Tengah malam, Calista mengalami kontraksi perut. Dia merasakan perutnya tiba-tiba mendadak sakit. Padahal hari prediksi kelahirannya masih kurang seminggu lagi, tapi kini dia merasakan sakit yang berlebihan."Aduh, ah ...! Perutku sakit banget. Aduh ...! Kak, bangun dong! Perutku sakit banget tau nggak?!"Alvaro yang mengantuk berat, sangat malas untuk membuka matanya dia malah melingkarkan tangannya mengusap perut buncit Calista."Yang, aku ngantuk banget, diusap aja ya? Kamu buat tidur aja nanti juga hilang sendiri sakitnya."Calista langsung menendang kaki Alvaro yang menindih kakinya. "Kau itu benar-benar tidak peka, ya? Sumpah perutku sakit banget, tolong aku, bangunlah!""Huh! Kayaknya aku mau lahiran. Tolong aku kak!"Mendengar kata lahiran, Alvaro langsung membuka matanya yang masih malas untuk terbuka. Pria itu langsung beranjak duduk dan menatap istrinya yang mengguling-guling di kasur kesakitan."Yang, ini seriusan kamu mau melahirkan?" tanya Alvaro dengan tangannya mengusa
Tiga jam sejak Calista dibawa ke rumah sakit dan membuat semua keluarganya tegang, kini keluarganya berucap syukur. Dia bayi kembar berjenis laki-laki dan perempuan, telah mereka dapatkan. Angan-angan Alvaro terwujud, dia ingin memiliki keturunan kembar, dan sekarang dia dapatkan."Alhamdulillah, akhirnya lahir." Riana dan juga Kamila tak berhenti bersyukur saat suster menjelaskan pada mereka tentang lahirnya bayi kembar."Kira-kira kalian ada yang tahu jenisnya? Cowok apa cewek?" tanya Riana."Tadi dokter sempet bilang kalau anakku cowok sama cewek. "Alvaro nampak begitu bahagia ingin segera memberikan sambutan pada kedua anaknya."Wow! Jadi mereka cowok sama cewek? Tepat sekali."Hampir keluarganya mendambakan jenis cowok dan cewek, kini doa-doa mereka terjabah."Varo! Masuklah ke dalam. Cepat adzanin anakmu."Bayu memerintah putra bungsunya untuk segera mengadzani kedua cucunya."Aku sudah nggak sabar pingin gendong cucuku Pa." Riana ingin sekali masuk ke ruang bayi di mana cucuny
Seminggu telah berlalu. Calista dibawa pulang setelah kondisinya telah membaik setelah melahirkan kedua buah hatinya.Alvaro benar-benar sangat berubah dari biasanya. Dia lebih perhatian pada istri dan mau membantu menemani anak-anaknya.Papa muda. Julukan Alvaro saat ini. Dia bangga menjadi Papa muda diusianya yang masih menginjak dua puluh enam tahun."Dad. Tolong bantuin aku jagain anak-anak dulu ya? Aku mau mandi. Kalau kamu ada waktu, tolong ajak berjemur di depan."Calista memanggil suaminya yang tengah bekerja di ruang kerjanya."Oke. Tinggalin aja buat mandi. Aku akan mengajak mereka berjemur," jawab Alvaro dengan mematikan laptopnya.Dia bergegas menuju kamarnya dan mendapati kedua anaknya yang membuka mata rebahan di atas ranjang. Dia gemas dan langsung mencemol pipi satu persatu dari keduanya."Ih, anak Daddy ngegemesin banget deh. Pingin gigit ini pipinya."Calista yang hendak melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi seketika membalikkan badannya. Dia menatap ke arah
"Wah! Kak Nat, akhirnya kamu datang kemari. Aku sampai kangen sama kamu. Kenapa kau nggak pernah datang ke sini buat jenguk aku," seru Calista yang tengah berbahagia karena dijenguk oleh Natasha."Ya maaf Lista! Aku masih sibuk, nggak ada waktu buat ketemu sama kamu dan baby. Bagaimana kabar mereka?" tanya Natasha dengan menyerahkan hadiah buat Calista dan di kembar.Semenjak kelahiran si kembar, Natasha baru sekali menemuinya saat dirawat di rumah sakit. Kini dia meluangkan waktunya untuk menjenguk mereka dan tentunya mengunjungi tempat calon mertuanya."Alhamdulillah, mereka sehat dan menggemaskan. Aku juga heran, kenapa bayi sekecil itu sudah sangat pintar, sudah pandai diajak bicara, mereka seperti memiliki daya tarik tersendiri untuk bisa menyenangkan orang tuanya.""Masa sih. Jadi penasaran. Di mana mereka sekarang?" tanya Natasha.Natasha tidak memiliki kesabaran untuk segera menggendong keponakan barunya."Dia sekarang ada di kolam renang bersama dengan Mama," jawab Calista. "
