***
Paris ingin menyelesaikan pertikaian antara ibunya dan Jessica. Jadi, ia memutuskan untuk menemui ibunya keesokan harinya. Inggrid terlihat senang melihat Paris.
Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan juga. Ketika Paris berusaha menyimaknya ternyata sang ibu pun mau mengeluhkan sikap Jessica tempo hari. Mereka akan membicarakan hal yang sama.
"Mama menyerah dengan sikap calon istrimu itu," keluh Inggrid sebelum Paris berbicara.
"Aku memang mau mengatakan itu juga," ungkap Paris.
Lelaki itu memperhatikan ibunya yang langsung menyeringai. Paris menghela napas, berusaha menjadi penengah di antara ibu dan kekasihnya. Paris berusaha untuk tidak memihak Jessica maupun ibunya. Walaupun mungkin kedengarannya memang sulit dilakukan.
"Jessica pasti sudah mengatakan hal buruk tentang mama, kan? Mama tidak heran jika wanita itu melakukan hal semacam itu."
Inggrid sudah memasang wajah tidak suka. Dari awal ia sudah t
***"Earth. Kau sangat lucu."Paris tidak bisa menahan diri ketika melihat keponakannya yang bernama Earth Orlando tertawa. Bayi itu benar-benar tampak bahagia. Wajahnya terlihat sangat cerah. Paris begitu gemas sampai tidak sadar mengusap pipi bayi itu. Benar-benar bayi tampan."Hei. Maaf, Grace. Aku tidak sadar menyentuh pipinya."Paris mengambil tisu basah khusus wajah bayi kemudian membersihkan bekas sentuhan tangannya di pipi bayi itu. Dia sadar bahwa bayi yang sensitif terhadap bakteri. Paris tidak mau keponakannya sakit hanya karena ia menyentuh pipi Earth sembarangan."Kenapa harus minta maaf? Kamu bisa menyentuhnya kapan pun yang kamu mau. Ya ampun, Paris. Kau tidak harus membersihkan bekas tanganmu seperti itu." Ada senyuman setiap kali Grace berbicara. Tentu itu akan membuat siapapun merasa nyaman melihatnya.Jika diamati Grace memang wanita yang sangat cantik. Apalagi ia begitu murah senyum. Jarang sekali
***"Bagaimana rasanya menjadi calon pengantin? Calon menantu Mahendra Orlando?" tanya Ester ketika Jessica dan dirinya makan siang sehabis bekerja.Menjadi calon menantu keluarga terpandang pasti sangat luar biasa. Banyak gadis mudah menginginkan menjadi menantu Mahendra Orlando yang kaya raya itu. Saat ini Jessica menjadi pusat perhatian. Banyak yang iri kepadanya. Banyak yang menginginkan berada di posisi posisi Jessica sekarang ini.Ester mengamati penampilan Jessica yang makin hari makin mengagumkan. Beberapa orang pasti pangling melihat perubahan wanita itu. Jessica jauh lebih cantik dari biasanya.Sudah lama Ester tidak melakukan makan siang bersama Jessica. Mungkin ini yang pertama kali setelah mereka melakukan perkemahan di pedalaman NY. Saat Ester masih berpacaran dengan Travis."Biasa saja. Maksudku aku senang bisa menikah dengan Paris tanpa ada
***"Aku senang berbicara denganmu, Jessica. Kau selalu membuat siapapun merasa nyaman."Ankara berujar di ujung panggilan teleponnya. Jessica menampilkan senyum walaupun sebenarnya Ankara tidak akan menyaksikan senyuman itu. Mereka berada di tempat yang berbeda."Trims. Aku akan menutup teleponnya."Jessica mengatakan itu setelah melihat Paris memarkirkan mobil. Jessica memang menghabiskan makan siangnya di kafe dekat galeri milik Paris. Sementara Paris sendiri baru datang dari rumah ibunya. Mereka berpapasan sehingga membuat Paris mampir di sana.Paris tampak gagah hari ini."Hei, Jessica. Aku jalan duluan ya. Kurasa Paris akan mengajakmu ke suatu tempat."Ester melambaikan tangan. Dia tidak mau menjadi pengganggu antara Paris dan Jessica. Jadi, ia memilih pergi, meninggalkan mereka berdua. Ester tidak mau menganggu orang yang berkencan."Kau tidak seharusnya pergi. Astaga! Aku tidak akan memakan
***Keinginan untuk mendekatkan Inggrid dan Jessica tampaknya terealisasikan. Paris sudah merencanakan pertemuan keduanya di sebuah restoran mahal. Paris ikut dalam pertemuan itu karena tidak ingin ada pertengkaran di antara dua orang itu.Jessica ditemani ibunya, Yvone Flowers. Mereka sepakat untuk saling mengenal satu sama lain. Orang bilang tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, mereka berusaha saling mengenal satu sama lainnya. Semoga itu berlangsung dengan baik."Kau memiliki barang yang cukup mahal, Yvone. Aku sangat suka Celine. Kau tahu."Inggrid memulai obrolan di antara mereka. Kebetulan wanita itu sempat melirik brand bernama Celine yang dikenakan oleh Yvone Flowers."Ngomong-ngomong, aku tidak bermaksud menghina. Aku berbicara apa adanya. Aku sedang memujimu." Inggrid tersenyum. Dia cepat-cepat mengatakan itu karena tidak ingin ada kesalahpahaman dalam menginterpretasikan perkataannya sebelumnya.
