Calista bertemu dengan Seina dan juga Natasha di toko milik Natasha.Calista mengucapkan kata maaf karena tidak bisa membuat mertuanya mengurungkan niatnya untuk menjodohkan Alka dengan Natasha."Kak Natasha, aku minta maaf ya? Aku tidak bisa terlalu jauh ikut campur urusan mertuaku. Ini semua bukan keinginanku Kak, ini semua keinginan mertuaku. Aku bahkan diajak sama Mama untuk menemui kamu dan juga Tante, tapi Aku langsung menolaknya. Aku tidak mau ikut campur urusan ini, karena sangatlah tidak pantas. Apalagi bang Alka pernah melakukan hal yang buruk terhadap diriku, tapi aku juga tidak perlu mengungkapkannya."Natasha hanya tersenyum menyikapi pemikiran adik sepupunya. Tak patut Calista diikutcanpurkan dengan urusan pribadinya."Jujur kak, Aku benar-benar nggak enak sama kamu, dan juga keluarga. Bahkan Mama dan Papaku juga belum tahu kalau kalian sengaja di jodohkan dengan bang Alka. Kurasa mereka juga kurang setuju dengan rencana konyol ini.""Tentu saja orang tuamu tidak akan se
Bayu dan keluarganya kembali datang ke rumah Baskoro untuk melanjutkan rencana pertunangan kedua anaknya.Alka juga ikut orang tuanya untuk bertemu langsung dengan Natasha, walaupun mereka sudah beberapa kali bertemu, tapi kali ini Alka ingin bicara langsung dengan Natasha mengenai niat baiknya."Saya sudah berhasil membujuk anak saya mengenai perjodohan ini, Pak Bayu, dan Natasha hanya pasrah mengikuti apa yang orang tuanya sarankan. Bagaimana dengan anak anda sendiri? Apalah Alka benar-benar mau menikah dengan anak saya?"Bayu langsung mengangguk dengan mengulas senyum tipisnya. Benar Pak arka sudah setuju dengan perjodohan ini. Dan syukurlah kalau anaknya Pak Bagaskoro tidak menolak niat baik kami," jawab Bayu."Saya sendiri tidak ingin anak saya dikecewakan seperti yang terjadi pada Calista waktu itu, karena itu menjadi trauma tersendiri bagi keluarga saya untuk bisa menerima Alka dengan baik."Alka dan keluarganya paham kalau ulahnya sudah banyak cela hingga membuat orang tidak b
Alka dan Natasha duduk di taman di samping rumahnya. Natasha nampak begitu canggung dan juga nervous berdua saja dengan Alka. Biasanya dia tidak secanggung ini, tapi semenjak ada niatan orang tua untuk menjodohkannya, kembali dia merasa insecure dan tidak nyaman, sampai-sampai tubuhnya gemetaran. Untuk mengusir kecanggungan, Alka mulai berbasa-basi menyapa Natasha."Sha, gimana menurutmu? Menurutmu, aku ini pantas untuk bersanding denganmu, apa enggak?" tanya Alka dirinya juga merasa sangat canggung, ya insecure takut Natasha tidak pemikiran dengannya.Alka sengaja bertanya seperti itu karena tidak ingin Natasha kecewa di saat dia berniat untuk melamarnya. Apalagi kalau Natasha sudah mengetahui cerita tentang masa lalunya yang begitu buruk, ia tidak yakin Natasha bisa menerimanya dengan baik. Pasti di hati wanita itu banyak tersimpan keraguan untuk mempertimbangkan perjodohannya."Emm, maksudnya gimana ya? Ya, untuk kali ini aku memang masih agak ragu ya? Ada sih keraguan di hatiku u
Pertunangan Natasha dengan Alka telah berlangsung. Natasha sudah menerima Alka dengan segala kekurangannya."Kakak yakin dengan pertunangan ini?" tanya Seina agak kecewa dengan keputusan yang diambil oleh kakak perempuannya."Ya, aku yakin. Aku akan memberikan kesempatan buat Alka untuk berubah. Kalau aku tidak memberinya kesempatan, itu sama halnya aku juga orang yang jahat, lantas apa bedanya aku sama dia," balas Natasha.Tak ingin membuat hati orang kecewa, Natasha bersedia walaupun Alka pernah melakukan kelakuan buruk di masa lalunya. Bahkan dia mendapatkan sisa dari banyak perempuan."Miris sekali hidupmu kak. Padahal di luar masih banyak laki-laki yang mau sama kamu. Tapi kamu malah memilih pemuda brengsek itu."Seina masih tidak begitu yakin kalau Alka sudah berubah seratus persen. Dia takut Natasha akan lebih menderita setelah menikah dengannya."Ya sudahlah. Kalau Kakak memang sudah yakin memilih Alka sebagai pasanganmu. Aku hanya ingin kamu benar-benar pintar jangan sampai d
