Share

Kenikmatan VS Kehormatan

Selesai mereka mandi bersama dan mengenakan pakaian mereka pun menuju halaman belakang. Di samping kolam renang telah tersedia santapan makan malam kambing guling yang telah selesai dibakar oleh para pekerja pak Donny. Pak Donny memang telah menyiapkan hidangan istimewa untuk makan malam mereka. Pak Donny mengajak seluruh pekerja menikmati makan malam bersama. Dan Tara melihat pak Donny sebagai seorang  yang sangat murah hati serta seorang yang sangat menghargai orang lain. Dengan mengajak makan malam seluruh pekerja disana berikut keluarga mereka sungguh suatu pemandangan yang jarang terlihat di kota besar. Dimana seorang majikan sangat menghargai pekerjaannya. Dan hal inilah yang membuat Tara jatuh cinta pada pak Donny.

Mereka pun makan malam bersama dan tertawa bersama-sama membuat hawa dingin di sekitar mereka agak menghangat. Selesai makan malam Tara dan pak Donny segera masuk ke dalam villa, karena diluar  hawanya semakin dingin padahal mereka telah memakai sweater yang tebal.

“Hmmmmm dingin sekali yaa mas,” ucap Tara.

“Iyaa....nanti mas nyalakan pemanasnya,” jawab pak Donny.

Sekitar sepuluh menit kemudian ruangan yang ada di bagian tengah itu sudah terasa hangat setelah dinyalakan penghangat disana. Tara pun duduk di sofa dan pak Donny mengambil satu botol wine di sebuah lemari yang terletak tidak jauh dari sofa.

“Tara....kamu bisa minum wine kan?” tanya pak Donny ketika menuangkan wine di gelas mereka.

“Bisa mas....tapi sedikit aja yaa,” jawab Tara.

Lalu mereka pun duduk di sofa itu sambil menikmati wine. Pak Donny memberikan wine pada Tara agar tubuhnya terasa lebih hangat, karena hawa disana sangat dingin. Karena rasa cinta yang telah tumbuh di hati Tara membuat ia berani bermanja-manjaan pada pak Donny dengan cara tidur di pangkuan pak donny ketika mereka berada di sofa.

“Hmmmm masih pengen lagi?” tanya pak Donny sambil mencium kening Tara.

Seketika Tara merasa keinginan hasratnya tiba-tiba muncul dihati dan pikirannya. Tetapi Tara hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan pak Donny.

“Tara sayang koq diam, masih pengen lagi apa masih lelah?” tanya pak Donny kembali sambil mengusap-usap rambut Tara.

Lalu secara spontan Tara mengambil tangan pak Donny yang tadi mengusap rambutnya, dan menaruh tangan itu persis di selakangannya sambil membuka kedua kakinya agak melebar.

“Hmmmmm Sayang...koq jadi malu-malu seperti itu,” ucap pak Donny seraya meraba vagina Tara.

Dengan pengalamannya jemari pada bagian telunjuknya kini memutar daerah klitoris Tara sambil mencium bibir tara yang kala itu persis ada di pangkuannya. Kini tangan pak Donny telah melepaskan celana dalam Tara dengan mudah, karena hari ini Tara hanya memakai baju terusan sweater. Pak Donny pun terus memutar-mutar klitoris itu dengan perlahan dan itu membuat Tara tidak tahan, lalu tangan Tara memegang tangan pak Donny sambil memutar klitorisnya lebih kencang.

“Mas putar lebih cepat udah terasa enak,” ucap Tara.

“Iyaa sayang....tapi di tahan yaa,” jawab pak Donny sambil menggoda Tara.

Donny kemudian memakai ke empat jemarinya memutar dan menekan dengan lebih keras pada klitorisnya hingga Tara mengoyangkan bokongnya di atas sofa itu. Ketika gesekan yang dilakukan pada keempat jemari pak Donny semakin keras, Tara pun mengangkat bokongnya naik turun, naik turun dengan desahan yang membuat pak Donny terangsang.

“Aaarrhhh udah eenaak mas, terus mas...,” ucap Tara diantara desah napasnya yang semakin tidak beraturan.