"Calista! Kubilang jangan katakan apapun. Bikin malu aja ini orang," seru Natasha menggumam Dia sangat malu dikiranya dia datang ke rumah calon mertuanya untuk menanyakan tentang pernikahan mereka padahal tujuannya ingin menemui Calista dan juga bayinya."Tenanglah. Ngapain juga kamu malu. Aku hanya ingin tahu saja, kapan kalian melangsungkan pernikahan. Ini sudah cukup lama loh kalian bertunangan, masa diam-diam aja nggak ada rencana buat nikah?"Riana terkekeh menatap kedua wanita yang tengah beradu debat di depannya ."Udah, tenang aja. Alka sama Natasha pasti menikah. Kami sedang mencari hari yang tepat untuk menikahkan mereka berdua. Kami rencananya mau datang ke rumah Natasha untuk berembuk."Mereka berdua menoleh pada Riana. Natasha nampak begitu malu, dia menundukkan wajahnya."Oh, jadi Mama udah ada rencana untuk mengatur pernikahan mereka, Ma?" tanya Calista."Ya sudah dong. Masa iya Mama bakalan tega menggantung anaknya orang lain. Mama juga punya hati, Lista."Calista beru
"Halo, bagaimana kabarmu?" tanya Alka mendekati Natasha yang duduk di sebelah Calista.Alka nampak senang dengan kedatangan Natasha ke rumahnya cukup lama dia tidak bertemu dengan calon istrinya itu karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dia harus bersabar untuk bisa bertemu dengan orang yang akan menjadi pasangannya."A-aku baik-baik saja kak," jawab Natasha canggung. Gadis itu tersipu malu karena keberadaannya saat ini ada diantara Calista yang pernah menjadi pasangan Alka sebelumnya.Bukan hanya Natasha saja yang canggung, tapi Alka sendiri juga sanggung, apalagi keberadaannya saat ini duduk ada di antara Calista yang tengah memangku anak laki-lakinya."Kamu tadi sudah lama datang ke sini? Sudah cukup lama juga aku tidak pernah menemui kamu. Maaf ya aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Seperti inilah kegiatanku setiap hari, jarang ada waktu untuk sekedar main-main."Alka berbasa-basi. Tapi tatapannya sesekali melirik ke arah Calista, walaupun Calista tidak menghiraukannya.
"Akhirnya, kalian menikah juga ya, hari ini. Aku ikut senang Kak, kalau kamu bahagia. Semoga rumah tanggamu kelak bahagia bersama Bang Alka. Kamu harus belajar untuk mencintai Bang Alka. Menerima dia dengan segala kekurangannya."Seina kurang suka dengan perkataan Calista. Memuji Alka yang tidak pernah bersikap baik sebelumnya. "Ck! Nggak usah tinggi-tinggi memberikan pujian, Lista. Siapa sih, yang tidak tahu sikapnya Alka."Bahkan Seina dari awal tidak pernah menyukai Alka, dan kini harus menjadi kakak iparnya."Seina! Dia memang bukan pria yang baik. Dia pernah melakukan hal-hal buruk di masa lalunya, tapi nggak ada salahnya kalau kak Natasha belajar untuk merubah sifat buruknya itu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi," bantahnya kesal.Natasha mengangguk dan tersenyum manis pada Calista. Dia sependapat dengan pemikiran adik sepupunya itu."Benar apa yang kau katakan itu, Lista. Aku akan belajar untuk menjadi istri yang baik buat dia, dan belajar untuk membimbingnya."Saat ini
"Saya terima nikah dan kawinnya saudari Natasha Putri Baskara, binti Bapak Baskara, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."Dengan sangat lantang akan mengucapkan ijab qobul di depan penghulu dan disaksikan oleh keluarga besar dari kedua mempelai."Bagaimana para saksi? Apakah pernikahannya sah?" tanya penghulu menoleh ke arah saksi yang ada di sekelilingnya."Sah," jawab mereka dengan serempak."Alhamdulillah ucap kedua mempelai dan juga penghulu. Mempelai langsung berjabat tangan dan menandatangani surat pernikahannya.Semua keluarga dibuat heboh dengan pernikahan Alka dengan Natasha. Masih juga mereka memperbincangkan kehidupan Alka yang pernah suram dan pernah gagal saat menjalin hubungan dengan Calista, dan kini Alka sudah menjadi suami dari sepupu Calista."Nggak pernah disangka ya ternyata Calista tidak berjodoh dengan Alka dan malah Natasha yang akhirnya menikah dengan Alka. Semoga saja Alka benar-benar berubah menjadi pria yang bertanggung jawab dan tidak menyakiti pasangan