Tengah malam, Calista mengalami kontraksi perut. Dia merasakan perutnya tiba-tiba mendadak sakit. Padahal hari prediksi kelahirannya masih kurang seminggu lagi, tapi kini dia merasakan sakit yang berlebihan."Aduh, ah ...! Perutku sakit banget. Aduh ...! Kak, bangun dong! Perutku sakit banget tau nggak?!"Alvaro yang mengantuk berat, sangat malas untuk membuka matanya dia malah melingkarkan tangannya mengusap perut buncit Calista."Yang, aku ngantuk banget, diusap aja ya? Kamu buat tidur aja nanti juga hilang sendiri sakitnya."Calista langsung menendang kaki Alvaro yang menindih kakinya. "Kau itu benar-benar tidak peka, ya? Sumpah perutku sakit banget, tolong aku, bangunlah!""Huh! Kayaknya aku mau lahiran. Tolong aku kak!"Mendengar kata lahiran, Alvaro langsung membuka matanya yang masih malas untuk terbuka. Pria itu langsung beranjak duduk dan menatap istrinya yang mengguling-guling di kasur kesakitan."Yang, ini seriusan kamu mau melahirkan?" tanya Alvaro dengan tangannya mengusa
Tiga jam sejak Calista dibawa ke rumah sakit dan membuat semua keluarganya tegang, kini keluarganya berucap syukur. Dia bayi kembar berjenis laki-laki dan perempuan, telah mereka dapatkan. Angan-angan Alvaro terwujud, dia ingin memiliki keturunan kembar, dan sekarang dia dapatkan."Alhamdulillah, akhirnya lahir." Riana dan juga Kamila tak berhenti bersyukur saat suster menjelaskan pada mereka tentang lahirnya bayi kembar."Kira-kira kalian ada yang tahu jenisnya? Cowok apa cewek?" tanya Riana."Tadi dokter sempet bilang kalau anakku cowok sama cewek. "Alvaro nampak begitu bahagia ingin segera memberikan sambutan pada kedua anaknya."Wow! Jadi mereka cowok sama cewek? Tepat sekali."Hampir keluarganya mendambakan jenis cowok dan cewek, kini doa-doa mereka terjabah."Varo! Masuklah ke dalam. Cepat adzanin anakmu."Bayu memerintah putra bungsunya untuk segera mengadzani kedua cucunya."Aku sudah nggak sabar pingin gendong cucuku Pa." Riana ingin sekali masuk ke ruang bayi di mana cucuny
Seminggu telah berlalu. Calista dibawa pulang setelah kondisinya telah membaik setelah melahirkan kedua buah hatinya.Alvaro benar-benar sangat berubah dari biasanya. Dia lebih perhatian pada istri dan mau membantu menemani anak-anaknya.Papa muda. Julukan Alvaro saat ini. Dia bangga menjadi Papa muda diusianya yang masih menginjak dua puluh enam tahun."Dad. Tolong bantuin aku jagain anak-anak dulu ya? Aku mau mandi. Kalau kamu ada waktu, tolong ajak berjemur di depan."Calista memanggil suaminya yang tengah bekerja di ruang kerjanya."Oke. Tinggalin aja buat mandi. Aku akan mengajak mereka berjemur," jawab Alvaro dengan mematikan laptopnya.Dia bergegas menuju kamarnya dan mendapati kedua anaknya yang membuka mata rebahan di atas ranjang. Dia gemas dan langsung mencemol pipi satu persatu dari keduanya."Ih, anak Daddy ngegemesin banget deh. Pingin gigit ini pipinya."Calista yang hendak melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi seketika membalikkan badannya. Dia menatap ke arah
"Wah! Kak Nat, akhirnya kamu datang kemari. Aku sampai kangen sama kamu. Kenapa kau nggak pernah datang ke sini buat jenguk aku," seru Calista yang tengah berbahagia karena dijenguk oleh Natasha."Ya maaf Lista! Aku masih sibuk, nggak ada waktu buat ketemu sama kamu dan baby. Bagaimana kabar mereka?" tanya Natasha dengan menyerahkan hadiah buat Calista dan di kembar.Semenjak kelahiran si kembar, Natasha baru sekali menemuinya saat dirawat di rumah sakit. Kini dia meluangkan waktunya untuk menjenguk mereka dan tentunya mengunjungi tempat calon mertuanya."Alhamdulillah, mereka sehat dan menggemaskan. Aku juga heran, kenapa bayi sekecil itu sudah sangat pintar, sudah pandai diajak bicara, mereka seperti memiliki daya tarik tersendiri untuk bisa menyenangkan orang tuanya.""Masa sih. Jadi penasaran. Di mana mereka sekarang?" tanya Natasha.Natasha tidak memiliki kesabaran untuk segera menggendong keponakan barunya."Dia sekarang ada di kolam renang bersama dengan Mama," jawab Calista. "