Kini semakin bertambah kencang dan semakin keras lagi keempat jemari pak Donny bermain di daerah klitoris sampai membuat Tara seperti cacing kepanasan. Dan bertambah kencang juga ia mengoyangkan bokongnya naik turun naik turun.

“Aduuh.... Oooouuuhhh mas Eeenaaak sekali, saya ingin yang lebih mas...Ouauhhh,” Ucap Tara.

Kini hasrat pak Donny pun kian bertambah setelah mendengarkan rengekan Tara yang minta lebih, lalu pak Donny pun melepaskan celana dalamnya dan langsung berada di atas Tara dengan posisi kepala pak Donny menghadap ke arah area sensitif Tara, begitu pun dengan Tara berada di bawah area sensitifl pak Donny. Tanpa diminta Tara pun telah menghisap batang kemaluan pak Donny yang sudah menegang di hadapan bibirnya. Kemudian pak Donny pun langsung menghisap klitoris Tara dengan lembut dan secara perlahan. Menghisapnya dan melepaskannya hingga Tara tidak tahan lagi dengan gaya yang dilakukan oleh pak Donny.

“Mas....tolong isap teruss mas, Eeenaak sekali itu mas...Aaarrhhh.,” pinta Tara sambil mengangkat bokongnya ke arah mulut pak Donny.

“Ouuouaah....Eeenak mas, Eeenaak....Aauuooh...,” ucap Tara di tengah isapannya pada batang kemaluan Pak Donny.

Pak Donny pun sama, tidak membiarkan sedikitpun batang kemaluannya keluar dari kuluman dan isapan mulut Tara.

“Aaaarrrrhhhh....nikmatnya...terus tarik lebih dalam...Aaooourrrhhh...Enaak sekali Tara,” ucap pak Donny.

Setelah dua puluh menit mereka saling menghisap sampai pada akhirnya mereka bersama-sama mencapai klimaks dengan menyemprotkan cairan kenikmatan itu pada mulut mereka masing-masing.

Setelah puas dengan hasrat yang mencapai puncaknya , mereka pun masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri mereka.

Setelah mereka selesai membersihkan diri dari permainan yang telah dinikmati bersama, pak Donny mengambilkan wine dan menuangkan ke gelas mereka berdua. Tara akhirnya minum sampai tiga gelas wine. Di tengah sadarnya ia berbicara pada pak Donny.

“Mas..., saya ingin batang kemaluan itu bisa masuk ke area sensitif saya,” ucap Tara sambil menyetuh batang kemaluan pak Donny.

Seketika pak Donny terdiam dan bertanya lagi pada Tara.

“Yakin kamu ingin punya mas masuk ke sini,” jawab Pak Donny sambil memegang area sensitif Tara.

Kala itu mereka sedang berdiri berhadap-hadapan setelah masing-masing meminum tiga gelas wine.

“Iyaaa mas, saya ingin tahu rasanya,” ucap Tara sambil mengigit pelan puting susu pak Donny.

“Tara.... sebelumnya apa kamu pernah melakukannya?” tanya pak Donny.

“Belum pernah sih mas, tapi saya bener-bener pengen mas...,” ucap Tara sambil menghisap puting susu pak Donny secara terus menerus.

Karena hisapan pada puting susu dan kehangatan wine yang mereka minum, pak Donny pun tidak ingin meninggalkan kesempatan untuk mencoba keperawan Tara. Ia lalu mengangkat Tara ke tempat tidur yang sangat empuk dan lembut. Pak Donny hanya membuka sweater tebal yang di pakai Tara saja, karena saat ini Tara memang sudah tidak mengunakan celana dalam. Terlihat sekali bentuk tubuh Tara yang terlihat seksi dan masih kencang. Baik payudaranya ataupun bagian bokongnya. Area sensitifnya masih terlihat agak membengkak karena dalam satu hari sudah dua kali mencapai klimaks. Lalu pak Donny kembali menanyakan hal yang sama. Karena ia tidak ingin Tara menyesali perbuatannya. Walaupun kesempatan ini jarang terjadi dalam hidupnya tetap saja pak Donny harus meminta izin pada Tara.

“Yakin kamu ingin melepas keperawanan kamu bersama mas?” tanya pak Donny.

