Share

Bab 127. Bocah yang Menggemaskan

Dua tahun telah berlalu. Jerit tangis suara balita di kediaman Bayu begitu nyaring di udara. Calista dilarang untuk keluar dari rumah orang tuanya, alasannya, mereka tidak mau jauh-jauh dari cucu mereka.

"Kenzo! Kamu apain itu adiknya? Kok dibuat nangis terus adiknya," seru Calista memarahi anak laki-lakinya.

Kenzo sangat aktif dan agak bandel. Riana dan Bayu bilang, dia mirip sekali dengan Alvaro di saat masih kecil.

"Mom! Pipiku digigit sama kakak," adu Ivy, balita perempuannya.

Ivy menangis dan berlari mendekati Calista. Dia nampak kesal pada kembarannya yang suka jaim dan selalu menggigitnya.

"Oh, ya ampun. Kenapa harus digigit sih Kenzo! Ini pipi, bukan bakpao!"

Kenzo hanya cengar-cengir merasa dirinya tidak bersalah. Tapi Kenzo walaupun suka menggigit, bisa melindunginya adiknya dikala adiknya didekati anak kecil lain yang mengganggunya.

"Tapi kan rasanya seperti bakpao mom. Aku gemes," jawabnya terkikik geli.

"Pukul mom, pukul," seru Ivy masih menangis.

Calista berpura-pura me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status