Share

Bab 25. Dalamnya Cinta Kintani

“Iya itu juga yang Ibu harapkan, kuliahmu harus dapat kamu selesaikan dengan baik.”

“Ibu do’akan saja moga kuliah dan cita-citaku menjadi seorang dokter tercapai, hanya itu satu-satunya harapanku saat ini,” pinta Kintani.

“Tentu Nak, Ibu akan selalu mendo’akanmu. Kamu udah sarapan pagi ini?”

“Udah Bu, tadi aku beli lontong di warung sebelah kos-kosan.”

“Ya sudah, Ibu nelpon hanya ingin nanya keadaanmu saja. Kalau memang kamu baik-baik saja di sana, Ibu pun merasa lega di sini.”

“Iya Bu, aku baik-baik aja di sini.”

“Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam,” Kintani menutup panggilan di ponsel dari Ibunya.

Hampir setiap malam Kintani sulit pejamkan mata dan beristirahat seperti sebelum kejadian yang ia alami di kampung saat dibatalkan pertunangannya dengan Ridwan, mau tidak mau hal itu selalu muncul dalam pikirannya. Terlebih rasa sayangnya pada Ridwan sangat besar dan tulus, hingga takan mudah baginya untuk melupakan Ridwan begitu saja.

Kesehariannya di kampuspun tidak seperti dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status