“Iyaa mas.... saya pengen sekali batang kemaluan mas masuk ke sini,” jawab Tara sambil menunjuk area sensitifnya.

Lalu pak Donny pun mulai mencium kening Tara. Dilanjutkan dengan mencium dengan lembut  kedua matanya, lehernya, kupingnya lalu setiap jengkal dari tubuh Tara dengan di jilat dan di cium, seolah-olah pak Donny tidak akan membiarkan sejengkal tubuh dari Tara yang tidak ia nikmati. Itu membuat Tara terus saja memegang area sensitifnya dan mengoyang-goyangkan bokongnya. Sebelum sampai pada area sensitif Tara, pak Donny terlebih dulu menjilat dan mencium seluruh bagian belakang Tara termasuk bokongnya dan hal itu membuat Tara kembali mendesah.

“Ououoh mas, badan saya terasa panas...geli dan eeenaak sekali mas...,” ucap Tara ketika pak Donny masih terus menjilati seluruh tubuhnya.

Setelah selesai dengan bagian belakang tubuh Tara, kini lidah pak Donny menjilati seluruh selangkangan dari Tara secara terus menerus hingga membuat Tara merintih merasakan kenikmatan yang sedikit demi sedikit diberikan oleh Pak Donny.

‘Mas...Ououh...Aaarhh...Ououaahhh  nikmat sekali mas...terasa geli,” ucap Tara sambil meliuk-liukan tubuhnya seperti seekor ular yang akan menyantap mangsanya.

Akhirnya Pak Donny sampai pada klitoris daerah tersensitif Tara. Dengan lembut ia menjilati seluruh dinding area sensitifnya Tara, hingga membuka klitorisnya untuk bisa dijilat dan di isapnya dengan lembut. dan itu membuat erangan dari Tara semakin menjadi.

“Eeenaakk mas, masukin mas...Ououhhh eenaak mas,” jerit kecil Tara ketika dengan lembut di isap klitorisnya.

Kedua kaki Tara pun di buka agak melebar oleh pak Donny, sebelum ia memasukan batang kemaluannya ia pun menghisap berkali-kali klitoris itu hingga membuat Tara menaik turunkan bokongnya ditambah rasa sensasi yang sebelumnya masih terasa berdenyut di seputar area sensitifnya. Akhirnya secara perlahan-lahan pak Donny pun memasukan batang kemaluannya yang bertambah besar. Baru saja setengah batang kemaluan itu masuk kedalam area sensitif Tara, ia telah merintih kenikmatan.

“Ouououohhhh Eeenaakk sekali batangnya mas, agak sedikit sakit mas...tapi Eeenaak mas, terus masukin sampai habis mass...Ouuoouhh Eennakkk,” ucap Tara sambil mengoyang-goyangkan bokongnya dan memegang bokong dari Pak Donny.

Pak Donny pun merasakan sempit pada area sensitif Tara ketika ia mulai memasukan setengah dari batang kemaluannya dengan cara keluar dan masuk untuk beberapa kali secara perlahan sampai akhirnya pak Donny pun memasukan batang kemaluannya seluruhnya secara perlahan ke dalam area sensitif Tara.

“Aaarrrhhhh Eeennaaak sekali mas...Ouuhh...Ououhhh,” desah Tara di tengah rintihannya ketika pak Donny mengenjot area sensitif Tara dengan sangat perlahan naik dan turun secara beraturan.

“Masss Eeennaak Ooouuooouuh terasa hangat sekali dan penuh di dalam  mas,” Tara merintih kenikmatan setelah batang kemaluan pak Donny masuk semua dalam area sensitifnya.

Pak Donny yang telah berpengalaman jelas merasakan perbedaannya. Area sensitif yang belum pernah terjamah oleh siapapun terasa sangat keset, sangat hangat di dalamnya dan ia sangat merasakan batang kemaluannya terhisap ke dalam area sensitif Tara. Walaupun ia dengan perlahan mengenjotnya tapi rasa nikmatnya terasa sangat beda dari beberapa wanita yang pernah ia nikmati.

“Aaaooouhhh....Eeennaaak sekali punya mu Tara,”  terdengar bergetar desahan pak Donny disaat terus mengenjot area sensitif Tara dengan perlahan naik dan turun.

