Share

Bertekad

Miranda menepati janjinya. Sebelum pukul empat sore, yaitu tepatnya jam setengah empat, dia sudah tiba di wahana permainan milik Lukas untuk menjemput Joy. Bocah itu senang sekali melihat kedatangan tantenya. Dia memang sudah lelah bermain di tempat itu. Saking sang ayah dengan setia menemani dan mengajaknya mengobrol terus, anak laki-laki itu tidak sampai merasa bosan.

“Kas, sori. Aku besok masih harus bertemu dengan aktivis perempuan itu. Dia tadi belum selesai menjelaskan proposal-proposalnya tentang kegiatan sosial yang mungkin kuminati. Barangkali karena pertanyaanku terlalu banyak, jadi waktu pertemuan tadi nggak cukup baginya buat mengungkapkan semuanya. Apakah kamu besok bisa menjaga Joy lagi di sini? Kalau ya, sepulang sekolah dia langsung kuantarkan kemari. Kalau kamu sibuk, ya nggak apa-apa kutitipkan Joy di daycare aja.”

Mendengar pernyataan tanpa tedeng aling-aling kakak iparnya itu, Lukas mengerutkan keningnya. Dia heran, sepenting apa urusan Miranda dengan aktivis pere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status