Share

Obat Tidur

Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul dua belas tepat waktu setempat. Lima belas menit aku duduk di ruangan berdua dengan Mas Arkan, tanpa bicara apapun, hanya diam membisu, dia malah tidur pulas di ranjang kamar hotel ini.

Aku pun menyisir rambut dengan sisir kecil yang selalu tersedia di dalam tas selempang, dan mengikatnya dengan tali warna hitam yang melingkar di pergelangan tangan, suasana di kamar ini membuatku merasa gerah meski dengan pendingin ruangan, karena tak jelas rasanya duduk sambil menunggui orang tidur. Aku pun bangkit seraya merapikan penampilanku yang agak kusut hendak meninggalkan Mas Arkan.

"Kamu mau kemana, Intan?" Suara Mas Arkan mengagetkanku. Kukira dia benar-benar tertidur, ternyata hanya merem saja.

Aku terkesiap dan menoleh ke arahnya, "Ya aku mau pulang," jawabku datar.

Ia bangkit dan berjalan menuju aku yang berdiri di dekat sofa, "Untuk apa, pulang? Makan dulu! Nanti Mas akan mengantarmu, jangan terburu-buru kit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status