Demikian pun dengan Tara yang dengan sekuat tenaganya mengoyangkan bokongnya naik dan turun walaupun terasa agak nyeri tapi ia terus saja mencari kenikmatan pada batang yang telah masuk penuh ke dalam area sensitifnya.

Ketika pak Donny melepas batang kemaluannya dari area sensitif Tara, terlihat darah keperawanan Tara menempel pada batang kemaluannya. Lalu ia pun mengambil tissu basah untuk membasuh batang kemaluannya sambil meminum satu gelas wine. Di lihat darah pada tissu yang ia pakai untuk membasuh batangnya. Diciumnya bibir Tara sambil mengatakan kalau dirinya memang masih perawan,

“Terima kasih sayang....kamu memang belum pernah terjamah,” ucap pak Donny lembut di telinga Tara.

Selesai minum segelas wine, pak Donny pun beranjak kembali ke tempat tidur dan dilihatnya Tara sudah tidak tahan dengan hasratnya. Hal itu bisa dilihat dari jemari tangannya yang terus memutar-mutar area klitorisnya sambil mengoyangkan bokongnya sendiri.

“Sabar sayang....mas akan berikan kenikmatan berulang kali malam ini,” ucap pak Donny sambil membuka kedua kaki dari Tara lalu ia mencium dan menghisap lembut klitorisnya.

“Ooouooouuuh mas, masukin...Eeenaaakk sekali tadi mas...,” rengek Tara sambil terus memainkan klitorisnya sendiri.

Lalu pak Donny secara perlahan-lahan memasukan batang kemaluannya dengan naik dan turun hingga masuk penuh kedalam area sensitif Tara.

“Eeeennnaaak mas....Ouoooouuuhhhh,” desah Tara sambil mengoyangkan bokongnya.

Pak Donny yang awalnya mengejot area sensitif itu secara perlahan, lama-lama karena sempitnya area sensitif itu di tambah rasa nikmat yang ia rasa demikian enaknya, pak Donny pun mulai mempercepat naik turun batangnya ke area sensitif Tara dan membuat Tara semakin mengoyangkan bokongnya. Serta menekan-nekan bokong pak Donny dengan kedua kakinya.

“Aaaarrhhhh....OouoUoohh....Eeenaaak sekali punyamu Tara,” desah pak Donny merasakan nikmat pada saat batang kemaluannya berada di dalam area sensitifnya serta merasakan goyangan didalam area sensitif Tara.

“Ooouuoooh....nikmatnya masss....Ouououhhhhh, terus tekan mass...,” jerit Tara sambil terus mengoyangkan bokongnya.

Akhirnya pak Donny pun memutar batang kemaluannya yang berada di dalam area sensitifnya dengan menekannya lebih dalam. Dan pak Donny merasakan batang kemaluannya menyentuh bagian yang terasa sangat enak ketka didalam area sensitif Tara. Hingga selain mendesah enak, pak Donny pun memutar lebih kencang lagi pada batang kemaluannya yang masih tetap tertancap di area sensitif Tara.

Hanya erangan-erangan kenikmatan mereka berdua saja yang terdengar ditengah malam ini. Setelah hampir tiga puluh menit mereka berpacu dalam birahi. Mereka sama-sama menekan area sensitif mereka dan mengoyangkan bokong mereka masing-masing, akhirnya cairan kenikmatan pun keluar secara bersamaan.

“Aaarrrhhhhhh Eeenaaak nya Tara,” ucap pak Donny ketika mencapai puncaknya dengan menekan batang kemaluannya pada area sensitif Tara.

“Ooouuuuahhhhh Eeennaaakkkk sekali ini mas,” ucap Tara dengan napas tersengal-sengal di tengah rasa klimaks yang terasa ke seluruh tubuhnya sambil mengangkat dan mengoyangkan bokongnya untuk lebih dalam lagi merasakan batang kemaluan dari pak Donny.

Mereka akhirnya terkapar malam ini ditempat tidur yang empuk dan nyaman. Mereka pun berpelukan dan saling berciuman masih dalam keadaan tidak mengenakan pakaian. Hingga akhirnya Tara mengatakan sesuatu pada pak Donny.

