Share

Bab 2 Siapa Ayah Dari Anak Itu?

Dua bulan berlalu...

“Sekarang katakan siapa Ayah dari anak itu? Desak appanya, Jone. Yang nyaris kehilangan kesabarannya itu Karena Aliza benar-benar tidak tau siapa pria yang bersamanya malam itu.

“Apa, aku benar tidak tau siapa pria itu, karena dia tidak melepaskan topengnya” Jawab Aliza untuk kesekian kali.

Jessy Eommanya Aliza kembali berdiri dan menenangkan suaminya.

“Sayang tenangkan dirimu,ingat Aliza sedang mengandung cucu kita” bujuk Jessy manarik tangan Jone untuk kembali duduk di sampingnya

“Liza apa sekarang rencana mau?” tanya Jessy

“Aku akan tetap mempertahankan anak ini!” tegas Aliza

Jone kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambut frustasi.

“Kamu bahkan belum menikah, bagaimana mana kamu mengurus anak itu Lizaa? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?” tanya Jone

“Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma” jawab Aliza santai

“Yatuhan Lizaaaa!! Eomma tidak setuju kalau kamu mengatakan hal seperti itu pada cucu ku!” pekik Jessy

“Kamu harus menikah Liza, appa akan menyarikan kamu pria untuk menikahi mu” ucap Jone

Aliza menggeleng keras “Tidak appa,Liza tidak akan menikah dengan pria manapun dan siapapun, aku ingin hidup sendiri,aku ingin hidup bebas, aku hanya ingin hidup berdua saja dengan anak ku ini,aku tidak ingin punya suami yang akan mengatur hidup ku, aku tidak menginginkan itu!” Tegas Aliza

“Appa akan tetap mencari tau siapa baj*ngan itu dan appa tidak akan segan-segan membalasnya” Ucap Jone

“Appa! pria itu tidak bersalah, aku yang mendesaknya untuk membantu ku dan saat itu pun aku tidak punya pilihan lain, dengannya atau dengan sekumpulan pria di club itu.

Jone menatap tajam putrinya itu

“Kalau kamu tidak mempunyai kebiasaan kabur dari pengawalmu, semua ini tidak akan pernah terjadi LIZA!”

Ya saat itu Aliza kembali mengecoh para pengawalnya hingga bebas pergi ke club itu, Karena salah satu teman kampusnya menggelar pesta lajang di club itu di club itu yang Aliza tidak tau club eksklusif itu bukan club seperti umumnya, disana member bebas melakukan apapun sekehendak hati mereka, tanpa takut mendapatkan hukuman karenanya.

Itu makanya appa Jone dan papi Alex tidak dapat menemukan identitas pria yang bersamanya itu,semua tertutup rapi mau sekeras apapun appa Jone dan papi Alex menekan pengurus club itu tetap aja tidak ada satu info pun keluar dari mulut pengurus itu.

Bahkan pihak berwajib pun tidak dapat melakukan apa-apa, club itu seperti tidak tersentuh hukum. Entah siapa sebenarnya pemilik club tersebut.

Jangan di tanya gimana ekspresi appa Jone saat Aliza pulang dengan keadaan syok dan tertekan. Saat itu Jone di bantu oleh Alex nyari membakar club eksklusif itu, kalau saja pihak berwajib tidak menenangkannya, saat Jone tidak menemukan pria tersebut.

Sementara itu temen-temen pria Aliza yang telah menjebaknya, wajah mereka nyari tidak berbentuk lagi saat appa Jone dengan kalap mengintrogasi mereka satu persatu.

Dan tidak ada niat jahat lainnya saat mereka menjebak Aliza, selain karena mereka ingin merasakan bagaimana rasanya bercinta dengan wanita dingin dan tertutup seperti Aliza.

Jeni, sahabat Aliza pun ikut andil dalam rencana tersebut, hingga appa Jone langsung mempailitkan perusahaan orang tuanya dalam hitungan detik,dan dengan tegas mengancam Jeni untuk tidak menampakkan batang hidungnya lagi di depan Aliza.

Melihat Aliza yang tertunduk lesu, Jone merasa terenyuh dan iba, ia langsung melangkah mendekati Aliza dan duduk di dekatnya, kemudian membawa Aliza dalam pelukannya, jemari Jone membelai rambut panjang milik putrinya.

“Sekarang kamu sudah mengerti kan, kenapa appa selalu menempatkan beberapa pengawal di sampingmu, bukan appa ingin membatasi ruang gerakmu, bukan pula ingin mengekangmu sayang, terkadang dunia terasa kejam untuk seorang wanita sayang! Hal itu pernah terjadi pada eommamu dulu dan sekarang kamu mengalami hal sama juga tapi tidak semua pria bisa bersikap terhormat seperti appa, kamu sudah merasakan hasil dari pembangkangan mu sekarang kan?” ucap Jone

Aliza mengangguk di dada Jone “Iya appa aku minta maaf” serunya lalu melepaskan diri dari pelukan Jone dan kemudian menggenggam kedua tangan Appanya.

