Share

Bab 85

Yara memandang Yudha untuk meminta bantuan, tetapi dia malah melihat Yudha mengangguk tak berdaya.

Yara tidak punya pilihan selain mengulurkan tangannya. "Kakek, benar-benar nggak apa-apa, sebentar lagi juga sembuh."

Tangan Kakek Susilo sangat kurus, tulang-tulangnya sampai bisa terlihat. Punggung tangannya tertutup bintik-bintik tanda penuaan, tetapi telapak tangannya sangat hangat.

Dia dengan lembut menyentuh jari-jari Yara dan kemudian mengangkat kepalanya dengan sakit hati. "Nak, tanganmu terluka sampai begini, apa kamu masih melukis?"

Jantung Yara berdebar, dia berusaha menundukkan matanya dan berbohong sambil tersenyum. "Bisa, beberapa hari lagi juga sudah bisa."

Kakek Susilo memandang Yudha, "Katakan."

"Kalau nggak dirawat dengan baik, tangan kanannya mungkin nggak bisa menggambar lagi." Yudha dengan tenang menceritakan.

"Yudha!" Yara dengan marah memelototi dan buru-buru melihat Kakek Susilo. Benar saja, dia melihat Kakek Susilo sedang termenung.

"Kakek, jangan dengarkan omong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status