Share

Bab 06

 

Izzuddin Elbarak, hanya bisa memandangi wajah polos gadis kecilnya miris dengan keadaan terlelap dikamar pribadinya. Lelaki itu membawa gadis kecilnya ke Apartemen pribadinya pasca tak sadarkan diri beberapa jam lalu, dari mata indahnya yang masih setia tertutup. Lelaki itu bisa menganalisis jika gadis kecilnya ini kebanyakkan menangis juga memikul beban berat yang selama ini ia tutupi dengan senyuman polos nan manjanya.

Bukan berarti Izzuddin tak peka selama ini, tapi sudah beberapa kali ia menanyakan;

'ada masalah apa? Ceritakan sama Kakak keluh kesahmu, bukannya selama ini kamu menganggap Kakak bukan hanya kekasihmu, tapi juga seorang Kakak pada adiknya?'

Bukannya menjawab, Gadis kecilnya itu malah berlagak bodoh dan polosnya minta ampun. Hanya untuk mengalihkan perhatian dengan alasan lapar, haus, ngantuk kadang manja bak anak kecil pada Ayahnya.

Izzuddin hanya bisa bernafas pasrah, Izzuddin tahu, Izzuddin mengerti, karena sedari masih dalam kandungan. Gadis kecilnya itu hidup tanpa seorang Ayah, sehingga ia banyak kehilangan sosok kasih sayang seorang Ayah. Tak jarang Izzuddin meminta kedua orang tuanya untuk memanjakan gadis malang itu, agar ia tak merasa kekurangan kasih sayang lagi.

Bahkan Izzuddin tak sedetikpun mengacuhkan gadis itu jika sedang dalam mode manja, sikapnya yang dewasa, jiwa ke Ayahan yang sangat kental. Membuatnya harus menjadi peran utama untuk membahagiakan gadis itu, ia juga bisa menjadi sosok Ayah juga Kakak untuk gadisnya, tanpa melupakan status bahwa ia adalah tunangan seorang Arsyilla Bellvania Azzahra, gadis polos nan lugu tapi tampak misterius.

Lelaki itu tersenyum miris jika mengingat status 'Tunangan' ia sadar diri karena seminggu yang lalu ia sudah berucap 'Berakhir' tanpa berfikir dua kali. Hatinya begitu sesak jika mengingat ucapannya sendiri, tapi ia harus apa? Ia yang salah disini? Ia juga harus memperjuangkan cintanya lagi? Ia tak ingin Bunda dan Ibu mertuanya kecewa, cukup ia dan Syilla yang merasakan kekecewaan ini.

"Sampai kapan kamu akan terus sembunyikan semua ini? Katakan jika kamu memang benar-benar tak mencintaiku dan menganggapku di sisimu hanya sebagai pelarian. Aku sadar diri kok! Selama tiga tahun kita menjalani hubungan ini, kamu hanya menganggapku sebagai seorang Kakak, nggak lebih dari itu."

"Walaupun selama ini kamu selalu merengek berusaha meyakinkan ku jika cintamu hanya untukku, hanya aku satu-satunya orang yang kamu cintai, yang kamu miliki dihatimu, hanya untuk menutupi kebohongan ini. Cih, sungguh bodohnya diriku, kau bilang cinta padaku, sayang padaku lalu apa kabar dengan foto pria itu, wajahnya yang mirip denganku, serasa aku adalah sisi lain dia yang kau anggap sebagai pelarian semu."

"Kamu tahu, aku mencintaimu atas ijin Allah, bahkan aku sudah siapkan pernikahan kita saat kamu lulus SMA nanti seperti apa yang selalu terlontar dalam bibirmu."

"Apa daya hari ini-detik ini juga kamu belum sepenuhnya jujur padaku, pada calon suamimu!! Membuatku ragu untuk melanjutkan hubungan ini. Sebenarnya sebesar apa rahasia yang kau tutupi dariku? Sampai-sampai membuatmu jadi gadis seperti ini."

"Sungguh aku benci Syilla-ku yang rapuh dan penuh misteri, aku mau Syilla-ku kembali, aku tak sanggup melihatmu seperti ini, karena disini sangat sakit." Ungkap lelaki itu lirih sambil menekan dadanya yang terasa sakit sekali.

Hari ini seorang Izzuddin Elbarak menampakkan sisi rapuhnya, ia bukan lelaki yang kuat dan tegas seperti yang orang lain tau selama ini. Izzuddin tetaplah manusia biasa yang butuh sandaran dan ketenangan disaat hatinya hancur tanpa tersisa, hatinya sudah terlalu sakit dan butuh diobati maka orang yang menorehkan luka itulah yang mampu menyembuhkan lukanya, seakan-akan meminta lembaran baru dengan orang yang sama dengan cerita yang baru.

"Kak Izzu... jangan pergi... hiks... jangan pergi, kakkk... hiks... Syilla mohon..." gigau Syilla tiba-tiba, membuat Izzuddin dilanda kecemasan.

"Hiks hiks... tidak! Jangan pergi, kakk!! Syilla mohon, maafin Syilla... hiks... Kak Izzu.... hiks..." gigau-nya kembali.

"Syilla, bangun, sayang! Hey... oh ya Tuhan, kamu demam."

Dengan wajah gusar Izzuddin segera menelpon seseorang, ketika tahu suhu tubuh Syilla naik dan bibir kecilnya itu tak berhenti mengigau. Selang beberapa menit kemudian ada seorang pria berpakaian kemeja biru dengan jas dokter yang diletakan dilengan kirinya.

"Ad-"

"Cepat periksa gadis gue," potong Izzuddin frustasi.

"Tenang bro, sabar dulu... ini juga mau gue periksa." Jawab dokter tampan itu, yang biasa dipanggil Dokter Matthew berprofesi sebagai dokter psycologi, tapi ia juga bisa menjadi Dokter umum profesional terpercaya keakuratannya.

Terlihat Dokter Matthew memberikan obat penenang gadis itu agar berhenti mengigau. Setelah itu ia mendekati Izzuddin yang tampak kacau malam ini. Dr. Matthew tahu betul jika sepupunya itu sangat menjaga gadis kecilnya bahkan saat si gadis sakitpun ia tampak tak terurus.

"Gimana?"

"Syilla hanya demam biasa, tampaknya dia banyak pikiran sehingga membuatnya frustasi seperti itu. Imun ketahanan tubuhnya sangat rendah sehingga membuatnya akan mudah tumbang, dan--"

"Dan apa?"

"Itulah yang harus kamu cari tahu, gadismu hampir saja menjadi gadis gila. Berikan vitamin ini agar tubuhnya kembali fit lagi, juga jangan lupa beri dia kasih sayangmu seutuhnya... aku balik dulu." ujar Dr. Matthew singkat dan langsung pamit pergi.

Selang beberapa detik kemudian lelaki itu termenung, mencoba mencerna ucapan Dr. Matthew barusan, Izzuddin sempat bingung akan pada dirinya sendiri. Sedetik kemudian lelaki itu tersenyum miris seakan mengerti apa jawabannya, di kecuplah dahi gadis itu lembut sambil mengusap lembut pipi cubby kesukaannya itu.

###Li.Qiaofeng

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
..............................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status