***Perawatan kaki Grace terus berlanjut. Wanita itu mulai diarahkan untuk belajar berjalan. Ada alat khusus yang diberikan padanya untuk membantu dirinya berjalan. Siang ini Ankara ada rapat sebentar.Jadi, Grace berangkat sendirian. Sopir hanya mengantarnya sampai di rumah sakit lalu pulang. Dia akan menjemput kalau Grace sudah menghubungi kembali.Sebenarnya Ankara mengutus satu pelayan mengantarnya. Namun, Grace memilih untuk datang sendiri. Grace tetaplah Grace. Dia tidak mau merepotkan siapa pun. Dia selalu menjadi wanita paling tabah yang pernah ada. Alasan Ankara mempertahankan hubungan rumah tangga mereka."Mom tidak usah cemas. Aku baik-baik saja."Melanie, ibunda Grace belakangan ini jarang mengunjungi Grace. Namun, ia tidak pernah absen menelepon putrinya. Hampir setiap malam ia menelepon putrinya. Usaha wanita itu cukup berkembang, dan selalu ada ia juga tergabung dalam komunitas sosial sehingga waktunya tersita. 
***Apa yang Grace duga sebelumnya ternyata benar adanya. Ketika Grace dan Paris sampai ke ruangan inap Jessica, wanita itu langsung menunjukkan ekspresi bahagia. Dia menunjukkan kertas yang berisi pernyataan dokter bahwa Jessica tengah hamil."Hamil?"Paris menaikkan alisnya. Dia cukup terkejut dengan kehamilan Jessica. Mereka belum lama bersama setelah sempat berpisah karena kesalahpahaman, dan Jessica langsung hamil. Memang mereka lebih rutin bercinta. Namun, entah bagaimana Paris tiba-tiba saja terdiam."Tertulis janinnya berusia enam minggu," ujar Paris datar.Mendadak Paris mengingat sesuatu. Saat mereka putus, Jessica dan Ankara menghabiskan malam bersama di hotel di Prancis. Paris tidak tahu ap
***Jessica dan Paris tidak menemukan keberadaan Grace. Sehingga mereka menghubungi Ankara melalui panggilan telepon. Mungkin Ankara bisa membantu menjelaskan kepada Grace.Lagipula, lebih baik Ankara bersiap-siap memberikan jawaban kepada Grace. Paris yakin kalau Grace pasti sedang menuju kantor Ankara sekarang ini."Maafkan aku, Ankara. Mungkin aku baru saja membuatmu berada dalam masalah," kata Paris memulai dengan ragu.Ankara pasti sedang sibuk dengan bisnisnya. Lalu, kini permasalahan lelaki itu semakin bertambah karena Paris tidak sengaja memberitahu Grace mengenai rahasia yang tidak seharusnya Grace ketahui. Tentang peristiwa tempo hari."Apa maksudmu, Paris? Nanti saja kau jelaskan padaku. Aku sedang sibuk."Tebakan Paris benar. Ankara tengah sibuk bekerja. Namun, Paris tidak bisa berdiam diri. Dia harus memberitahu Paris segera.
***Grace benar-benar datang ke kantor Ankara. Mata wanita itu berkaca-kaca. Hati Ankara terluka melihatnya. Untungnya, ia sudah memiliki seseorang yang bisa membantunya dalam menjelaskan peristiwa di kota Prancis bersama Jessica. Saat itu Ankara hanya menyelamatkan Jessica dari kejaran Liam."Grace!" panggil Ankara.Dia langsung menghampiri istrinya yang masuk ke dalam ruangannya. Pria itu berlutut, menyejajarkan badannya dengan Grace yang berada di atas kursi roda.Mereka harus bicara empat mata agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka. Ankara ingin meluruskan segalanya."Kau pembohong! Aku tidak mau mempercayaimu lagi!"