“Mas....saya merasa jatuh cinta pada mas,”  ucap Tara lirih sambil memeluk tubuh pak Donny.

“Aku juga jatuh cinta pada mu Tara, sejak pertemuan kedua kita,” ucap pak Donny sambil terus memeluk tubuh Tara.

“Terima kasih sayang...kamu telah mempercayaka kesucian mu pada mas,” ucap pak Donny.

Mereka pun terus saja masih berpelukan. Lalu pak Donny dalam keadaan masih telanjang bulat berjalan ke arah minuman wine dan menuangkan dua gelas wine. Pak Donny membawakan wine pada Tara yang masih berada ditempat tidur. Mereka minum wine di tempat tidur dengan kondisi masih dalam keadaan tidak mengunakan apapun.

“Tara....sekarang belajar di atas mas yaa....,” ucap pak Donny sambil menggoyang-goyangkan batang kemaluannya dan menyiramkan sisa dari wine digelasnya ke batang kemaluannya.

Melihat pak Donny mengoyang-goyangkan batang kemaluannya membuat hasrat Tara yang masih merasakan denyutan-denyutan di area sensitifnya kembali ingin merasakan kenikmatan itu dan mencoba berada di atas tubuh pak Donny.

“Yaaa mas, saya pengen coba di atas tubuh mas,” ucap Tara dengan manja sambil mengosok klitorisnya dengan sangat keras.

“Aaauuooh... udah terasa enak ini mas,” ucap Tara sambil menunjuk bagian klitorisnya yang telah ia gosok-gosokan sendiri dengan jemarinya.

Pak Donny pun mulai merebahkan tubuhnya, dan meminta Tara langsung naik ke atas tubuhnya, walaupun dengan keraguan Tara pun duduk di atas tubuh pak Donny.

Atas permintaan pak Donny, Tara pun mulai mengosok-gosokan area sensitifnya ke bagian dada pak Donny hingga pusarnya lalu ke atas. Pak Donny juga meminta Tara berjongkok persis di atas bibir pak Donny. Dengan hawa napsu kedua yang luar biasa ia pun melumat klitoris dengan hisapan yang kuat hingga membuat tubuh Tara bergetar. Pak Donny tidak membiarkan sedikitpun klitoris itu lepas dari hisapannya.

“Ooooouuuhhhhhh mas....Eeenaaaakkk sekali,” desah Tara sambil meronta-ronta meminta Pak Donny melepaskan klitorisnya.

Kemudian karena rasa enak yang sangat luar biasa, Tara pun mengangkat area sensitifnya dari bibir pak Dony dan menutup batang kemaluan pak Donny yang telah berdiri tegak.

“Aaaarrrhhhhhhhh,” jerit Tara ketika merasakan batang kemaluan pak Donny langsung masuk penuh ke dalam area sensitifnya.

Lalu pak Donny pun bangun dari posisi tidurnya dengan posisi duduk berhadap-hadapan hingga membuat seluruh batang kemaluan itu masuk tak tersisa. Ketika Tara mulai memutar bokongnya pak Donny pun meremas-remas payudaranya sambil sesekali dihisap dan menggigitnya perlahan.

“Eeenaak...Eeenaak...Eenaak....Ououuhhh....,” jerit Tara seiring genjotannya pada batang kemaluan pak Donny.

Tara seperti seorang kusir yang terus menghentak-hentakan bokongnya, naik turun serta mengoyangkan bokongnya dengan menekan area sensitifnya untuk tetap mencengkram batang kemaluan milik pak Donny. Goyangan naik turun Tara yang demikian menggila membuat pak Donny pun tidak tahan.

“Aaaarrrhhhhhh Eeennakk....niikkmaaattt sekali Tara,” desahnya di tengah isapan pada puting Tara.

Hanya sepuluh menit saja mereka mampu menahan puncak kenikmatan mereka. Akhirnya mereka pun bersama-sama mengeluarkan cairan kenikmatan itu dengan saling bergoyang dan menekan sampai mencapai titik klimaks mereka dengan desahan rasa nikmat dan napas tersengal mereka berdua. Akhirnya untuk kesekian kalinya mereka terkapar di tempat tidur.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status