“Tapi aku mohon appa, jangan cari tau pria itu lagi, aku tidak ingin pria itu tau kalau aku telah mengandung anaknya aku tidak ingin menikah dengannya, dan yang lebih menakutkan lagi pria itu pasti akan merebut hak asuh anak ini aku tidak mau itu terjadi appa”. Pinta Aliza

“Apa kamu pikir appa akan diam saja saat pria itu mengambil anakmu,cucu appa,? Tidak appa tidak akan membiarkan itu terjadi sayang” Tegas Jone menenangkan Aliza lalu menangkup kedua pipi putrinya.

“Kamu bahkan belum wisuda sayang,apa kamu tidak apa-apa wisuda dalam keadaan perutmu membuncit?”

Aliza tersenyum tipis menjelaskan “Tidak apa-apa kok bahkan ada yang wisuda dalam keadaan hamil di semester lalu appa”.

Jessy pindah duduk di sampingnya Aliza dan ikut mengelus lembut rambutnya,

“Oh baby.... Rasanya baru kemarin eomma melahirkan mu sekarang kamu sudah akan menjadi seorang ibu di waktu dekat, apa kamu merasa mual?”

Aliza menggeleng, “Tidak Eomma”

“Apa kamu ingin makan sesuatu?”

“Emm tidak eomma, emangnya kenapa?” Tanya Aliza sambil mengkerut bingung

“Tidak apa-apa, hanya saja biasanya wanita yang sedang hamil muda akan merasakan mual-mual terutama di pagi hari, dan akan ngidam tiba-tiba ingin makan makanan tertentu,atau akan melakukan hal aneh di luar nalar kita” jelas Jessy

“Emangnya dulu eomma ngidamnya ingin melakukan hal aneh apa?” Tanya Aliza polos lalu terdengar Geraman kesal Jone dan suara cekikikan Jessy.

“Kalian kenapa sih, terus kenapa tuh appa tiba-tiba kesel begitu?”

“Dulu eomma ngidamnya kepengen gigit telinga om Vino sayang” kekeh Jessy dan tawa Aliza pecah, membuat Jone semakin geram.

“Serius Eomma? Terus gimana reaksi appa saat itu? dan kenapa appa mengizinkannya?” Tanya Aliza sambil menghapus air mata tawa disudut kanan matanya

“Oh, appamu harus menurutinya atau kakakmu Devan akan terus mengeluarkan air liurnya, kalau appamu tidak menuruti ngidamnya eomma” jawab Jessy

“Kamu senang sekali membahas nostalgia dengan Vino, my Queen!” desis Jone kesal.

“Dan kamu masih cemburu dengan sampai kita setua ini sayang?” goda Jessy

Sambil menyeringai lebar, Aliza mengangkat kedua tangannya.

“Aku tidak ikutan, aku akan kembali ke kamar ku yaaa, bye byeeee” Ucap Aliza sambil berlalu pergi menuju kamarnya

Ia bergegas meninggalkan kedua orangtuanya yang saling mencintai itu, yang terus berdebat tentang masa lalu mereka, hingga ta menyadari Aliza sudah tidak ada di antara mereka berdua.

Meskipun tiada hari tanpa diskusi panas diantara mereka, tapi tetap saja pada akhirnya mereka akan kembali sayang-sayangan lagi. Sepertinya mereka sengaja saling mengusik satu sama lain, begitu cara mereka saling mencintai.

“Ah kalau ada pria seperti appa Jone aku mau menikah dengannya” gumamnya dalam hati.

Sementara itu di negara yang berbeda, Galaksi terbangun dari tidurnya, tiba-tiba merasakan mual-mual yang teramat sangat,hingga ia bergegas ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya ke closet.

Merasa perutnya sudah membaik, ia menekan tombol flash dan keluar dari kamar mandi tapi baru beberapa langkah ia merasakan mual-mual lagi dan kembali memuntahkan isi perutnya kembali, walaupun kali ini tidak ada keluar dari mulutnya selain air liurnya sendiri.

Galaksi kembali menekan tombol flash kemudian mencuci tangannya di wastafel sambil membersihkan mulutnya dan berkumur-kumur.

Galaksi menghela nafas dalam-dalam ia menatap pantulan dirinya di cermin dan bertanya dalam hati, apa ia salah makan semalam?

Dan Galaksi baru akan membuka pintu kamar mandi seketika itu mual kembali datang.

“Oh my God, what’s wrong with me?”.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status