa orang yang sudah merusak telinganya dengan petikan gitar yang sumbang.Ia begitu terkesiap ketika mendapati bahwa orang yang tengah duduk memetik gitar itu adalah Arumi. Dava melangkah menghampiri Arumi yang tengah terduduk dilantai tempat biasa para dancer berlatih menari.“Melihatmu berada di sini sepertinya kamu sudah mendapatkan kontrak sebagai artis di Manajemen ini?” sapa Dava. Arumi yang tidak mengetahui kapan kedatangan Dava sedikit ter jingkat. Dava tersenyum ketika melihat wajah terkejut Arumi yang begitu manis di matanya.“Aku baru tanda tangan kontrak kerja beberapa hari yang lalu.”“Baguslah, kamu memang memiliki suara yang indah dan menjual,” jawab Dava sambil duduk disebalah Arumi.&l
Arumi masih terdiam, ia tidak tahu apa yang harus ia ucapkan setalah mendengar perkataan Dava. Ada rasa lega karena tidak harus mengecewakan lelaki itu karena penolakan manajernya tapi tetap saja masih ada rasa kecewa yang menggelayuti hatinya.“Aku tidak ingin orang lain!”Dheg!Langkah Dava berhenti, satu kakinya melayang di udara ketika ia menghentikan langkahnya menuruni tangga begitu mendengar jawaban Arumi. Jantungnya bahkan seolah berhenti berdetak.“Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak bisa.” Dava harus meyakinkan Arumi, ia tidak ingin gadis yang baru akan memulai kariernya itu terluka jika terlibat dengan dirinya yang penuh skandal.“Bukan itu maksudku. Jika bukan kamu yang bermain gitar, maka bisakah kamu mengajariku bermain gitar sendiri untuk konser nanti?”Dava terdiam beberapa saat, ia tidak tahu apa yang dipikirkan gadis ini. Semua orang tahu betapa brengsek dan tidak
Di kediaman Keluarga besar GavinAra sudah tidak punya lagi kebebasan dalam dirinya, ia mogok makan sejak empat hari lalu. Tubuhnya semakin lemah dan bibirnya sekarang kering seperti gurun pasir. Ara berhenti memasukkan makanan ke perutnya selama empat hari ini, tapi ia sudah tidak merawat pola makannya sekembali dari Sydney. Ia kini lemah dan tak mampu bergerak dari ranjangnya. Ia hanya melihat semua pesan singkat yang terus di kirimkan Arka padanya, tanpa berani membalas tiap pesan itu.Gavin berusaha dengan keras memadamkan cinta Ara pada Arka yang sudah mengakar sejak ia SMA, tanpa ia tahu itu hanya akan jadi ke sia-sian saja. Ancaman itu hanya akan membunuh adiknya, tidak dengan cintanya. Kisah cinta sepihak sudah berakhir, mereka sudah memiliki ikatan satu sama lain yang menguatkan perasaan itu.“Apa kamu mau mati perlahan?” maki Tante Geby melihat keponakannya hanya terbaring di sisi ranjang tanpa mau memasukkan apa pun ke mulutnya. Tubu