Share

Pantag menyerah

"Apa aku harus mempercayainya? Jujur, aku sangat malu dengan tingkah lakumu itu. Sangat mengecewakan!" ketus Devian pergi meninggalkan aura seorang diri.

Aura mendesah sebal. Kepalan tangannya mulai menghantam meja yang ada di depannya.

"Lagi lagi, aku gagal menjatuhkannya!"

Kedua matanya memicing dan dengan cepat mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja. Amarah aura semakin memuncak saat nomor telepon yang akan ia hubungi tidak dapat di hubungi.

"Kenapa mereka tak bisa di hubungi, sih?" 

Aura semakin kesal.

"Mereka hanya salah paham!" Perkataan Saka yang mulai melintas di benak aura.

"Apa ini hanya alasan saka saja untuk menutupi hutang mereka?" tanya Aura menebak."Tak mungkin juga jika keluarga Arini sanggup membayarnya."

Di rumah, Arini terbangun dari tidurnya. Ia baru menyadari telah membiarkan saka menunggu.

"Bukankah kamu bilang akan menjenguk Bunda Elena? Hari ini, aku memiliki

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status